7 dari 10 Anak Indonesia Tak Penuhi Kriteria Sarapan Sehat, Bagaimana Idealnya?

16 Februari 2023 14:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak menolak sarapan. Foto: Shuttterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menolak sarapan. Foto: Shuttterstock
ADVERTISEMENT
Pagi hari di rumah mungkin kerap menjadi momen hectic bagi keluarga. Ya Moms, Anda dan suami mungkin harus siap-siap berangkat kerja sambil membantu anak mempersiapkan perlengkapan sekolahnya. Kesibukan tersebut terkadang membuat Anda dan keluarga melupakan satu hal. Ya, sarapan.
ADVERTISEMENT
Sering dipandang sebelah mata, sarapan ternyata sangat penting untuk dibiasakan dalam keluarga lho, Moms. Kurangnya kesadaran terhadap sarapan dapat berpengaruh pada produktivitas sepanjang hari.
“Definisi sarapan sehat itu kegiatan makan minum yang aman dan bergizi, paling tidak memenuhi 15 persen atau bisa sampai 35 persen dari kebutuhan gizi harian dan dilakukan setiap hari dan menjadi kebiasaan,” jelasnya dalam Konferensi Pers Sarapan Berisi Blue Band dalam rangka Pekan Sarapan Nasional 2023 yang diadakan di Bale Nusa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/2).

Pentingnya Membiasakan Sarapan dalam Keluarga

Ilustrasi sarapan bareng keluarga Foto: dok.shutterstock
Menurut dokter spesialis gizi klinik dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK, sarapan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita tidak memulai hari dengan sarapan, tenaga kita dari mana? Jadi sebagai salah satu sumber energi kita, kita memerlukan sarapan. Mulai anak-anak, remaja, dewasa, semuanya membutuhkan sarapan,” tuturnya.
Sarapan bisa diibaratkan sebagai ‘bahan bakar’ untuk beraktivitas di pagi hari. Dengan sarapan, kita bisa lebih bertenaga saat bekerja dan kemampuan berpikir pun meningkat. Meski begitu, menu sarapan tidak boleh sembarangan ya, Moms. Dr. Cindy menyarankan untuk mengkonsumsi sarapan yang terdiri dari karbohidrat, protein nabati atau hewani, lemak, dan vitamin, dalam sayuran atau buah-buahan sebagai pelengkapnya.
Sementara itu, Prof. Hardin merekomendasikan agar sarapan dilakukan sebelum pukul 09.00. Pasalnya, dua jam setelah beraktivitas di pagi hari, kadar gula darah dalam tubuh bisa menurun secara drastic dan dapat mempengaruhi produktivitas.
ADVERTISEMENT
“Hasil preview kami, dua jam setelah mulai bekerja, umumnya beraktivitas setelah jam 07.00, itu drastis penurunan gula darah, kemampuan mengingatnya juga terganggu, kemampuan produktivitas fisik juga terganggu,” ungkapnya.
Di akhir sesi diskusi, baik dr. Cindi maupun Prof. Hardin, sama-sama setuju bahwa penting bagi orang tua untuk membiasakan sekaligus memberikan contoh pada anak untuk sarapan setiap pagi. Tujuannya untuk membentuk kebiasaan yang baik saat si kecil beranjak dewasa kelak.