8 Faktor yang Bisa Pengaruhi Tinggi dan Berat Badan Anak

7 Mei 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tinggi badan anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tinggi badan anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Orang tua perlu memastikan anak berada dalam tahap tumbuh kembang yang normal. Salah satunya dengan memantau grafik pertumbuhan terkait tinggi dan berat badan anak yang normal sesuai dengan usianya.
ADVERTISEMENT
Meski tumbuh kembang pada setiap anak berbeda, orang tua tetap perlu mempunyai patokan sendiri. Dengan begitu, Anda bisa mengenali bila ternyata ada yang salah pada tinggi dan berat badan anak.
Nah Moms, berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa mempengaruhi tinggi dan berat badan anak:
Ilustrasi berat badan anak. Foto: Shutter Stock

Keturunan

Dikutip dari laman resmi University of Rochester Medical Center, seorang anak mungkin lebih pendek atau lebih tinggi, dan lebih gemuk atau kurus dari rata-rata usia anak karena memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa seperti orang tua atau anggota keluarga lainnya.

Keterlambatan perkembangan

Perawakan anak yang berbeda dapat terjadi akibat keterlambatan pertumbuhan dan pubertas. Beberapa anak mencapai usia pubertas lebih lambat dari yang lain. Dan akibatnya, pertumbuhan normalnya pun melambat. Namun, anak-anak lainnya juga mencapai pertumbuhan normal pada masa remaja, Moms.
ADVERTISEMENT

Masalah kesehatan anak

Kondisi kesehatan tertentu juga mencegah anak mencapai ketinggian normal dan berat badan normal. Beberapa kondisi tersebut seperti, gangguan ginjal, paru-paru dan jantung, masalah sistem pencernaan serta stres berlebihan.
Anak bertubuh pendek. Foto: APIWAN BORRIKONRATCHATA/Shutterstock

Masalah hormonal

Ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Beberapa masalah hormonal yang mempengaruhi pertumbuhan. Seperti kadar hormon tiroid berjumlah sedikit sehingga menghambat pertumbuhan tulang dan kerusakan pada kelenjar pituitari, yang bertanggung jawab atas sekresi hormon pertumbuhan manusia.

Pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR)

Mengutip Mom Junction, IUGR mengacu pada kondisi saat pertumbuhan bayi tidak normal sejak di dalam rahim. Kurangnya perhatian pada diri sendiri, atau merokok misalnya, selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi. Kemudian bayi yang dilahirkan menjadi lebih lemah, lebih kurus atau lebih pendek saat lahir.
ADVERTISEMENT

Kelainan genetik

Kelainan genetik juga dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Beberapa kondisinya termasuk sindrom turner, saat kromosom X hilang, menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan pubertas anak perempuan. Kemudian, sindrom down yang disebabkan adanya tambahan kromosom ke-21, juga mempengaruhi pertumbuhan normal yang mengarah ke perawakan pendek.
Ilustrasi tumbuh kembang anak. Foto: Shutterstock

Pola makan buruk

Pola makan yang tidak sehat tidak hanya dapat menyebabkan obesitas, tetapi di sisi lain juga bisa membuat berat badan anak berkurang. Ya Moms, asupan nutrisi yang tidak mencukupi kebutuhan anak menyebabkan si kecil tidak bisa bertumbuh dengan baik.

Kurang aktif

Faktanya, sebagian besar anak-anak pada masa ini lebih tertarik pada TV, ponsel, dan gadget mereka. Karena akses yang mudah ke teknologi, anak-anak hampir tidak menikmati aktivitas fisik, yang kemudian menghasilkan berat badan yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT