Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Puasa Ramadhan adalah satu rukun islam yang wajib dilaksanakan oleh seluruh umat muslim bila sudah balig. Meski begitu, banyak pula orang tua yang sudah mengajarkan puasa Ramadhan pada anak, agar kelak saat sudah wajib melaksanakannya, ia telah terbiasa dan tidak kaget menjalani puasa.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, Anda bisa mengajarkan puasa Ramadhan pada anak secara bertahap. Selain itu, pastikan Anda juga mengajarkan nilai-nilai di bulan Ramadhan dengan tepat dan sesuai dengan aturan di agama Islam.
Jangan sampai salah memberikan si kecil informasi, sebab hal itu akan memengaruhinya dalam menjalankan ibadah puasa. Nah Moms, berikut adalah 5 salah kaprah yang sering dilakukan orang tua saat ajari anak puasa dan jawaban pastinya dari ahli.
1. Anak harus puasa sehari penuh
Memang tidak salah bila orang tua sudah mulai mengajari anaknya ikut berpuasa bersama. Namun, bukan berarti ia harus melakukannya sama seperti yang dilakukan oleh orang dewasa, yakni langsung satu hari penuh. Sebab anak kecil yang belum balig, tidak diwajibkan untuk berpuasa seharian penuh, Moms.
ADVERTISEMENT
Anda perlu mengajarkan anak puasa secara bertahap. Misalnya dari puasa setengah hari terlebih dahulu, baru bertahap bisa puasa sehari penuh. Dikutip dari laman resmi Nahdatul Ulama, meskipun anak kecil tidak diwajibkan berpuasa, Abdul Wahab As-Sya'rani menjelaskan bahwa para ulama sepakat anak bisa diajak belajar puasa umur 7 tahunn.
Jadi mereka memang tidak diwajibkan puasa sebelum baligh, Moms. Tetapi mereka tetap dianjurkan puasa semampunya sebagai ajang latihan.
2. Menangis batalkan puasa
Banyak orang tua, ketika mengajari anak tentang puasa mengingatkan agar si kecil tidak boleh menangis sepanjang ia menjalankan ibadah puasa. Sebab, menangis merupakan salah satu faktor penyebab batalnya puasa. Tapi, benarkah hal itu?
Direktur Rumah Quran dan Bahasa Al-Mujtaba, Dr. Mauidlotun Nisa, Lc., S.Pd.I., M.Hum mengatakan, tidak ada keterangan dalam Al-Quran maupun hadis yang menjelaskan menangis bisa membatalkan puasa. Kecuali, bila si kecil menangis dan sengaja menelan air matanya ya, Moms.
ADVERTISEMENT
"Dalam literatur Fiqih juga tidak ada satu pun yang menyebutkan bahwa menangis bisa membatalkan puasa. Kecuali jika air mata itu berlebihan dan masuk ke mulut, sampai ke kerongkongan, maka batallah puasanya. Tapi untuk sementara lebih baik diajarkan tentang makan dan minum akan membatalkan puasa, seperti memasukkan air sampai ke kerongkongan untuk menghilangkan haus," kata Ustazah Nisa--sapaan akrabnya kepada kumparanMOM beberapa waktu lalu.
3. Puasa tanpa salat wajib tidak apa-apa
Mungkin sebagian besar orang tua melewatkan hal ini yakni hanya mengajarkan tentang puasa Ramadhan saja tanpa menjelaskan ibadah wajib apa saja yang harus dikerjakan juga, seperti salat lima waktu. Ya Moms, seperti yang kita ketahui, selain puasa, salat wajib juga tetap perlu dijalankan tepat waktu.
ADVERTISEMENT
"Biasanya banyak orang tua menyuruh anak berpuasa saja tapi tidak memperhatikan salat fardu anak. Seharusnya diajarkan dua-duanya agar anak paham," ujarnya.
Selain itu Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
Jadi tak hanya puasa, tetapi salat wajib pun harus diajarkan pada anak sejak dini ya, Moms.
4. Menakuti anak akan efektif untuk membuatnya mau berpuasa
Ustazah Nisa mengatakan, tidak masalah bila mengajarkan anak dengan cara sedikit menakutinya. Asal dengan cara yang logis dan tidak terkesan membohongi ya, Moms.
ADVERTISEMENT
"Bilang saja, 'puasa sayang biar kita masuk surga, ayo belajar puasa karena puasa itu salah satu rukun Islam'. Hal itu akan membantunya untuk memahami puasa," ucap Ustazah Nisa.
Namun menakuti bukan berarti mengancam!. Sebab bila anak sering diancam untuk melakukan sesuatu, hal tersebut tidak akan mendidiknya menjadi orang yang bertanggung jawab. Selain itu, nantinya ia berpikir puasa adalah beban.
5. Anak sakit tetap harus puasa
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K), jika ingin melatih anak berpuasa, yang terpenting adalah bertahap. Jangan langsung meminta anak untuk berpuasa seharian penuh bila dirasa belum mampu. Pastikan kondisi fisik dan
"Umumnya anak-anak itu bisa menahan lapar dan haus selama 4 jam. Jadi untuk awal pengenalan puasa sebaiknya 4 jam dulu, secara bertahap dan yang terpenting jangan dipaksa dari subuh sampai magrib. Misalnya mulainya dari 4 jam, kemudian naik jadi 6 jam dan seterusnya," ujar dr. Titis dalam siaran langsung di Instagram resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kondisi fisik dan mental anak juga harus siap ketika ia harus puasa . Sebab ada beberapa kondisi medis anak yang harus diperhatikan orang tua. Misalnya seperti anak pengidap diabetes, tidak boleh langsung ikut puasa sebelum berkonsultasi dulu dengan dokter.