Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ahli Gizi: Bukan Hanya Bikin Kenyang, Pastikan Makanan Anak Mengandung Ini!
29 Juli 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 6 menitDokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Diana F. Suganda, SpGK, menyampaikan pentingnya memastikan komposisi asupan makanan anak harus memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
"Kita harus perhatikan apa yang masuk. Biasanya cuma yang penting anaknya kenyang. No, nggak bisa. Sebenarnya komposisi yang anak itu butuh apa? makronutrien, mikronutrien, lengkap," kata dr. Diana.
Dalam acara Bright Talk bertajuk Children's Day Special: Smart Nutrition, Brighter Future yang digelar kumparan dan Sun Life Indonesia, Rabu (24/7), dr. Diana menjelaskan, dampak jika asupan nutrisi anak tidak terpenuhi dengan seimbang. Salah satunya, anak bisa kekurangan gizi karena asupan nutrisinya kurang atau obesitas untuk mereka yang konsumsinya berlebihan.
Terlebih, anak lebih banyak diberikan makanan olahan maupun siap saji yang memiliki kandungan gula tinggi. Dalam jangka panjang, hal itu bisa memicu diabetes pada anak.
Ya Moms, dr.Diana menyebut, angka diabetes anak saat ini terus melonjak hingga 700 persen atau 7 kali lipat setelah pandemi COVID-19. Hal ini terjadi karena konsumsi makanan yang tidak seimbang dan tidak diikuti dengan gerak aktif pada anak.
Pernyataan ini didukung dengan laporan terbaru Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menunjukkan kasus diabetes pada anak meningkat hingga 70 kali lipat sejak tahun 2010 lalu karena pola gaya hidup (lifestyle) tidak baik.
Lebih lanjut dr.Diana menjelaskan, peningkatan kasus diabetes anak yang terjadi saat ini, kebanyakan bukan karena genetika atau keturunan. Namun, peningkatan kadar lemak dalam tubuh anak terlalu banyak yang mengakibatkan resistensi insulin sebagai pemicu pradiabetes.
"Kenapa naik berat badan? Ya karena konsumsinya banyak banget tetapi rendah nutrisi. Sekarang kita masuk deh ke convenience store. Lihat, di kulkas, isinya apa? Minuman kemasan manis semua. Dan begitu anak dikasih manis, dia akan naik lagi (insulinnya). Ada pepatah yang bilang gini, sugar is a new heroine. Serem gak, Moms? Jadi sugar itu bikin adiksi," kata dr. Diana.
Makanan Kaya Nutrisi Tidak Harus Mahal
Makanan kaya nutrisi mudah didapat dan tidak harus mahal. dr. Diana menjelaskan, kebutuhan karbohidrat bisa dipenuhi dengan nasi dan umbi-umbian seperti ubi, singkong dan kentang.
Begitu juga dengan protein, juga bisa didapat dari hewani seperti daging, ikan dan telur, maupun nabati seperti tahu dan tempe. Sedangkan lemak juga bisa didapat dari ikan berlemak, bagian tertentu pada ayam, hingga kacang-kacangan.
"Jadi jangan mikir, oh harus daging, harus salmon. Nggak lah. Telur, ayam, ikan. Ikan kembung itu kaya gizinya seperti ikan salmon. Jadi nggak harus ditambah unsalted butter, ini itu, nggak harus," kata dr. Diana.
dr. Diana juga menyarankan tidak memenuhi kebutuhan karbohidrat anak dengan makanan ultra proses terlalu sering, seperti roti, pasta maupun sereal. Selain rendah nutrisi karena melalui proses pengolahan panjang, konsumsi makanan ultra proses juga dapat memicu lonjakan energi karena gula atau sugar rush.
"Kalau bisa di pagi hari, jangan kasih olahan. Karena bisa melonjak energinya, justru malah di sekolah mereka nggak bisa konsentrasi. Alih-alih dia punya energi untuk mikir, malah gak konsen. Terlalu surging energy, terlalu cepat, dan langsung drop. Jadi malah ngantuk di kelas," katanya.
Diimbangi Gerak Aktif Anak
Membiasakan anak bergerak aktif juga baik bagi tumbuh kembangnya. dr. Diana menganjurkan untuk melatih anak mengaktifkan otot-otot mereka melalui aktivitas seperti jalan, berlari, loncat-loncat maupun lainnya. Pasalnya, selain asupan nutrisi yang cukup, pertumbuhan anak juga didukung gerak aktif.
