5 Pos Pengeluaran Baru Setelah Bayi Lahir

8 Januari 2020 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat bayi lahir, tentu akan memberi banyak perubahan dalam kehidupan rumah tangga Anda dan suami. Ya, salah satunya terkait masalah biaya pengeluaran. Jika mungkin sebelum punya anak Anda dan suami rajin menyisihkan uang untuk ditabung dan hanya memikirkan kebutuhan masing-masing, kini keadaannya pun telah berubah. Oleh karena itu, Anda dan pasangan pastinya perlu melakukan penyesuaian.
ADVERTISEMENT
Nadia Mulya dan Prita Hapsari Ghozie dalam bukunya yang berjudul MoneySmart Parent: Panduan Praktis Perencanaan Keuangan Orang Tua Baru, menuliskan bahwa terdapat 5 pos pengeluaran setelah bayi lahir. Hal ini tentunya akan mengubah anggaran bulanan rumah tangga yang selama ini Anda jalankan bersama suami. Yuk, disimak ulasannya, Moms
ilustrasi ayah dan bayi baru lahir Foto: shutterstock
1. Biaya kunjungan ke dokter
Ini menjadi salah satu hal penting yang harus Anda dan suami masukkan dalam pos pengeluaran setelah bayi lahir, Moms. Sebab, kondisi bayi sendiri yang masih rentan terkena virus, masih membutuhkan perhatian dari dokter anak atau bidan. Selain itu, dalam minggu pertama kehidupan bayi, Anda tentunya harus bisa menentukan dokter anak yang tepat untuk si kecil.
Satu hal lagi yang paling penting adalah, jangan lupa untuk memeriksa ulang asuransi kesehatan yang diberikan oleh perusahaan tempat Anda atau suami bekerja, apakah meng-cover biaya pemeriksaan bayi ke dokter anak atau tidak.
ADVERTISEMENT
Tak sampai di situ, biaya ke kunjungan ke dokter juga termasuk lain-lain yang mengikuti lho, Moms. Seperti biaya transportasi, dan lain-lain.
imunisasi Foto: Shutterstock
2. Biaya Imunisasi
Setiap anak sudah seharusnya wajib mendapatkan imunisasi bahkan sejak ia lahir. Tak perlu khawatir, Moms. Saat ini, jenis imunisasi yang diwajibkan ada yang sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah sehingga biaya imunisasi menjadi lebih murah.
Kendati demikian, ada pula sebagian imunisasi yang dianjurkan tapi tidak diwajibkan. Namun, imunisasi ini biayanya dapat dikatakan relatif mahal. Seperti poin satu, kembali cek kemungkinan asuransi kantor Anda meng-covernya atau tidak. Bila tidak, sehingga Anda pun harus menyiapkan ekstra dana.
3. Biaya acara syukuran
Banyak orang tua baru yang menggelar acara syukuran atas kelahiran bayi mereka. Hal ini tentu berkaitan dengan tradisi ataupun perintah agama. Untuk menghelat acara tersebut tentunya Anda membutuhkan biaya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, jauh-jauh hari sebelum acara itu diselenggarakan, cobalah Anda buat daftar prioritas terlebih dahulu. Misalnya utamakan biaya yang berkaitan dengan agama seperti akikah atau baptis. Jika keuangan Anda terbatas, tak ada salahnya menggelar acara syukuran secara sederhana di rumah.
Ilustrasi alat pompa ASI. Foto: Getty Images
4. Biaya perlengkapan ASIP
Untuk memenuhi kebutuhan ASI eksklusif, maka Anda juga memerlukan biaya perlengkapan ASI perah (ASIP). Hal ini terutama berguna bagi ibu bekerja. Beberapa perlengkapan ASIP yang diperlukan di antaranya alat pompa ASI, botol penyimpanan ASI, cooler bag ice pack, dan sebagainya.
5. Biaya rutin bulanan anak
Popok bayi, perlengkapan mandi bayi, baju, pengasuh atau jasa penitipan anak, makanan pendamping ASI alias MPASI (setelah bayi berusia 6 bulan ke atas) menjadi beberapa di antara dari biaya rutin bulanan anak.
ibu mengajak bayi bermain Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kelima pos baru ini tentu bisa menambah pengeluaran kira-kira 20-30% dari pos pengeluaran rutin bulanan, Moms. Prita menyarankan, Anda memang perlu mengubah pola pengeluaran bulanan agar semuanya dapat tertutup.
Misalnya dengan mengurangi anggaran liburan, tabungan rutin, dan belanja untuk kebutuhan pribadi Anda.