Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Si kecil sudah cukup besar. Ini waktunya mengajari ia salah satu milestone lagi, Moms.
ADVERTISEMENT
Bila ia sudah mampu menahan keinginan buang air kecil, dan bisa mengomunikasinya kepada Anda maka ini pertanda ia sudah bisa diajari toilet training. Hal ini terjadi karena otot-ototnya mulai bisa mengontrol kandung kemih. Selain faktor fisiknya, faktor psikologis juga berpengaruh demi suksesnya toilet training.
Mengapa toilet training menjadi suatu hal yang penuh persiapan? Alasanya karena ini merupakan hal baru dan sangat menantang buat anak dan orang tua. Tak jarang menjadi momok, sebab merupakan transisi dari anak yang terbiasa buang air sesuka hati di popok, dan sekarang berpindah ke toilet.
Begini trik untuk mengajari anak toilet training yang telah kumparanMom (kumparan.com) rangkum sebagai berikut:
Lihat Kesiapan Anak
Demi suksesnya toilet training, ada tiga hal dasar yang perlu Anda perhatikan yaitu tanda fisik, psikologis, sikap dan kognitif anak.
ADVERTISEMENT
Secara fisik, pastikan anak Anda sudah mampu berjalan hingga stabil, berkemih cukup dan rutin, otot kandung kemihnya sudah cukup kuat untuk menahan tidak mengompol ketika tidur sekitar 2 jam.
Sedangkan, secara psikologis, ia siap untuk mendapat toilet training ditandai dengan dapat mengikuti arahan dari Anda, dapat stabil duduk tenang, tidak jijik toilet, cukup mandiri untuk melakukan berbagai hal sendiri dan tidak rewel.
Tidak kalah penting, anak Anda perlu siap juga secara kognitif. Seperti, mengerti tanda-tanda kapan ia perlu pergi ke toilet, bisa mengikuti instruksi dengan baik, dan sudah mengerti istilah pipis atau buang air besar.
Kenalkan Fungsi Toilet.
Kenalkan si kecil dengan cara kerja toilet dalam membersihkan kotorannya, Moms. Kotoran yang masuk ke dalam toilet kemudian di-flush, lalu Anda akan menceboki anak setelahnya. Katakan bahwa si kecil tidak perlu takut mendengar suara bising dari flush. Ajarkan pula cara ia melepas dan menggunakan kembali celana dalam. Umumnya si dua tahun sudah bisa secara mandiri melakukannya.
ADVERTISEMENT
Atur jadwal
Anda bisa mulai mengatur jadwal waktu anak Anda perlu ke toilet. Misal, setelah bangun tidur, setelah makan siang, atau sebelum tidur. Sampaikan juga, jika anak bisa mengatakan, "Ma, pipis" ketika ia merasa perlu ke toilet di luar jadwal tersebut.
Konsisten
Biasakan anak Anda mengulang kembali latihan toilet trainingnya setiap hari. Pastikan pengasuh juga menerapkan hal yang sama saat Anda tidak ada di rumah. Bila dilakukan secara konsisten, si kecil akan cepat mengerti dan semakin terampil menggunakan toilet.
Cara seru
Jangan jadikan toilet training sebagai tekanan bagi anak-anak. Tapi, jadikan kegiatan itu sebagai hal yang menyenangkan. Misalnya Anda bisa sambil bercerita atau mendongeng tentang seorang anak yang mandiri dan pintar saat melakukan toilet training sama seperti yang sedang si kecil lakukan.
ADVERTISEMENT
Selain itu memberikan celana dalam dan potty seat dengan tokoh kartun favorit anak, juga bisa mendorongnya sukses toilet training dan pakai serta lepas celana sendiri.
Tunjukan apresiasi
Beri pujian dan bila perlu hadiah ketika anak bisa menjalani toilet training. Misalnya, memberikan es krim kesukaan saat ia bisa pup sendiri. Sebaliknya, tetap arahkan dengan sabar ketika ia melakukan kesalahan. Menghukum atau membentak hanya akan membuatnya trauma.
Semoga berhasil, Moms.