"Jadi seimbang. Nggak ada artinya kalau kita cuma kasih makan doang tapi nggak dipakai gerak. Gerak juga untuk melatih otot mereka, nggak harus renang, apa saja," kaya dr. Diana.
Karenanya, dr. Diana mendukung penerapan gaya hidup sehat untuk masa depan anak sebagai penerus generasi mendatang.
Momfluencer yang juga seorang News Anchor, Jihan Novitasari sepakat mengenai pentingnya memberikan nutrisi yang baik bagi anak. Sebagai orang tua, Jihan menilai, nutrisi berpengaruh pada kesehatan dan mendukung aktivitas anak.
“Pertama, jadi jarang sakit tuh. Karena kalau udah sakit, pusing ya, naikin berat badannya susah, jadi nggak gampang sakit. Lalu, pastinya pertumbuhannya juga oke ya, berat badannya naiknya oke juga,” ujar Jihan.
Anak Penentu Masa Depan Bangsa
Pentingnya tumbuh kembang anak juga turut menjadi perhatian bagi Sun Life Indonesia. Karenanya, President Director Sun Life Indonesia Teck Seng Ho mengatakan, Sun Life menggelar talkshow ini, sekaligus untuk merayakan Hari Anak Nasional.
Harapannya semua hak anak dapat terpenuhi dengan baik. Bagaimanapun anak adalah masa depan bangsa dan negara.
“Terima kasih Anda sudah hadir. Ini adalah keputusan yang sangat penting, bukan hanya bagi Anda, bagi keluarga dan anak-anak Anda. Sangat penting untuk memulainya sejak usia muda, mengkonsumsi makanan sehat, menjalani gaya hidup sehat, dan merencanakan masa depan Anda," kata Teck Seng.
Sun Life juga memiliki program khusus yang mendukung gerak aktif dan edukasi tentang pentingnya gizi untuk anak, melalui program Sekolah Bersinar (bersih, indah, dan ramah anak) di sejumlah lokasi.
VP Head of Branding, Communication & CX Sun Life Indonesia, Kaiser Simanungkalit mengatakan, Sun Life menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan anak baik secara fisik, gizi maupun dari segi pendidikan. Apalagi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 mendatang dibutuhkan anak yang sehat dan kuat.
"Jadi mungkin Anda sudah tahu bahwa nanti 2045 nanti kita berharap generasi emas Indonesia. Nah, mereka ini harus sehat secara fisik, cukup secara gizi, dan baik secara pendidikan," kata Kaiser.
Namun kata Kaiser, riset justru menyebut hanya sekitar 20 persen anak-anak yang bergerak secara aktif. Hal ini terjadi diantaranya karena perubahan zaman yang memicu kurangnya aktivitas anak hingga berkurangnya ruang untuk gerak.
Kondisi ini yang kemudian menjadi perhatian Sun Life untuk terus mendorong anak terus aktif demi menunjang pertumbuhannya.
"Beberapa tahun terakhir ini, Sun Life aktif mengkampanyekan anak-anak bergerak aktif. Salah satu program kita adalah kita membuat sebuah kurikulum di sekolah-sekolah yang tujuannya membuat anak bergerak, yang sifatnya bermain, loncat, lari, game, dan sebagainya. Yang secara otomatis tanpa anak sadari, dia akan bergerak," kata Kaiser.
Selain berbagai upaya tersebut, Anda juga dapat menambah proteksi dengan asuransi. Hal ini sebagai upaya melindungi si kecil dari risiko kesehatan yang bisa terjadi, termasuk diabetes anak.
"Kalau dia terkena diabetes baru beli asuransi nggak bisa. Tapi kalau dia punya asuransi sebelum dia terkena diabetes dia bisa. Sun Life mengingatkan dua hal itu, pencegahan dan juga proteksi. You are the decision maker for your family, especially for your kid. Mereka punya future in your hand," kata Kaiser.
Sun Life hadir untuk membantu jutaan keluarga Indonesia dalam mencapai kemapanan hidup. Sun Life memiliki jenis produk seperti Sun Life Proteksi Tepat, produk asuransi jiwa berjangka yang masa pembayaran preminya hanya lima tahun untuk perlindungan 20 tahun.
Untuk informasi lengkap mengenai Sun Life Proteksi Tepat, Anda bisa mengunjungi https://www.sunlife.co.id/id/ ya Moms!
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio