5 Tantangan Menyusui yang Membuat Ibu Bertanya-tanya

22 September 2023 8:46 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui bayi.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui bayi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menyusui sejatinya bukan hanya proses memberi makan bayi. Lebih jauh dari itu, bagi bayi, menyusu pada payudara ibu juga menenangkan dan memberi kenyamanan. Menyusui juga menjadi proses bonding bagi ibu dan bayi.
ADVERTISEMENT
Namun terkadang proses menyusui tak selalu berjalan mudah. Ada saja tantangan menyusui, bahkan bagi ibu yang sudah pernah menyusui sebelumnya. Ya Moms, menyusui adalah perjalanan yang unik bagi ibu dan bayi.
Dirangkum dari Motherly, berikut beberapa hal yang kerap membuat ibu menyusui bertanya-tanya, namun terkadang malu mengungkapkannya. Berikut penjelasan dari konsultan menyusui dan ahli diet dari Texas, AS, Allegra Gast, IBCLC.
1. Apakah produksi ASI saya cukup jika tidak merasakan refleks keluarnya ASI?
Ilustrasi Ibu menyusui. Foto: Shutter Stock
Tidak apa-apa jika Anda tidak merasakan letdown reflex saat menyusui. Letdown reflex, juga dikenal dengan milk ejection reflex (MER) atau refleks keluarnya ASI, adalah proses di mana tubuh Anda mengeluarkan ASI dari saluran susu sebagai respons terhadap isapan bayi, atau rangsangan pompa. Beberapa ibu mungkin merasakan kesemutan atau sedikit rasa tidak nyaman di payudaranya saat diisap oleh bayi, sementara yang lain mungkin tidak merasakan apa pun sama sekali.
ADVERTISEMENT
Tidak merasakan letdown reflex belum tentu menunjukkan adanya masalah pada menyusui atau suplai ASI Anda. Letdown reflex dapat bervariasi dari orang ke orang dan bahkan dari satu sesi menyusui ke sesi menyusui lainnya. Selama berat badan bayi Anda bertambah, tampak puas setelah menyusu, dan popok basah dan kotor dalam jumlah yang cukup, kemungkinan besar suplai dan pengeluaran ASI Anda berfungsi dengan baik kok, Moms.
2. Apakah menyusui selalu menyakitkan?
Ilustrasi mastitis pada ibu menyusui. Foto: Butsaya/Shutterstock
Menyusui seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit. Meskipun rasa tidak nyaman atau sensitivitas ringan pada awalnya mungkin terjadi saat Anda dan bayi Anda menyesuaikan diri dengan proses menyusui, rasa sakit yang terus-menerus biasanya merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Jika Anda mengalami itu, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter atau konsultan laktasi. Penting untuk mengatasi rasa sakit atau ketidaknyamanan yang Anda alami, karena sering kali ada solusi untuk meningkatkan pengalaman menyusui Anda.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan penyebab nyeri dan ketidaknyamanan saat menyusui meliputi:
- Masalah perlekatan: Jika bayi Anda tidak menyusu dengan benar pada payudara, hal ini dapat menyebabkan puting terasa sakit dan tidak nyaman. Perlekatan yang tepat berarti bayi mengambil sebagian besar areola bersama dengan puting susu. Kait yang dangkal dapat menyebabkan gesekan dan nyeri.
- Lip tie/ tongue tie: Beberapa bayi dilahirkan dengan frenulum yang ketat atau terbatas (jaringan yang menghubungkan lidah atau bibir ke mulut). Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan bayi untuk melakukan pelekatan dengan benar dan menimbulkan rasa sakit pada ibu.
- Pembengkakan: Payudara yang terlalu penuh bisa membengkak, sehingga menyulitkan bayi untuk menyusu dengan benar. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan kesulitan menyusui.
ADVERTISEMENT
- Mastitis atau saluran tersumbat: Peradangan pada jaringan payudara dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Saluran tersumbat misalnya, merupakan peradangan pada saluran susu yang bisa terjadi ketika saluran susu mengalami peradangan.
- Kerusakan pada puting: Puting yang sakit, pecah-pecah, atau berdarah dapat terjadi karena pelekatan atau posisi yang salah, serta faktor lainnya.
Pada hari-hari awal menyusui, Anda dan bayi Anda sedang belajar. Saat Anda berdua menjadi lebih nyaman dan terampil, ketidaknyamanan tersebut akan berkurang.
3. Apakah yang saya makan memengaruhi suplai dan komposisi ASI saya?
Ilustrasi makan makanan bergizi Foto: Shutterstock
Ya, nutrisi Anda dapat memengaruhi suplai ASI dan komposisi ASI saat menyusui. Namun, ASI tetap sangat bermanfaat bagi bayi, apa pun pola makan Anda. Meskipun demikian, Anda dapat meningkatkan komposisi nutrisi dalam ASI dengan meningkatkan nutrisi, serta memastikan Anda mendapatkan kalori yang cukup untuk diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi penting untuk mendukung kesehatan Anda sendiri serta kesehatan dan pertumbuhan bayi Anda. Berikut beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan:
- Asupan kalori yang cukup: Menyusui membutuhkan energi ekstra, dan tidak mengonsumsi cukup kalori berpotensi memengaruhi suplai ASI Anda. Disarankan untuk meningkatkan asupan kalori Anda sekitar 500 kalori untuk mendukung kebutuhan tubuh dan produksi ASI Anda.
- Hidrasi: Tetap terhidrasi dengan baik bermanfaat untuk produksi ASI. Minumlah banyak cairan sepanjang hari untuk memastikan Anda terhidrasi dengan baik dan pastikan untuk menyertakan elektrolit, seperti paket Hidrasi Needed yang berisi elektrolit yang dapat dengan mudah Anda tambahkan ke dalam air untuk mengisi kembali nutrisi.
- Makronutrien: Mengonsumsi karbohidrat, protein, dan lemak sehat dalam jumlah yang cukup, penting untuk kesehatan dan tingkat energi secara keseluruhan. Protein sangat penting karena menyediakan asam amino yang mendukung produksi susu serta menjaga kestabilan gula darah Anda. Cara mudah untuk memasukkan lebih banyak protein adalah dengan menambahkan kolagen, seperti protein kolagen ke dalam kopi, yoghurt, oatmeal, smoothie, dll.
ADVERTISEMENT
- Vitamin dan mineral: Pola makan bervariasi yang kaya vitamin dan mineral, termasuk kolin, kalsium, seng, yodium, selenium, dan vitamin A, K, dan D, penting bagi Anda dan bayi. Beberapa vitamin dan mineral berperan dalam fungsi kekebalan tubuh, kesehatan tulang, dan proses penting lainnya. Vitamin prenatal berkualitas seperti Needed's Prenatal Multi dapat memastikan Anda memenuhi kesenjangan nutrisi, bahkan saat Anda dalam masa nifas.
- Asam lemak omega-3: Asam lemak omega-3, yang ditemukan dalam makanan seperti ikan berlemak, biji rami, dan kenari, dapat berkontribusi pada perkembangan otak dan mata bayi Anda. Komposisi asam lemak omega-3 ASI Anda berhubungan langsung dengan asupan omega-3 Anda .
- Tumbuhan yang mengandung ASI booster: Beberapa tumbuhan dan makanan dapat membantu mendukung suplai dan produksi ASI. Contohnya termasuk kelor, oat, dan adas. Konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan suplemen herbal apa pun.
ADVERTISEMENT
- Alergen: Jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda alergi atau kepekaan, Anda mungkin perlu menyesuaikan pola makan dengan menghilangkan potensi alergen. Alergen yang paling umum termasuk susu, telur, kedelai, kacang-kacangan, dan gluten.
- Variasi dan kualitas: Mengonsumsi berbagai makanan padat nutrisi dapat membantu memastikan bahwa ASI Anda mengandung berbagai macam nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi Anda.
Penting untuk diperhatikan bahwa kebutuhan nutrisi setiap individu dapat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti usia, tingkat aktivitas, dan kondisi kesehatan yang mendasarinya. Meskipun pola makan yang lengkap sangat penting, kesempurnaan tidak selalu diperlukan. Adalah normal untuk mengalami hari-hari ketika pola makan Anda tidak sempurna, dan yakinlah bahwa indulgensi sesekali tidak akan mempengaruhi ASI Anda secara drastis.
