Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak ingin anaknya sukses di masa depan? Mampu menyelesaikan pendidikan, mendapatkan pekerjaan yang baik, hingga —seperti doa kebanyakan orang tua, bisa menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama. Tapi tentu saja, sukses tidak bisa datang dengan sendirinya. Orang tua pun, berlomba-lomba mempersiapkan anaknya dengan berbagai cara.
ADVERTISEMENT
Tapi sebuah penelitian dari seorang psikolog yang dikutip kumparan (kumparan.com) dari laman MSN , ada lima hal lagi yang bisa menjadi kunci kesuksesan seorang anak di masa mendatang. Uniknya, ke lima kunci ini bukan terletak pada hal-hal yang dilakukan oleh anak saja —tapi justru dimulai dari sikap orangtua.
Pertama, orang tua yang gemar mengajarkan keterampilan sosial pada anak-anak mereka. Periset dari Pennsylvania State University dan Duke University melacak lebih dari 700 anak TK di seluruh Amerika Serikat sampai umurnya mencapai 25 tahun.
Studi selama 20 tahun ini menunjukan bahwa mereka yang memiliki keterampilan sosial seperti membantu sesama yang membutuhkan, bekerja sama dengan temannya tanpa disuruh, dan bisa memahami perasaan orang lain, akan tumbuh lebih sukses dibandingkan mereka yang tidak memiliki keterampilan sosial seperti itu.
ADVERTISEMENT
"Studi ini menunjukkan bahwa membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional adalah salah satu hal terpenting yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan masa depan yang sehat," kata Kristin Schubert, direktur program di Robert Wood Johnson Foundation
Kedua, orang tua yang selalu memiliki harapan tinggi pada anaknya. Dengan menggunakan data dari survei nasional terhadap 6.600 anak yang lahir pada tahun 2001, penelitian yang dilakukan oleh Profesor Los Angeles Neal Halfon dan rekan-rekannya di University of California menemukan bahwa, harapan orang tua terhadap anak-anak mereka memiliki pengaruh yang besar terhadap kesuksesan di masa depan.
Ketiga, orang tua yang selalu berusaha menjaga hubungan yang baik dan dekat antar anggota keluarga. Dilansir dari laman Independent , anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga dengan konflik atau bercerai misalnya, cenderung berubah menjadi anak yang sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain sehingga menghambat buah hati untuk sukses di masa depan. Robert Hughes Jr., profesor dan kepala Departemen Pengembangan Manusia dan Masyarakat di University of Illinois mengatakan bahwa konflik antara orang tua sebelum perceraian bisa mempengaruhi anak-anak secara negatif, sementara konflik pasca perceraian memiliki pengaruh yang kuat terhadap penyesuaian diri anak-anak.
Keempat, orang tua yang bersekolah sampai pendidikan yang tinggi. Penelitian A2014 yang dilakukan oleh psikolog University of Michigan, Sandra Tang, menemukan bahwa ibu yang menyelesaikan sekolah setidaknya hingga jenjang SMA atau perguruan tinggi umumnya memiliki anak yang dapat menyelesaikan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi. Hal ini dikarenakannya ada panutan maupun tuntutan dari sang ibu, agar anaknya bisa bersekolah lebih tinggi —atau setidaknya sama dengan dirinya. "Tingkat pendidikan orang tua secara signifikan memprediksi keberhasilan pendidikan dan pekerjaan bagi anak dalam 40 tahun mendatang," ujar Psikolog Bowling Green State di University Eric Dubow.
Kelima, orang tua tidak memiliki tingkatan stres berlebih. Sebuah penelitian yang dikutip oleh Brigid Schulte di The Washington Post mengatakan bahwa jumlah jam yang dihabiskan ibu dengan anaknya (usia 3 sampai 11) bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak ke depannya. "Tekanan pada ibu terutama jika ibu sedang stres karena pekerjaan akan membawa dampak buruk pada anak," tulis sosiolog Kei Nomaguchi, seorang sosiolog dari Bowling Green State University. Jika sang ibu terus 'menularkan' efek stres yang dialami pada anak, maka anak akan merasa kehilangan sosok ibu yang penyayang. Sehingga pada akhirnya anak akan terus merasa sedih, sendiri, dan depresi.
ADVERTISEMENT
Jadi bagaimana dengan Anda dan pasangan, Moms? Sudah siap mencetak anak sukses?