6 Keahlian yang Harus Anda Cantumkan di CV Setelah Punya Anak

23 Januari 2019 11:48 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Setelah jadi ibu, saatnya Anda memperbarui CV (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Setelah jadi ibu, saatnya Anda memperbarui CV (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Moms, sebagai ibu bekerja, sudahkah Anda memperbarui curriculum vitae (CV)? Ini penting lho, pasalnya memiliki anak ternyata bisa membuat Anda menguasai keahlian baru atau semakin meningkatkan keahlian Anda sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, Anda tidak perlu menulis soal keahlian Anda menggendong atau memandikan bayi. Yang kami maksud di sini adalah keahlian atau keterampilan-keterampilan yang biasa dicantumkan dalam CV dan bisa meningkatkan daya jual Anda di dunia kerja. Apa saja misalnya?
Ilustrasi ibu melakukan multitasking (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu melakukan multitasking (Foto: Shutterstock)
1. Multitasking
Ilustrasi di atas cukup bisa menjelaskan kemampuan Anda ini. Setelah punya anak, entah sudah berapa ribu kali Anda menyuapi si kecil, sambil menerima telepon dari rekan kerja, sambil memeriksa email dari klien. Anda juga pernah menyusui sambil menyimak video berita di Youtube, plus berdiskusi di group Whatsapp kantor. Ya, semua dalam satu waktu!
Kemampuan multitasking kita memang jauh meningkat sejak dengan kehadiran anak, Moms. Kelak seiring usia si kecil, kemampuan ini juga akan membuat Anda mampu menavigasi beberapa proyek sekaligus. Mulai dari proyek presentasi di kantor, jadi panitia di pentas sekolah anak, sekaligus merancang pesta ulang tahunnya! Luar biasa, kan?
Ilustrasi memilih popok sekali pakai (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memilih popok sekali pakai (Foto: Shutterstock)
2. Sangat terorganisir
ADVERTISEMENT
Punya anak juga membuat kemampuan Anda untuk memperhatikan setiap detil menjadi meningkat. Ini berkat latihan yang Anda lalui tanpa disadari saat memperhatikan perubahan kecil pada kulit bayi, pola tidur, jenis suara tangis hingga warna BAB di popoknya!
Ibu bekerja pasti terbiasa membuat jadwal pembiaran ASI atau susu, melacak tumbuh kembang bayi di grafik, memberi label pada stok MPASI yang ada di kulkas, mencatat jadwal imunisasi tanpa lewat 1 hari pun, dan banyak lagi. Kini, Anda jadi sangat terorganisir!
Anak tantrum mengamuk hingga menangis meraung-raung atau menjerit (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak tantrum mengamuk hingga menangis meraung-raung atau menjerit (Foto: Shutterstock)
3. Mampu Bekerja di Bawah Tekanan
Siapa yang bisa memungkiri betapa ahli dan tangguhnya seorang? Anda terbukti mampu berkonsentrasi penuh dan dengan penuh dedikasi menjalankan tugas meski harus bangun 2-3 jam sehari selama 3 bulan. Dalam kondisi kurang tidur, Anda juga tetap bangun pagi (subuh bahkan!) dan segera sigap begitu mendengar tangisan bayi.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa bagaimana Anda juga mampu tetap berpikir jernih (setidaknya tetap membereskan rumah atau meneruskan memasak) saat di akhir pekan anak jadi lebih rewel dan manja pada Anda. Rengekan, jeritan hingga amukan si kecil membuktikan Anda unggul dan mampu bekerja di bawah tekanan.
Ilustrasi anak bersama kakek dan nenek (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bersama kakek dan nenek (Foto: Shutterstock)
4. Pemain tim
Sebagai ibu, Anda seringkali bekerja secara langsung dengan tim dan mampu menilai situasi sulit untuk memutuskan apakah Anda perlu meminta bantuan. Mulai dari bantuan pengasuh, asisten rumah tangga, kakek-nenek-om-tante si kecil sampai day care di dekat kantor Anda.
5. Bijaksana dan Tegas
Berbagai kondisi yang Anda alami setelah punya anak juga membuktikan Anda cepat, tanggap dan cekatan dalam mengambil keputusan untuk memaksimalkan potensi penyelesaian masalah atau menghindari konflik. Anda terampil dalam menilai situasi dan membuat keputusan dalam waktu yang sangat terbatas.
ADVERTISEMENT
Misalnya, saat bayi demam atau balita Anda menjilat sabun cair di kamar mandi?
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)
6. Ahli Negosiasi
Yang terakhir tapi tak kalah penting, ibu bekerja juga ahli dalam urusan kompromi dan negosiasi. Anda juga menguasai teknik pengalihan dan gangguan untuk mendapatkan keuntungan dan meminimalkan arbitrasi yang sedang berlangsung.
Si kecil nangis karena biskuitnya jatuh ke jalan, segera berseru, "Lihat! Ada layang-layang! Oh, ternyata itu burung! Lucu, ya?"
Si kecil tidak mau makan? "Bubu boneka beruangmu mau makan, lho! Nih, Ibu suapin Bubu...Bubu pasti senang kalau kamu mau makan sama-sama dia." Ahli, kan?