ADVERTISEMENT
4. Apakah normal jika ASI bocor saat berhubungan seks?
Ilustrasi berhubungan seks. Foto: Getty Images
Ya, ASI bocor saat berhubungan seks adalah hal yang wajar, Moms. Saat Anda berhubungan seks, tubuh memprodukasi hormon oksitosin—yang tidak hanya merupakan hormon cinta, tetapi juga memicu refleks pengeluaran susu (MER).
Karena peningkatan oksitosin yang terjadi selama berhubungan intim, letdown reflex Anda mungkin terjadi, yang menyebabkan bocornya ASI saat berhubungan seks. Namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tetapi jika Anda merasa tidak nyaman, cobalah beberapa tips berikut ini:
Tips cara mencegah ASI bocor saat berhubungan seks:
- Breast pads atau bantalan payudara: Bantalan payudara sekali pakai atau yang berbentuk kain dan bisa dicuci ulang, dapat ditempatkan di dalam bra Anda untuk menyerap kebocoran ASI.
ADVERTISEMENT
- Bra menyusui: Mengenakan bra menyusui dapat membantu mencegah gesekan yang dapat memicu kebocoran.
- Keluarkan ASI dengan tangan: Jika Anda merasa payudara jadi terlalu penuh, cobalah keluarkan ASI secara perlahan dengan tangan.
- Menyusui atau memompa ASI: Menyusui atau memompa ASI sebelum berhubungan intim untuk mengosongkan payudara, dapat membantu mengatasi kelebihan pasokan dan mengurangi kebocoran.
- Posisi seks: Bereksperimenlah dengan berbagai posisi untuk membantu mengontrol aliran ASI dan mengurangi kemungkinan bocor.
Kebocoran ASI di luar waktu menyusui atau memompa merupakan hal yang umum terjadi pada banyak ibu menyusui, dan bisa terjadi kapan saja, tidak hanya saat berhubungan seks.
Kebocoran dapat dipicu oleh berbagai faktor, antara lain:
- Kelebihan pasokan: Jika Anda memiliki kelebihan pasokan ASI, payudara Anda mungkin mengeluarkan ASI lebih sering dan dalam jumlah yang lebih besar, sehingga menyebabkan kebocoran.
ADVERTISEMENT
- MER yang kuat: Refleks keluarnya ASI (MER) yang kuat terkadang dapat menyebabkan ASI bocor dari payudara yang sedang tidak disedot oleh bayi.
- Perubahan hormonal: Hormon memainkan peran penting dalam produksi dan pelepasan ASI. Fluktuasi hormonal, seperti yang terjadi sebagai respons terhadap isyarat bayi Anda (seperti jika Anda mendengar bayi menangis, Anda mungkin akan bocor) atau saat momen emosional, dapat menyebabkan kebocoran.
- Pembengkakan: Saat payudara Anda membesar, payudara mungkin mengeluarkan ASI tanpa disengaja.
Ingatlah bahwa kebocoran adalah bagian normal dari perjalanan menyusui bagi banyak ibu dan beberapa ibu mungkin mengalami kebocoran lebih banyak dibandingkan yang lain. Jangan khawatir jika Anda tidak mengalami kebocoran—hal ini tidak selalu menunjukkan adanya masalah pasokan.
ADVERTISEMENT
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang persediaan ASI, kenyamanan, atau aspek menyusui lainnya, temui konsultan laktasi atau hubungi penyedia layanan kesehatan Anda untuk memberi Anda panduan dan dukungan yang dipersonalisasi.
5. Apakah saya masih bisa menyusui jika puting saya masuk ke dalam?
Ilustrasi ibu menyusui stres. Foto: Shutter Stock
Ya, menyusui dengan puting masuk memang sering kali bisa dilakukan, meski mungkin memerlukan beberapa dukungan dan teknik tambahan, seperti menggunakan nipple shield untuk menarik puting keluar, terutama di masa-masa awal.
Puting masuk adalah kondisi puting yang tidak menonjol keluar saat distimulasi, dan hal ini mungkin disebabkan oleh terhubungnya jaringan payudara di bawahnya. Meskipun puting masuk dapat menimbulkan beberapa tantangan menyusui di awal, banyak ibu dengan puting masuk berhasil menyusui bayinya lho, Moms. Jika bayi Anda dapat menyusu dengan baik, ia harus dapat menyusu pada kulit yang rata, sehingga bisa menyusu pada puting Anda.
ADVERTISEMENT