8 Hal yang Sebaiknya Tak Dilakukan Orang Tua saat Anak Beranjak Remaja

14 Maret 2023 12:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hal yang Sebaiknya Tak Dilakukan Orang Tua saat Anak Beranjak Remaja. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Hal yang Sebaiknya Tak Dilakukan Orang Tua saat Anak Beranjak Remaja. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat anak beranjak remaja, ada banyak perubahan yang terjadi termasuk psikologis dan kepribadiannya. Anak-anak praremaja akan berusaha belajar menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab. Tetapi ibu perlu memahami pada fase ini, gaya pengasuhan pun juga perlu disesuaikan, lho!
ADVERTISEMENT
Ya Moms, saat usia anak sudah memasuki 10-12 tahun, umumnya anak akan mengalami transisi menuju fase kedewasaannya. Ini bisa terlihat dari anak-anak yang berusaha lebih mandiri dan mengatur perilaku sosialnya. Pada saat ini jugalah orang tua juga perlu memberikan kepercayaan lebih dan memberi anak kesempatan melakukan apa pun yang mereka mau. Namun satu hal yang tidak boleh terlewatkan, jangan lupa tetap diberi pengawasan.
Lantas, apa sih yang sebaiknya tidak dilakukan oleh orang tua praremaja agar lebih mendukung tumbuh kembangnya? Yuk dimak penjelasannya dikutip dari laman Moms!

1. Membiarkan Tugas Sekolah Banyak Dibantu

Anda mungkin tipe orang tua yang suka menemani dan membantu si kecil mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi saat usianya bertambah, tak ada salahnya memberikan dia kesempatan mengerjakan tugasnya sendiri, meskipun Anda tahu jawabannya. Jadi, Anda bisa mengajarinya kemandirian dan bertanggung jawab atas nilai yang mereka dapatkan.
ADVERTISEMENT

2. Anak Tidak Diajari Memutuskan Sendiri

Ilustrasi anak praremaja tidak bisa memutuskan sendiri. Foto: Shutterstock
Seorang praremaja sedang berkembang secara emosional, sehingga seharusnya sudah tahu mana yang benar dan salah dalam memutuskan serta berperilaku.

3. Tidak Minta Izin saat Unggah Foto

Di usia ini, beberapa anak bisa merasa terganggu saat foto-fotonya diunggah begitu saja tanpa seizinnya. Sebab, bisa membuat anak kurang percaya diri. Sehingga, ada baiknya Anda bertanya terlebih dahulu apakah boleh mengunggah foto mereka atau tidak di media sosial.

4. Tak Bisa Menentukan Hobinya Sendiri

Anak usia praremaja sedang suka mencoba-coba sesuatu. Jadi, biarkan mereka melakukan aktivitas mana pun yang mereka sukai dan selagi jangan dilarang selagi bukan perbuatan negatif ya, Moms. Sembari mereka menemukan jati dirinya ingin menggeluti dunia apa yang mereka sukai.
ADVERTISEMENT

5. Tidak Diajari Pentingnya Kebersihan

Ilustrasi anak praremaja cemas dengan bentuk tubuh. Foto: MIA Studio/Shutterstock
Di usia ini mereka seharusnya sudah mulai memahami konsep kebersihan diri sendiri dan lingkungannya. Jadi ketika melihat sekitarnya kotor, mintalah anak untuk berinisiatif membersihkan atau ikut membantu membersihkan rumah tanpa disuruh. Jadi, mereka sudah harus bertanggung jawab atas pekerjaan bersama.

6. Masih Perlakukan sebagai Anak Kecil

Para ahli di Child Mind Institute mengingatkan, orang tua perlu mengurangi bahkan tidak lagi memanjakan anak. Sebab, pada usia ini mereka sedang mencoba hal-hal baru. Dan bila dikekang, mereka justru akan merasa ingin 'memberontak', seperti mencoba perilaku-perilaku negatif.

7. Membatasi Pertemanan

Umur 10-12 tahun adalah usia mereka sedang mencari banyak teman. Ada kalanya, mereka memiliki keinginan untuk dikenal oleh banyak temannnya. Bahkan bisa jadi mereka pun sudah mulai membentuk 'geng'-nya. Dan bila anak sedang menjalani fase ini, ayah dan ibu tidak perlu mengekangnya. Namun, Anda tetap perlu mengajari si kecil agar tidak salah pertemanannya, ya!
ADVERTISEMENT

8. Tidak Pahami Keinginan dan Kebutuhannya

Anak praremaja biasanya sudah mulai bisa mengungkapkan pendapat, keinginan, dan kebutuhannya secara terbuka. Dan mungkin ada momennya ketika anak merasa pilihannya ini tidak bisa dikabulkan oleh orang tuanya. Bila terjadi hal ini, cobalah untuk hindari perdebatan, dengarkan alasan mereka menginginkan hal tersebut, dan mendiskusikan bersama apa yang mereka butuhkan ke depannya.