5 KB yang Aman Setelah Melahirkan Berdasarkan Jangka Waktu Pemakaian

14 Juni 2024 18:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KB yang Aman Setelah Melahirkan. Foto: Rabizo Anatolii/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KB yang Aman Setelah Melahirkan. Foto: Rabizo Anatolii/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada dasarnya, KB yang aman setelah melahirkan mencakup semua metode kontrasepsi. Beberapa metode bisa dilakukan tepat setelah melahirkan, tapi ada pula yang harus menunggu beberapa minggu terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Meski semua KB tergolong aman untuk ibu yang baru melahirkan, tapi ibu menyusui mungkin perlu sedikit lebih selektif dalam memilih. Pasalnya, ada beberapa metode yang bisa mempengaruhi produksi ASI.
Disarankan untuk menghindari metode kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dalam kadar tinggi. Mengutip Healthline, hormon estrogen dapat mengurangi produksi ASI.

5 KB yang Aman Setelah Melahirkan

Ilustrasi KB yang Aman Setelah Melahirkan. Foto: areeya_ann/Shutterstock
Menurut UT Southwesten Medical Center, secara umum ada tiga kategori metode kontrasepsi yang biasanya ditawarkan pada ibu yang baru melahirkan. Kategori ini dibedakan berdasarkan jangka waktu pemakaian.
Ada KB yang mencegah kehamilan dalam hitungan bulan, tahun, hingga permanen. Anda cukup memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini penjelasannya:

1. KB Jangka Bulanan

Bagi Anda yang ingin kembali hamil dalam waktu dekat, bisa menggunakan suntik KB. Mengutip Healthline, dokter akan menyuntikkan hormon progestin ke dalam tubuh untuk mencegah ovulasi.
ADVERTISEMENT
Prosedur penyuntikan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Tingkat efektivitasnya mencapai 99% jika dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan dokter.
Jika Anda terlambat mendapatkan suntikan, disarankan untuk menggunakan kondom saat berhubungan badan di minggu pertama guna mencegah kehamilan.
Metode kontrasepsi ini tidak mengurangi produksi ASI. Namun, kesuburan akan sedikit terganggu. Beberapa orang mungkin butuh waktu sekitar 1 tahun untuk kembali subur setelah berhenti mendapatkan suntikan.

2. KB Jangka Tahunan

Ilustrasi dokter menjelaskan pemasangan KB IUD Foto: mariakray/Shutterstock
Metode yang termasuk dalam kategori ini adalah IUD (intrauterine devices) dan KB implan. Berikut ini perbedaannya:
a. IUD
Metode IUD dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk T yang terbuat dari tembaga (tanpa hormon) atau plastik (mengandung hormon) ke dalam rahim. Panjang alatnya sekitar 2 inci dan dapat dipasang lewat vagina, tanpa perlu pembedahan.
ADVERTISEMENT
IUD juga bisa langsung dipasang setelah operasi caesar, sebelum sayatan rahim ditutup. Anda bisa konsultasikan dengan dokter terkait hal ini.
Menurut NHS, metode kontrasepsi ini dapat bertahan selama 5-10 tahun, tergantung jenis yang digunakan. IUD juga bisa dijadikan alat kontrasepsi darurat, maksudnya bisa langsung dipakai untuk mencegah kehamilan setelah Anda berhubungan badan tanpa kondom atau alat kontrasepsi lain.
IUD pun aman untuk ibu menyusui dan tidak memengaruhi kesuburan. Begitu alatnya dilepas, Anda bisa langsung hamil kembali.
b. KB Implan
KB implan dilakukan dengan cara menanamkan alat seukuran korek api di bagian dalam lengan. Alat tersebut mengandung hormon pencegah kehamilan yang sama dengan suntik KB.
Namun, Anda tak perlu bolak-balik rumah sakit setiap 3 bulan seperti suntik KB. Pasalnya, implan bisa mencegah kehamilan dengan efektif hingga 3 tahun.
ADVERTISEMENT
KB implan juga tidak memengaruhi produksi ASI. Begitu implan dilepas, peluang kehamilan akan langsung kembali.

3. KB Permanen

Bagi wanita yang tidak ingin hamil kembali bisa menggunakan KB permanen, yakni tubektomi. Metode ini dilakukan dengan cara menutup atau mengikat saluran tuba falopi.
Tuba falopi adalah jalur yang dilalui sel telur dari ovarium ke rahim. Dalam perjalanannya, sel telur bisa saja bertemu dengan sperma dan berujung dibuahi. Jika saluran ini ditutup, sperma tak akan bisa membuahi sel telur lagi.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), tingkat efektivitas metode ini lebih dari 99%. Prosedurnya pun bisa dilakukan segera setelah melahirkan.