7 Jenis Ruam yang Kerap Dialami Ibu Hamil

8 November 2021 9:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
7 Jenis Ruam saat Hamil yang Perlu Ibu Ketahui. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
7 Jenis Ruam saat Hamil yang Perlu Ibu Ketahui. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ibu hamil kerap mengalami berbagai masalah kulit selama masa kehamilannya. Ruam kulit merupakan salah satunya.
ADVERTISEMENT
Ruam kulit umumnya memang tidak berdampak pada janin di dalam kandungan, tapi rasa gatal yang ditimbulkan dapat membuat ibu hamil merasa tidak nyaman hingga terganggu aktivitasnya.
Apa penyebab ibu hamil rentan alami ruam kulit?
Ada beberapa hal, Moms. Mulai dari perubahan hormon, peregangan kulit, kondisi genetik hingga kelancaran suplai darah di dalam tubuh pun bisa berpengaruh.
Ruam kulit yang dialami ibu hamil juga bisa berbeda-beda. Menurut Medical News Today, ada tujuh jenis ruam yang kerap terjadi selama kehamilan dan perlu diwaspadai.

7 Jenis Ruam yang Muncul saat Hamil

7 Jenis Ruam saat Hamil yang Perlu Ibu Ketahui. Foto: Pixabay
1. Ruam panas
Kehamilan membuat suhu tubuh ibu lebih hangat karena peningkatan suplai darah ke kulit. Akibatnya, ibu hamil mungkin mengeluarkan keringat lebih banyak setiap harinya.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus, keringat berlebih ini dapat menyebabkan ruam panas pada ibu hamil. Ruam panas atau biang keringat menimbulkan bercak lepuh kecil yang gatal pada kulit.
2. Biduran
Biduran atau kaligata merupakan bentol-bentol kemerahan yang muncul di sebagian atau seluruh tubuh seseorang. Dalam bahasa medis, biduran sering disebut dengan urtikaria.
Biduran bisa terasa sangat gatal, muncul dan hilang di area yang berbeda dan semakin menyebar jika sering digaruk.
3. Erupsi atopik kehamilan
Erupsi atopik kehamilan adalah masalah kulit paling umum yang kerap menyerang ibu hamil. Beberapa jenis erupsi atopik kehamilan termasuk eksim atopik, prurigo kehamilan dan folikulitis pruritus kehamilan.
Eksim adalah ruam yang sangat kering dan gatal yang tampak merah pada kulit yang lebih terang dan abu-abu atau coklat pada kulit yang lebih gelap.
ADVERTISEMENT
Ibu hamil yang mengalami kondisi ini akan menemukan bahwa lesi lebih sering muncul dari biasanya selama trimester pertama dan kedua. Kondisi ini menimbulkan rasa tidak nyaman tetapi tidak menimbulkan risiko bagi ibu hamil maupun janin dan akan hilang secara perlahan setelah melahirkan.
4. Ruam PUPPP
Menurut National Institutes of Health, ruam PUPPP mempengaruhi sekitar 1 dari 160 kehamilan. Kondisi ini lebih umum terjadi pada seorang ibu dengan kehamilan kembar. Ruam PUPPP berkembang ketika kulit meregang yang merusak lapisan jaringan di bawahnya.
Ini menyebabkan peradangan, yang muncul sebagai ruam pada trimester kedua kehamilan. Ruam PUPPP menimbulkan gatal dan benjolan pada kulit, tetapi tidak menyebabkan komplikasi yang membahayakan.
7 Jenis Ruam saat Hamil yang Perlu Ibu Ketahui. Foto: Shutter Stock
5. Kolestasis obstetrik
ADVERTISEMENT
Kolestasis obstetrik adalah kondisi serius pada organ hati yang dapat terjadi selama kehamilan. Ini menyebabkan gatal parah yang dimulai pada telapak tangan dan telapak kaki sebelum akhirnya menyebar ke bagian tubuh lainnya. Gatal dapat terjadi dengan atau tanpa ruam.
6. Impetigo herpetiformis
Impetigo herpetiformis termasuk kondisi kulit langka yang muncul selama kehamilan. Kondisi ini biasanya muncul pada trimester akhir kehamilan yang mirip dengan psoriasis pustular, yaitu kondisi peradangan kulit yang parah.
Ruam yang ditimbulkan dari impetigo biasanya muncul di area lipatan kulit, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh tubuh. Kulit akan terlihat kering, berkerak dan infeksi karena ruam tersebut.
7. Pemfigoid gestasi
Pemfigoid gestasional adalah penyakit autoimun langka yang mempengaruhi 1 dari 50 ribu kehamilan. Kondisi ini menyebabkan ruam seperti gatal-gatal yang dimulai di sekitar pusar dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain memerah, kulit juga akan tampak lecet yang terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis