Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahkan, beberapa bayi juga bisa tumbuh gigi di atas usia enam bulan dan itu merupakan hal normal. Sebab, tumbuh kembang setiap bayi biasanya berbeda-beda. Meski begitu, orang tua perlu waspada jika bayi belum juga tumbuh gigi hingga usianya menginjak 24 bulan. Bisa jadi, hal ini menandakan adanya kondisi tertentu pada si kecil, Moms.
Lantas, apa yang menyebabkan bayi terlambat tumbuh gigi?
7 Kemungkinan Penyebab Bayi Terlambat Tumbuh Gigi
Sebelum khawatir, orang tua perlu memahami bahwa keterlambatan tumbuh gigi pada bayi biasanya normal. Beberapa bayi mungkin mengalami percepatan tumbuh kembang, tapi ada juga bayi yang sedikit terlambat. Jadi, sebaiknya perhatikan dan cari tahu apa yang kira-kira jadi penyebabnya.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diwaspadai jika si kecil mengalami terlambat tumbuh gigi:
ADVERTISEMENT
Faktor genetik atau keturunan bisa menjadi penyebab utama bayi terlambat tumbuh gigi. Artinya, bila ibu dan ayah mengalami keterlambatan tumbuh gigi saat kecil, maka ada kemungkinan anak Anda juga mengalami hal yang sama, Moms.
Penelitian di National Library of Medicine menunjukkan, berat badan lahir rendah atau kekurangan gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi bayi. Kekurangan kalsium, vitamin A, B, C, dan D sejak masa kehamilan hingga setelah kelahiran bayi berdampak signifikan pada pertumbuhan gigi si kecil.
Bayi dengan gangguan tiroid, terutama hipotiroidisme bisa mengalami keterlambatan tumbuh gigi. Jika bayi sudah tumbuh gigi pun, ia mungkin mengalami masalah gigi lainnya termasuk kerusakan enamel dan posisi gigi abnormal seperti bertumpuk satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Mengutip Mom Junction, fibrosis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gusi tebal, sehingga menghambat pertumbuhan gigi. Hal ini bisa membuat gigi bayi tumbuh lebih lama dari usianya, Moms.
Masalah hormonal seperti kelenjar pituitari yang mengeluarkan hormon pertumbuhan bayi dalam tingkat rendah dapat secara signifikan mempengaruhi perkembangan struktur wajah, termasuk pertumbuhan gigi bayi.
Bayi yang mengalami cedera atau trauma pada bagian kepala, terutama rahang dapat mempengaruhi pertumbuhan giginya. Cedera juga bisa menyebabkan fibrosis yang membuat gigi bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh.
Gigi susu bayi juga bisa mengalami impaksi atau terjebak di dalam gusi, sehingga tidak bisa tumbuh sempurna atau lebih lambat. Gigi susu yang impaksi mungkin gagal erupsi dan bersarang di dalam gusi bayi yang menyebabkan ketidaknyamanan seperti, gusi kemerahan, bengkak dan nyeri.
ADVERTISEMENT
Live Update