Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
![Ilustrasi kamar anak. Foto: hkeita/Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1643300155/spemxwyygdeiyjyd3tb3.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya Moms, risiko cedera bisa disebabkan oleh barang-barang yang ada di dalam rumah, termasuk kamar anak. Mungkin sudah beberapa langkah pencegahan Anda telah lakukan untuk membuat rumah lebih aman, misalnya, menutup stop kontak listrik hingga memasang pagar pengaman.
Tetapi, cara ini tidaklah cukup untuk membuat rumah yang aman, khususnya bagi bayi dan balita yang lagi gemar bereksplorasi di lingkungan rumahnya.
"Kami sering mempertimbangkan kiat keselamatan untuk anak-anak berusia tiga tahun ke bawah. Tetapi, penting untuk diingat bahwa banyak cedera justru lebih sering terjadi seiring meningkatnya mobilitas anak," ungkap spesialis perawatan gawat darurat di Children’s National Hospital, Dr. Anita Patel, dikutip dari Huffington Post.
Sementara itu, dokter IGD dari Cincinnati Children's Hospital, Dr. Brad Sobolewski, menilai risiko cedera yang disebabkan oleh barang-barang di rumah sebenarnya sangat mungkin dicegah.
ADVERTISEMENT
"Keselamatan di rumah sangat penting karena kecelakaan dapat terjadi dengan cepat. Dan rumah adalah tempat anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya. Penyesuaian sederhana dapat membantu mencegah anak-anak mengalami cedera serius," tutur Sobolewski.
Kedua dokter ini memberikan rekomendasi barang-barang yang sebaiknya tidak perlu ada di kamar anak. Meski sebagian besar tidak berbahaya, tetapi setidaknya dapat meminimalisir risiko cedera pada si kecil.
Barang-barang yang Sebaiknya Tidak Ada di Kamar Anak
1. Lemari, Rak Buku, dan Cermin yang Tidak Terpasang dengan Aman
Komisi Keamanan Produk Konsumen (CPSC) Amerika Serikat melaporkan bahwa sekitar 6.400 anak mengalami cedera akibat furnitur yang terguling atau menimpa si kecil setiap tahunnya.
"Salah satu cedera paling berbahaya yang dapat dialami anak-anak adalah tertimpa lemari atau rak buku yang tidak terpasang dengan benar," kata Dr. Patel.
ADVERTISEMENT
Solusi: Pastikan lemari, rak buku, dan standing mirror dipasang atau dirapatkan ke dinding dengan alat perangkat yang disesuaikan. Standing mirror juga disarankan dipasang langsung ke dinding, dan tidak menggunakan kaki-kakinya. Sementara untuk furnitur berat, letakkan di tempat-tempat yang lebih aman di rumah.
2. Kotak Mainan dengan Tutup Berat
Kotak untuk menyimpan mainan anak-anak sebaiknya tidak menggunakan model penutup yang berat dan berengsel. Sebab, bila terjatuh dan menimpa anak, bisa menyebabkan cedera serius.
"[Kotak mainan dengan] tutup yang berat dapat jatuh tiba-tiba, melukai jari atau kepala anak-anak. Lebih buruk lagi, anak bisa terperangkap di dalam dan berisiko mati lemas," jelas Dr. Sobolewski.
Solusi: Gunakan peti mainan tanpa tutup, dengan tutup ringan yang bisa dilepas, atau dengan tutup yang bisa digeser. Jika sudah memiliki memiliki kotak mainan bertutup berat, lepas tutupnya atau pasang penyangga agar tetap terbuka.
3. Rantai Tarikan Panjang dan Longgar
ADVERTISEMENT
CPSC melaporkan bahwa banyak anak meninggal setiap tahun akibat gorden yang memiliki rantai tarikannya. RIsikonya bahkan bisa mengintai hingga anak kira-kira berusia 8 tahun.
"Cedera yang sering terjadi adalah tercekik akibat kabel tirai jendela. Kami selalu menyingkirkan rantai berkabel dari kamar anak atau mengamankan rantainya agar tidak terjangkau," kata Dr. Patel.
Solusi: Gunakan gorden tanpa rantai tarik yang dapat menjerat leher atau anggota tubuh si kecil.
4. Tempat Tidur Susun
Tempat tidur susun atau bertingkat memang menghemat ruang, terutama bila Anda memiliki lebih dari satu anak. Tetapi juga menjadi penyebab anak banyak cedera akibat terjatuh, Moms.
"Rel pembatas mungkin tidak cukup untuk mencegah jatuh, dan memanjat tangga juga bisa berbahaya," kata Dr. Sobolewski.
ADVERTISEMENT
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak di bawah usia 6 tahun sebaiknya tidak boleh tidur di ranjang atas karena berisiko mengalami cedera kepala.
Solusi: Letakkan tempat tidur susun di sudut ruangan agar dua sisinya berbatasan dengan dinding. Pastikan ranjang atas memiliki pagar pembatas di kedua sisi. Dan tambahkan lampu malam di dekat tangga untuk meningkatkan visibilitas.
5. Pemanas Listrik atau Pemanas Ruangan
Menurut AAP, sekitar 4.000 kematian dan 20.000 rawat inap terjadi setiap tahun akibat kebakaran dan luka bakar. Sehingga, alat pemanas ini sebaiknya diletakkan di tempat yang tidak terjangkau oleh anak.
"Meskipun menggoda untuk menggunakannya ketika udara sedang dingin, pemanas listrik bisa menimbulkan bahaya kebakaran. Anak-anak mungkin tidak sengaja menaruh benda mudah terbakar, seperti selimut, di dekatnya," kata Dr. Sobolewski.
ADVERTISEMENT
Solusi: Gunakan selimut tambahan atau kantong tidur untuk menjaga kehangatan si kecil.
6. Lampu Lantai
Lampu lantai sering digunakan untuk pencahayaan tambahan, tetapi bisa berbahaya bagi anak-anak.
"Lampu ini mudah terjatuh jika tersenggol atau dipanjat. Selain itu, bola lampu terbuka dapat menyebabkan luka bakar," ungkap Dr. Sobolewski.
Solusi: Gunakan lampu langit-langit, lampu meja, atau lampu dinding yang terpasang dengan aman. Pilih lampu LED yang tetap dingin saat disentuh.
7. Selimut Tebal
Selimut tebal dipercaya bisa meningkatkan kualitas tidur, tetapi bisa berbahaya bagi anak kecil. AAP juga melarang penggunaan selimut tebal, kain bedong, atau produk sejenisnya untuk bayi karena risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
"Selimut ini dapat membatasi gerakan anak dan meningkatkan risiko sesak napas, terutama bagi anak di bawah 5 tahun," tutur Dr. Sobolewski.
ADVERTISEMENT
Solusi: Gunakan selimut ringan atau selimut biasa yang sesuai dengan usia anak.
Meski begitu, Dr. Sobolewski mengingatkan orang tua untuk bisa mengevaluasi lagi keselamatan kamar anak secara berkala.
"Seiring bertambahnya usia anak, bahaya di kamar mereka juga berubah. Orang tua harus meninjau kembali langkah-langkah keselamatan secara rutin," ujar dia.
Untuk memastikan keselamatan anak selama berada di rumah dan kamarnya, ajari si kecil beberapa tindakan ini: