6 Masalah Kesehatan Umum pada Kaki Bayi

28 Juli 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kaki bayi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kaki bayi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kaki merupakan salah satu anggota tubuh yang memiliki peran menonjol dalam tubuh kembang bayi. Mengutip FirstCry Parenting, bayi mungkin baru menyadari keberadaan kakinya pada usia sekitar 4 bulan.
ADVERTISEMENT
Pada usia tersebut, bayi mulai memainkan kakinya dengan mengangkat dan mencoba menyentuh jarinya. Seiring bertambah usianya, kemampuan kaki bayi semakin berkembang, mulai dari merangkak, berdiri, hingga berjalan.
Nah Moms, sama seperti anggota tubuh lain, kaki bayi juga bisa mengalami masalah kesehatan tertentu. Namun masalah kesehatan yang kebanyakan terjadi sejak bayi lahir tersebut umumnya hanya mempengaruhi bentuk kakinya, bukan fungsinya. Beberapa di antaranya yaitu sebagai berikut.

Masalah Kesehatan pada Kaki Bayi

Ilustrasi kaki bayi pengkor. Foto: Shutter Stock
1. Kaki Pengkor
Kaki pengkor atau clubfoot merupakan kelainan bentuk yang dapat menyebabkan kaki bayi baru lahir seperti terpelintir ke bagian dalam atau mengarah ke bawah. Kondisi ini umumnya dialami oleh 1 dari 4 bayi dan dua kali lipat lebih berisiko pada bayi laki-laki daripada bayi perempuan.
ADVERTISEMENT
Kaki pengkor biasanya tidak menyebabkan rasa sakit pada bayi. Kondisi ini bisa diatasi dengan latihan peregangan, operasi, dan pemasangan gips. Jika tidak segera dilakukan penanganan medis, dikhawatirkan kaki pengkor dapat memberikan masalah jangka panjang, terutama pada kemampuan berjalan.
2. Metatarsus Adductus
Kelainan kaki metatarsus adductus. Foto: Yok_onepiece/Shutterstock
Metatarsus adductus merupakan kondisi kaki bagian depan dan jari kaki bayi mengarah ke dalam, sehingga lebih sulit untuk diluruskan. Penyakit ini terjadi pada 1 – 2 persen bayi baru lahir di seluruh dunia. Kondisi ini umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, dalam beberapa kasus, metatarsus adductus membutuhkan pemasangan gips atau sepatu khusus untuk mengembalikan posisi jari bayi.
3. Talus Vertikal Kongenital
Kelainan kaki, talus vertikal bawaan. Foto: Shutter Stock
Talus vertikal kongenital merupakan kondisi yang disebabkan oleh kelainan kromosom. Bagian telapak kaki bayi terlihat melengkung ke atas. Kondisi ini dapat diatasi dengan latihan peregangan, pemasangan gips, hingga operasi.
ADVERTISEMENT
4. Polidaktili
Ilustrasi kaki bayi yang mengidap polidaktili Foto: Shutterstock
Polidaktili merupakan kondisi ketika bayi memiliki jari kaki lebih dari lima. Kondisi ini umumnya terjadi pada 1 dari 1.000 bayi dan biasanya dipengaruhi oleh riwayat penyakit keluarga.
Perawatan polidaktili tergantung pada lokasi dan seperti apa jari tambahannya. Jika tidak ada tulang, atau jari kaki tidak terbentuk dengan baik, bagian tersebut perlu dipasangi klip untuk menghentikan aliran darah. Selanjutnya, jari tersebut dapat diangkat melalui pembedahan saat bayi berusia sekitar 1 tahun sebelum ia bisa berjalan.
5. Jari Kaki Keriting
Kelainan jari kaki keriting. Foto: Andre van der Veen/Shutterstock
Jari kaki keriting atau congenital curly toes merupakan kondisi ketika salah satu jari kaki bayi memiliki posisi yang tidak normal, yaitu bengkok dan melengkung ke bawah. Sebanyak 25 kasus ini dapat sembuh dengan sendirinya. Dalam beberapa kasus, diperlukan pembedahan dengan memotong tendon di bagian bawah jari kaki. Namun, operasi tersebut sebaiknya dilakukan saat anak berusia 6 tahun.
ADVERTISEMENT
6. Jari Kaki yang Tumpang Tindih
Ilustrasi overlapping toes atau jari kaki bayi bertumpuk. Foto: Shutter Stock
Jari kaki yang tumpang tindih atau overlapping toes terjadi ketika ibu jari kaki menyilang dengan jari telunjuk kaki. Kondisi ini juga dapat terjadi pada jari kelingking kaki dan jari manis kaki. Kondisi ini umumnya tidak mengganggu. Namun, jika itu menyakiti si kecil, kondisi ini dapat diatasi dengan pembedahan.