5 Kecemasan Utama yang Dirasakan Suami saat Menjadi Ayah Baru

19 Januari 2025 17:00 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ayah dan bayi baru lahir. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayah dan bayi baru lahir. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran sebagai orang tua baru, tidak hanya dirasakan oleh ibu saja, melainkan suami juga bisa merasakannya saat menyandang status baru sebagai ayah. Meskipun rasa bahagia sudah pasti menyelimuti perasaannya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga beban pikiran tentang rasa tanggung jawabnya kepada anak.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, misalnya saja, para suami mungkin merasa cemas bila ia tidak bisa merawat dan mendidik si kecil dengan baik, waktunya me time mungkin juga akan berkurang saat menjadi ayah, dan masih banyak lagi. Bila suami Anda mengatakan hal ini kepada Anda, ini adalah sesuatu yang normal dirasakan oleh setiap pria yang menjadi ayah baru, Moms.

Kecemasan Utama yang Dirasakan Suami saat Jadi Ayah Baru dan Cara Membantu Mengatasinya

Mengutip Parents, Bruce Linton, Ph.D, Terapis Keluarga di Berkeley, California, Amerika Serikat, sekaligus pendiri Fathers Forum mengatakan wajar jika seorang ayah baru merasa takut tentang finansial dan kemampuannya untuk menjadi orang tua yang baik. Selain itu, mungkin suami Anda juga akan merasakan persaingan baru untuk mendapatkan perhatian dari istrinya
ADVERTISEMENT
"Kuncinya adalah mengatasi rasa ketakutan ini, bukan justru membiarkannya berlarut-larut," ujarnya. Nah berikut adalah kecemasan terbesar yang dihadapi suami sebagai ayah dan cara untuk mengatasinya, Moms.
1. Urusan Finansial
Mengelola keuangan keluarga. Foto: Makistock/Shutterstock
Ketika sudah memiliki anak, kebutuhan di dalam keluarga pun mau tidak mau ikut naik. Tekanan finansial bisa semakin membesar jika seorang ayah menjadi satu-satunya pencari nafkah. Semua uang yang suami Anda miliki untuk melakukan hobinya misalnya, kini beralih untuk membeli popok anak. Hal tersebut tentu membuatnya merasa cemas.
Untuk mengatasinya, jangan biarkan pikirannya tentang finansial keluarga ditanggung suami Anda sendiri, Moms. Kuncinya adalah membantu suami untuk menentukan skala prioritas dan menetapkan anggaran keluarga yang sesuai dengan kemampuan suami. Misalnya, bagaimana caranya agar tetap bisa melakukan hobinya, namun tidak sebanyak sebelumnya dan lain-lain. Perubahan gaya hidup akan menentukan keberhasilan finansial.
ADVERTISEMENT
2. Peran Ayah yang Baik
Siapa sih yang tidak ingin menjadi orang tua yang baik untuk anak-anaknya. Anda dan suami tentu berharap hal yang sama kan, Moms? Namun tidak seperti Anda yang mungkin secara naluri mengetahui tentang si kecil karena ikatan batin yang terjalin secara alami sejak mengandung dan melahirkan.
Tetapi tidak untuk ayah. Ayah baru sering kali tidak tahu apa-apa tentang bagaimana cara memberi makan yang benar, memandikan bayi, mengganti pakaian, menyendawakan bayi, dan merawat bayinya. Mereka cenderung kurang percaya diri daripada ibu baru.
Untuk membantunya melewati masa-masa ini, pahamilah bahwa ayah juga perlu belajar dari awal dan tidak akan menjadi ahli dalam semalam, Moms. Cobalah minta suami untuk menghabiskan banyak waktu bersama si kecil. Semakin sering ia bersama anaknya, semakin dekat pula hubungan yang terjalin.
ADVERTISEMENT
3. Tidak Bisa Fokus Keluarga Karena Pekerjaan
Ilustrasi suami istri berpelukan. Foto: Shutterstock
Ayah masa kini mendefinisikan diri mereka tidak hanya sebagai pencari nafkah tetapi juga sebagai seseorang yang bertanggung jawab untuk merawat anak. Hal tersebut, bisa membuat ayah cemas karena tidak bisa membagi waktunya dengan baik.
Untuk mengatasinya, cobalah berikan nasihat pada suami bagaimana cara membagi waktu yang tepat. Apalagi bila Anda juga seorang ibu bekerja, Moms. Wanita telah membuktikan selama bertahun-tahun bahwa dengan sedikit fleksibilitas, hal itu mungkin untuk dipenuhi di tempat kerja dan di rumah. Keseimbangan itu sulit didapat, tetapi bisa dilakukan bila Anda dan suami belajar bersama.
4. Takut Tidak Mendapatkan Perhatian Istri
Salah satu kekhawatiran terbesar ayah adalah Anda tidak lagi perhatian padanya setelah memiliki anak. Ya, beberapa suami mulai merasa sebagai orang ketiga dan timbullah rasa cemburu. Penyesuaian ini tentu tidak mudah bagi ayah, apalagi Anda terlalu fokus pada anak sampai-sampai lupa memperhatikan suami.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, cobalah untuk membagi waktu antara mengurus si kecil dan luangkan waktu berkualitas bersama suami saat anak tidur. Hal ini akan membuat Anda dan suami terhubung kembali.
5. Tidak Bebas Seperti Dulu
Ilustrasi ayah dan bayi. Foto: Shutterstock
Banyak pria yang takut akan kehilangan identitas lamanya karena menjalani peran barunya sebagai seorang ayah. Misalnya dia tidak punya waktu lagi untuk bertemu dengan sahabat-sahabatnya dan meninggalkan hobi yang disukainya. Oleh sebab itu, cobalah yakinkan suami tentang hal ini, Moms.
Buatlah kesepakatan dengannya tentang komitmen dan prioritas. Bantu suami untuk mengatur jadwal kapan dia bisa memiliki waktu 'me time' dan kapan ia harus bergantian dengan Anda menjaga si kecil. Dengan begitu, perannya sebagai seorang ayah dan kebutuhannya sebagai seorang individu tetap bisa terpenuhi dengan baik.
ADVERTISEMENT