5 Keunikan Hari Raya Nyepi yang Bisa Diceritakan pada Anak

3 Maret 2022 18:08 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menjelaskan makna Nyepi ke Anak. Foto: kornnphoto/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menjelaskan makna Nyepi ke Anak. Foto: kornnphoto/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahun ini, Hari Raya Nyepi jatuh pada Kamis tanggal 3 Maret. Penghitungan tersebut didasarkan pada Kalender Saka. Mengutip laman resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, Hari Raya Nyepi memiliki tujuan religius yang sangat penting. Antara lain untuk memohon kehadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
ADVERTISEMENT
Nah Moms, sudah pernah menjelaskan tentang Hari Raya Nyepi pada si kecil? Kalau pun keluarga Anda tidak merayakannya, anak perlu memahami apa yang dimaksud dengan Hari Raya Nyepi. Tak hanya berguna untuk menambah wawasan anak, hal ini akan membantu si kecil memahami dan menghargai keberagaman sekaligus menumbuhkan rasa toleransi beragama.
Mulai dari mana, ya?
Tidak usah bingung. Sampaikan saja beberapa fakta menarik mengenai Hari Raya Nyepi seperti yang sudah kumparanMOM rangkum berikut ini.

Hari Raya yang Tidak Meriah

Pecalang atau petugas pengamanan desa adat di Bali memantau situasi jalan raya saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di wilayah Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Kamis (3/3/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Hari Raya biasanya dirayakan dengan kemeriahan. Berkumpul bersama keluarga, makan-makan, bertukar bingkisan atau menyanyikan lagu-lagu pujian. Tapi tidak begitu dengan Hari Raya Nyepi yang justru dilaksanakan dengan penuh kesunyian atau keheningan. Sebagaimana namanya, Nyepi berasal dari kata 'sepi'.
ADVERTISEMENT

Hari Raya Nyepi Hanya Ada di Indonesia

Hari Raya Nyepi jatuh pada momen pergantian Tahun Saka. Umat Hindu di India, juga memperingati momen pergantian tahun ini namun dengan perayaan yang gegap gempita. Mereka tidak melakukan kontemplasi seperti umat Hindu di Indonesia.

Berlangsung Selama 24 Jam

Ilustrasi anak dan jam. Foto: Anutr Yossundara/shutterstock
Saat Nyepi, umat Hindu Bali tidak hanya berpuasa makan dan minum tapi juga wajib menjalankan empat pantangan yang disebut Catur Brata: Amati Geni (tidak ada api, listrik atau apa pun yang berhubungan atau terkait dengan api seperti amarah), Amati Karya (tidak ada aktivitas, kegiatan bekerja atau berkarya), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak ada hiburan).
Puasa dan Catur Brata di Hari Raya Nyepi, dilakukan selama 24 jam mulai pukul 6 pagi.
ADVERTISEMENT

Identik dengan Pawai Ogoh-ogoh

Sejumlah pemuda Hindu mengarak Ogoh-ogoh pada pawai terbatas di Pura Agung Wanakertha Jagatnatha, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (2/3/2022). Foto: Basri Marzuki/Antara Foto
Sekitar dua atau tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali mengadakan upacara penyucian yang disebut Melasti. Upacara ini antara lain berupa berparade ke tempat-tempat suci di pantai atau danau yang melambangkan air suci bernama Tirta Amerta yang bertujuan untuk membersihkan diri manusia dan alam.
Sementara sehari sebelum Hari Raya Nyepi, digelar upacara Buta Yadnya dan pawai Ogoh-ogoh yang bertujuan mengusir roh jahat dan makhluk-makhluk yang sering mengganggu kehidupan manusia. Namun sejak pandemi COVID-19 merebak, pawai ogoh-ogoh tak digelar di Bali.

Berdampak Baik untuk Lingkungan

Catur Brata di Hari Raya Nyepi berdampak baik pada lingkungan. Foto: Shutterstock
Kegiatan Catur Brata di Hari Raya Nyepi membawa dampak baik untuk lingkungan. Di pulau Bali saja, tercatat emisi Karbon Dioksida berkurang hingga 20.000 ton dan emisi gas rumah kaca berkurang hingga 33% pada Hari Raya Nyepi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, selama Hari Raya Nyepi, diperkirakan 60% listrik dihemat di Bali atau sekitar 290 megawatt (MW) dengan nilai sekitar 4 miliar Rupiah. Begitu juga dengan penggunaan solar yang dihemat hingga 500.000 liter di dua PLTU di Bali.