6 Fakta tentang Persalinan Prematur

20 November 2019 16:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Persalinan prematur adalah kelahiran yang terjadi saat usia kandungan kurang dari 37 minggu. Padahal idealnya, bayi lahir pada usia 39 minggu.
ADVERTISEMENT
Karena kelahiran terjadi saat masih 'kurang bulan', tentu saja persalinan prematur memiliki dampak yang serius, Moms.
Hal inilah antara lain yang dibahas pada acara diskusi 'Bicara Gizi: Upaya Pencegahan dan Tata Laksana Anak Prematur Agar Tumbuh Kembang Optimal', pada Kamis (14/11) di Jakarta. Acara ini digelar oleh Danone Indonesia dalam rangka memperingati Hari Prematur Sedunia jatuh pada 17 November lalu.
Dua orang ahli yang hadir pun menjelaskan mengenai fakta-fakta penting terkait persalinan prematur termasuk dampakanya. Mereka adalah Dr.dr Ali Sungkar, Sp.OG-KFM dan dr. M. Azharry Rully S, Sp.A.
Apa saja kata mereka? Berikut kumparanMOM merangkumnya untuk Anda:
Talkshow Bicara Gizi: Upaya Pencegahan dan Tata Laksana Anak Prematur Agar Tumbuh Kembang Optimal', Kamis (14/11) di Jakarta. Foto: Fina Prichilia/kumparan
1.Kelahiran prematur sebabkan kematian
Kelahiran prematur merupakan penyebab kematian tertinggi pada bayi baru lahir. Menurut data WHO, terdapat 10 negara yang menyumbang 60% kelahiran prematur di dunia. Indonesia menduduki peringkat kelima.
ADVERTISEMENT
2.Faktor pemicu kelahiran prematur beragam
Menurut Dr. Ali, ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu persalinan prematur. Antara lain: usia ibu terlalu muda saat hamil, ibu hamil bayi kembar, terjadi infeksi saat kehamilan, dan pengaruh dari beberapa penyakit yang diderita ibu. Contohnya diabetes, hipertensi, dan anemia.
Salain itu dampak dari kurangnya nutrisi saat hamil, gaya hidup yang tidak sehat, hingga gangguan kesehatan mental yang terjadi saat hamil (contoh: depresi) juga turut dapat menjadi pemicu.
Gaya hidup yang buruk bisa memicu persalinan prematur. Foto: Pixabay
3.Risiko Komplikasi Kesehatan
Bila bayi prematur tidak berakhir dengan meninggal, ada komplikasi kesehatan yang mengintai si kecil semasa hidupnya baik itu berjangka pendek maupun panjang.
Menurut Dr Ali, hal ini karena bayi prematur kehilangan masa pertumbuhan yang seharusnya terjadi ketika masih di dalam kandungan. Alhasil, organ tubuhnya belum matang.
ADVERTISEMENT
Pada jangka pendek di antaranya mengalami gangguan pernapasan dan peningkatan risiko infeksi. Dan jangka panjang, yakni peningkatan risiko tidak menular seperti hipertensi dan diabetes.
Bayi prematur dalam inkubator Foto: Shutterstock
4.Pentingnya Nutrisi untuk 'Mengejar'
Pemenuhan nutrisi pada bayi yang lahir prematur sangat penting. Sebab nutrisi yang diterima pada minggu-minggu awal kelahiran, bertujuan membantu kejar tumbuh bayi prematur.
Nutrisi terbaik yang dapat diberikan pada bayi prematur adalah ASI, Moms. Namun bila tidak memungkinkan untuk menyusui langsung, maka bayi dapat diberi ASI menggunakan alat bantu seperti sendok atau gelas.
Ilustrasi Bayi Prematur. Foto: Dok. Shutterstock
5.Rentan Alami Stunting atau Obesitas
Bayi prematur umumnya akan rentan mengalami dua hal ini: stunting atau obesitas. Ini karena pemberian nutrisi yang tidak tepat.
Misalnya karena orang tua terlalu banyak memberi makan, tapi ternyata jumlahnya terlalu banyak dari yang dibutuhkan, sehingga anak obesitas. Atau nutrisinya kurang, maka risikonya si kecil terkena stunting.
ADVERTISEMENT
Yang benar adalah bila pemberian asupan dengan tepat dan terus terpantau oleh dokter, maka bisa normal.
ilustrasi persiapan pemberian ASI pada bayi prematur Foto: Shutterstock
6.Bayi Prematur Bisa Tumbuh Sehat dan Cerdas
Dengan adanya berbagai risiko tersebut di atas, bukan berarti anak yang lahir prematur tak bisa tumbuh sehat dan cerdas.
"Semakin muda usia kelahiran bayi, maka semakin kecil juga kemungkinan kelangsungan hidupnya. Merawat bayi prematur juga harus lebih intens dibanding bayi lahir cukup bulan," kata dr. Azharry.
Meski begitu, ingatlah pepatah bijak, Moms: mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, upaya pencegahan persalinan prematur penting dilakukan sejak mempersiapkan kehamilan hingga sepanjang periode kehamilan ibu.
Bila Anda tengah hamil, periksakan kandungan Anda secara rutin pada bidan atau dokter dan diskusikanlah selalu gejala atau hal-hal yang menjadi kekhawatiran Anda.
ADVERTISEMENT