5 Mitos soal Melahirkan Caesar dan Pervaginam

19 Juni 2023 17:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi posisi tidur ibu setelah melahirkan secara caesar.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi posisi tidur ibu setelah melahirkan secara caesar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Media sosial diramaikan dengan video yang menunjukkan seorang ibu hamil mengalami ketuban pecah dini (KPD) dan kondisinya darurat, tapi tidak bisa segera dirujuk ke rumah sakit untuk operasi caesar.
ADVERTISEMENT
Bukan karena keterbatasan layanan, melainkan karena ibu mertuanya menolak melahirkan melalui operasi caesar, dengan alasan menantunya terlihat masih sehat.
Sang menantu, yakni ibu hamil tersebut, sebetulnya sudah setuju untuk dirujuk. Pihak bidan juga telah berkoordinasi dengan rumah sakit dan siap untuk dirujuk, namun keluarga tetap menolak. Bahkan bidan dan tenaga medis setempat sudah melibatkan perangkat desa di wilayah itu, namun ibu mertua tetap keukeuh.
Keluarga mengaku, kendalanya bukan biaya, sebab ibu hamil tersebut sudah memiliki BPJS. Akibatnya, bayi tersebut meninggal dunia karena tak kunjung mendapatkan penanganan.
Moms, mitos yang menyebut 'belum menjadi ibu kalau belum lahiran normal--yang dimaksud adalah pervaginam' memang masih beredar di kalangan masyarakat dan tak sedikit yang mempercayainya. Mitos tersebut terkadang menyulitkan ibu yang hendak melahirkan bayinya dengan aman.
ADVERTISEMENT
Padahal caesar dan pervaginam menjadi dua metode melahirkan yang bisa dijalani ibu. Keduanya sama-sama baik dilakukan untuk keselamatan ibu dan bayi. Keputusan untuk melahirkan dengan metode yang mana biasanya berdasarkan pertimbangan dari kondisi ibu dan janin.
Lantas, apa saja mitos soal melahirkan caesar dan pervaginam?

Mitos soal Melahirkan Caesar dan Pervaginam

Ilustrasi melahirkan dengan operasi caesar. Foto: Shutterstock
1. Mitos: tubuh ibu diciptakan untuk melahirkan normal
Fakta: Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), hampir 800 ibu meninggal setiap hari karena penyebab yang sebenarnya dapat dicegah saat hamil maupun persalinan.
2. Mitos: gagal jadi ibu kalau melahirkan caesar
Fakta: Baik caesar maupun pervaginam sama-sama proses melahirkan yang tidak mudah bagi ibu.
Melahirkan dengan operasi caesar dan pervaginam juga memiliki risiko masing-masing apabila persiapannya tidak maksimal. Belum lagi jika ada kondisi khusus yang tiba-tiba terjadi dan membutuhkan penanganan segera. Jadi, tak perlu sedih atau kecewa jika metode kelahiran bayi tidak sesuai rencana. Anda tetap lah ibu yang hebat bagaimana pun caranya saat melahirkan si kecil, Moms.
ADVERTISEMENT
3. Mitos: bayi lahir caesar jadi gampang sakit
Fakta: bayi yang lahir melalui operasi caesar memang tidak mendapatkan bakteri baik dari usus saat melewati jalan lahir, tapi bukan berarti sistem imunnya akan rendah.
Nah, yang bisa dilakukan adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesegera mungkin setelah si kecil lahir agar tubuhnya bisa segera beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim, sekaligus mendapatkan nutrisi yang baik untuk tubuhnya.
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: chalermphon_tiam/Shutterstock
4. Mitos: tidak bisa melahirkan normal setelah caesar
Fakta: umumnya keputusan soal melahirkan normal atau caesar tergantung pada kondisi ibu selama kehamilan. Ibu yang melahirkan caesar tak menutup kemungkinan untuk melahirkan normal pada persalinan berikutnya asalkan jarak usianya sudah sesuai dengan saran dokter dan memiliki kondisi kesehatan yang baik.
ADVERTISEMENT
5. Mitos: nanas bisa jadi induksi alami
Fakta: mengutip What to Expect, beberapa ahli menjelaskan bahwa nanas dan aneka buah tropis lainnya seperti pepaya, mangga dan kiwi, memang mengandung enzim bromelain. Namun, belum ada penelitian yang menunjukkan bila bromelain bisa merangsang kontraksi rahim.