Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Gangguan pencernaan menjadi salah satu hal yang sering dikeluhkan anak , sehingga membuat sebagian besar orang tua pun resah. Bukan begitu, Moms? Sebab, anak yang mengalami kondisi ini biasanya akan membuat dirinya menjadi lebih rewel dan tidak nyaman akan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Gangguan pencernaan pada anak juga tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya apabila dibiarkan, gejala tersebut dapat berujung pada risiko penyakit yang lebih berbahaya. Maka dari itu, orang tua perlu mengenali gangguan pencernaan yang umum terjadi pada si kecil. Dari situ, Anda pun akan mengetahui hal apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
dr. Frieda Handayani K., SpA (K), Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak menjelaskan, sistem saluran cerna manusia unik dan beragam. Saluran cerna itu sendiri merupakan organ kompleks yang dibangun oleh 40 persen jaringan limfoid atau gut associated lymphoid tissue (GALT). Saluran ini mengandung sekitar 70-80 persen antibodi dan ratusan juta sel saraf dan terdapat miliaran mikrobiota yang hidup.
Dokter yang juga praktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Tangerang Selatan ini kembali mengungkap bahwa saluran cerna merupakan otak kedua manusia yang dapat mempengaruhi suasana hati alias mood, perilaku, kesehatan, dan mental dengan menyeimbangkan gizi mikrobiota di saluran cerna.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kalau kita mau (anak) sehat, kita harus menyehatkan saluran cernanya dulu. Karena saluran cerna itu paling banyak diproduksi antibodi yang disebut dengan imunologi," kata dr. Frieda dalam Small Group Media Discussion RSPI 'Gangguan Pencernaan pada Anak' yang digelar di Seribu Rasa Menteng, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (27/2).
Lebih lanjutnya, dr. Frieda pun memaparkan bahwa terdapat 7 gangguan pencernaan yang umum terjadi pada anak. Kira-kira apa saja ya, Moms? Berikut penjelasannya.
1. Diare
dr. Frieda mengatakan bahwa 50-60 persen diare pada anak disebabkan oleh rotavirus --jenis virus yang menginfeksi bagian usus. Umumnya, diare ditandai dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang bertambah dari biasanya, yaitu sekitar lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tekstur tinja pun lembek atau cair.
ADVERTISEMENT
Cara untuk mencegah anak dari diare adalah mengajarkannya terapkan pola hidup sehat seperti tidak jajan sembarang, serta rutin mencuci tangan sebelum dan setelah makan.
2. Konstipasi
Lain halnya dengan diare, konstipasi diartikan sebagai suatu kondisi yang membuat seseorang kesulitan buang air besar (BAB). Tanda anak mengalami konstipasi dapat dilihat dari frekuensi BAB berkurang menjadi 2 kali dalam seminggu. Biasanya, tinja yang nantinya dikeluarkan akan keras, kering, dan bulat.
"Konstipasi dapat disebabkan karena perubahan pola makan di lingkungan kita sehari-hari," kata dr. Frieda.
Selain itu juga karena anak kekurangan serat dalam tubuhnya, Moms. Pastikan Anda memberi menu sehat seimbang setiap harinya. Hal ini pun bukan hanya menghindarkan anak dari konstipasi, tapi juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.
ADVERTISEMENT
3. Refluks Gastroesofageal (GERD)
Refluks asam lambung atau biasa dikenal dengan GERD adalah suatu kondisi yang membuat anak muntah secara terus menerus. Biasanya hal ini karena tekanan dari bawah kerongkongan atau otot kerongkongan yang melemah.
Gejala umumnya adalah panas di bagian atas dada (heartburn), sakit pada saat menelan, sering batuk, serak atau mengi, bersendawa berlebihan, mual, asam lambung terasa di tenggorokan, dan gejala refluks memberat bila sedang berbaring.
4. Intoleransi Laktosa
Ini adalah suatu kondisi ketidakmampuan tubuh mencerna semua produk laktosa atau produk olahan susu yang masuk dalam tubuh. dr. Frieda menuturkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi produk susu dapat menyebabkan intoleransi laktosa. Gejala umum yang terjadi yaitu nyeri perut, kembung, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam.
5. Appendisitis (Radang Usus Buntu)
ADVERTISEMENT
Mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan menjadi beberapa gejala umum yang ditimbulkan dari appendisitis atau radang usus buntu). Biasanya si kecil yang mengalami kondisi ini akan merasa sakit di bagian tengah perut yang mungkin hilang kemudian dapat muncul kembali secara tiba-tiba.
Mengkonsumsi asupan kaya serat dapat menyehatkan sistem pencernaan dan hal ini diketahui pula dapat menekan risiko terkena usus buntu, Moms.
6. Gastritis (Radang Lambung)
Gastritis dapat terjadi karena lambung mengeluarkan asam lambung (HCI) yang berguna untuk mematikan bakteri yang masuk melalui mulut. Selaput lendir itu sendiri didesain tahan asam. Sehingga, seharusnya ada keseimbangan antara faktor pelindung (protektor) dan faktor penyerang (agresor). Jika agresor lebih unggul, maka muncullah penyakit ini.
7. Irritable Bowel Syndrome (IBS)
ADVERTISEMENT
Ini adalah gangguan pencernaan pada anak yang mempengaruhi usus besar. Irritable Bowel Syndrome (IBS) bisa membuat lebih sensitif saraf yang bertanggung jawab pada kontraksi otot saluran cerna (peristalsis), yang bertugas mendorong makanan melewati rongga usus.
Dinding dalam otot saluran cerna nantinya akan bereaksi lebih terhadap stimulan ringan, seperti produk susu dan stres emosional. Hal ini pun dapat menyebabkan kram.
dr. Frieda mengatakan bahwa IBS dapat berupa diare atau konstipasi. Ia pun memberikan saran kepada para orang tua agar dapat menerapkan perilaku gaya hidup sehat dan seimbang pada anak.