Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
7 Ucapan Orang Tua yang Bisa Mengganggu Psikologis Anak
15 Maret 2017 6:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Terkadang jika anak berbuat salah, orang tua suka memarahi anaknya dengan mengucapkan kata-kata yang bisa membuat anak menangis dan bahkan mengurung dirinya di kamar. Padahal hal ini harusnya tidak boleh dilakukan oleh para orang tua.
ADVERTISEMENT
Ucapan orang tua yang terkesan kasar bisa membuat psikologis seorang anak terganggu. Di balik tangisan mereka, anak akan merasa sangat terpuruk dan bahkan tidak bersemangat dalam menjalani hari-harinya. Seharusnya orang tua bisa lebih sabar lagi dalam menghadapi anak-anaknya. Usahakan untuk tidak mengucapkan kata-kata yang bisa menyakiti perasaan seorang anak.
Berikut 7 hal yang tidak boleh diucapkan kedua orang tua kepada anak seperti yang dilansir oleh kumparan (kumparan.com) dari Times of India :
1. Saya Lebih Bertanggung Jawab Ketika Saya Seumuran Kamu
Membandingkan anak dengan contoh dari apa yang Anda mampu lakukan ketika masih kecil adalah kesalahan besar pertama orang tua. Karena, mereka akan merasa kesal jika diharapkan sesuatu oleh orang tua dan mereka tidak bisa menyelesaikannya sebaik yang dulu orang tuanya lakukan.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang tua berharap anaknya bisa sesempurna mereka padahal orang tua harus mengingat kekurangan mereka terdahulu ketika masih anak-anak. Sebuah pernyataan seperti ini akan merusak rasa percaya diri anak Anda.
2. Kamu Selalu Salah dalam Mengambil Keputusan
Jangan menyuruh anak untuk berpikir dewasa saat umurnya masih 10 tahun. Semua orang berhak untuk membuat kesalahan dan hal ini merupakan bagian dari proses pembelajaran.
Anak yang menurut orang tua mereka salah dalam mengambil keputusan, mungkin bukan salah dalam mengambil keputusan namun keputusan tersebut hanya tidak disukai oleh Anda. Seperti, anak yang memilih ekstrakurikuler futsal dan Anda lebih menginginkan anak Anda untuk memilih karate. Jangan hanya karena perbedaan seperti ini lalu menganggap anak Anda adalah anak yang tidak bisa dibanggakan. Tugas Anda sebagai orang tua adalah untuk membimbingnya, tidak memaksa dia untuk mematuhi pendapat Anda.
ADVERTISEMENT
3. Kenapa Kamu Tidak Bisa Seperti Kakak Atau Adikmu?
Kebiasaan buruk orang tua yang paling sering dilakukan adalah ketika orang tua membandingkan anak mereka. Apalagi jika salah satu anak mereka adalah anak yang berbakat sehingga Anda memaksa anak Anda untuk bisa menyamai bakat tersebut.
Padahal setiap anak memiliki kemampuannya masing-masing. Seharusnya orang tua memperhatikannya kemampauan anaknya terlebih dahulu sebelum membandingkannya. Mungkin jika kakaknya memiliki kemampuan melukis, adiknya akan memiliki kemampuan lain misalnya seperti handal dalam bidang olahraga. Jadi, jangan pernah membandingkan anak karena mereka akan merasa sangat buruk di mata Anda.
4. Tinggalkan Ibu/Bapak Sendiri!
Terkadang, orang tua ingin menikmati waktunya sendirian. Terutama saat mereka sedang bekerja atau sedang melakukan hal serius. Jika anak mengajak Anda untuk bermain ketika Anda sedang bekerja maka jangan cepat-cepat langsung membentak mereka dengan ucapan yang bisa mengganggu psikologis mereka seperti "jangan ganggu ibu/bapak!", "tinggalkan ibu/bapak sendiri!".
ADVERTISEMENT
Kata-kata ini akan langsung dirangsang oleh otak anak dan membuat mereka merasa seperti ditelantarkan atau tidak diinginkan sehingga mereka menjadi depresi. Tunjukkan kesabaran Anda terhadap anak dengan mengatakan kata-kata yang lebih halus.
5. Kamu Harusnya Malu dengan Dirimu Sendiri
Kata-kata ini adalah sebuah pernyataan yang sangat kasar dan tentunya langsung dimaknai buruk oleh anak-anak. Orang tua sewajarnya dilarang untuk berkata kasar terhadap anak-anaknya.
Seorang anak yang telah melakukan kesalahan dan ditegur dengan pernyataan seperti ini akan membuat mereka mendapatkan label anak nakal. Ada banyak cara yang lebih baik untuk memberitahu seorang anak tentang perbuatan baik dan buruk. Kata-kata kasar tidak akan membuat anak menjadi lebih baik melainkan membuat mereka merasa depresi.
ADVERTISEMENT
6. Kamu Seperti Ibu/Bapakmu
Tidak semua pasangan yang sudah menikah menjalani hidup yang bahagia dan kepahitan dalam hubungan mereka sering diterjemahkan ke dalam pertukaran kata-kata kasar terhadap satu sama lain. Beberapa hubungan juga berakhir dengan perceraian.
Ketika perpisahan terjadi, salah satu pihak akan merasa kesal dengan mantan pasangannya. Seorang anak yang akan ikut dengan salah satu orang tua, entah ibu atau bapak, akan selalu disalahkan jika melakukan tindakan yang bikin orang tuanya kesal. Dan orang tua biasanya akan menyalahkannya dengan menyamakan sifat anak tersebut dengan sifat orang tua yang kini sudah tak lagi hidup dengannya karena rasa kesal yang masih terpendam.
7. Lebih Baik Tidak Punya Anak daripada Punya Anak Seperti Kamu
ADVERTISEMENT
Kata-kata kasar seperti ini adalah ledakan emosi yang paling ekstrem dan memiliki konsekuensi yang sangat serius pada seorang anak. Tidak diragukan lagi, kata-kata ini merupakan pernyataan paling menyakitkan yang orang tua katakan terhadap anak mereka.
Selain membuat anak menangis dan mengurung dirinya di kamar, keadaan mental anak juga bisa sangat terganggu akibat kata-kata kasar ini. Anak bisa saja mempunyai pikiran untuk pergi dari rumah terutama bagi anak yang masih berusia di bawah 12 tahun.
Jadi, bagi para orang tua hendaknya untuk memikirkan kembali apa yang ingin Anda katakan terhadap anak Anda. Karena jika salah berucap bisa berakibat buruk bagi kondisi psikologis anak.