Ajak Anak Cinta Lingkungan, AQUA dan Sekolah.mu Luncurkan Program SAMTAKU

20 Mei 2021 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi anak sedang membuang sampah. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi anak sedang membuang sampah. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pendidikan menjadi salah satu hal penting bagi anak-anak. Tak hanya soal akademis, pendidikan juga menyangkut penanaman nilai moral dan kebiasaan baik pada anak. Misalnya, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya yang saat ini sulit dilakukan oleh beberapa anak.
ADVERTISEMENT
Nah, para guru bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan terbaik pada anak di sekolah dalam hal ini. Namun, proses pembelajaran daring yang saat ini berlangsung sering kali menjadi suatu kendala bagi berbagai pihak.
Untuk membantu orang tua dan guru mengedukasi anak tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar, AQUA bersama wadah edukasi digital, Sekolah.mu menghadirkan program belajar SAMTAKU (Sampahku Tanggung Jawabku). Hal ini diharapkan bisa memudahkan orang tua dan guru untuk memberikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya bertanggung jawab atas lingkungannya.
Yuk, kenali lebih dalam soal program edukasi SAMTAKU lewat penjelasan di bawah ini.

Program SAMTAKU untuk Anak

Webinar AQUA dan sekolah.mu.
Dalam konferensi pers daring yang diadakan AQUA dan Sekolah.mu pada Kamis (6/5), Intan Kartika, Brand Director AQUA mengatakan bahwa, program belajar SAMTAKU berada bawah naungan Kementerian Pendidikan dan kini dapat diakses oleh seluruh siswa Paud dan SD di seluruh Indonesia. Selain sebagai pemahaman, program ini juga menyasar peningkatan keterampilan tentang pengelolaan sampah untuk mengurangi dampak sampah Indonesia dan berkontribusi pada Gerakan Indonesia Bersih.
ADVERTISEMENT
“Melalui program SAMTAKU, kami ingin turut berkontribusi dalam menyediakan program pendidikan yang berkualitas, dengan akses yang luas. Apalagi, program belajar ini sangat menyenangkan, bermakna dan mudah untuk guru juga orang tua. Dengan harapan anak-anak di seluruh Indonesia dapat menjadi pribadi yang mencintai dan beraksi nyata untuk lingkungan,” kata Najelaa Shihab, Founder Sekolah.mu.
Anak mengenal lingkungan alam Foto: Pixabay
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jumeri, S.TP., M.Si yang juga turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, pemerintah menyambut baik setiap inisiatif yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam upaya memajukan pendidikan sejak dini untuk mencetak generasi penerus yang dapat mencintai lingkungan.
“Ini sejalan dengan program pemerintah yang ingin terus melakukan terobosan program pendidikan terutama ketika periode proses belajar mengajar dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan adanya program belajar digital SAMTAKU, anak-anak di Indonesia dapat memperoleh kesempatan untuk belajar mengenai tanggung jawab terhadap lingkungan sejak dini untuk mewujudkan pelajar Pancasila yang memiliki nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari,” kata Jumeri.
ADVERTISEMENT
Program belajar terintegrasi digital SAMTAKU ini dibuat dengan harapan agar orang tua dan guru dapat bersama-sama mengedukasi anak-anak usia sekolah 4-12 tahun mengenai pentingnya mengelola sampah. Menurut Ratih Anggraeni, Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, saat ini program digital SAMTAKU di tingkat PAUD telah diakses oleh lebih dari 1.700 pengguna dan 153 sekolah. Sementara program di tingkat SD telah diakses oleh lebih dari 1.500 pengguna dan 125 sekolah di seluruh Indonesia.
Di dalam program belajar terintegrasi digital SAMTAKU ini anak-anak mendapatkan materi belajar yang interaktif, baik itu berupa video, buku cerita, aktivitas menyenangkan, dan berbagai panduan pengelolaan sampah yang dapat diakses selamanya secara gratis. Pada akhir program, anak-anak diminta untuk melakukan aksi nyata dan mempraktikkan langsung pengetahuan yang sudah didapatnya.
ADVERTISEMENT
Anak-anak akan diarahkan untuk membuat biopori dan diminta menceritakan bagaimana proses pembuatannya. Seluruh aksi dan karya anak akan terdokumentasi pada portofolio yang dapat dijadikan referensi untuk penilaian perkembangan anak di sekolah maupun bagi orang tua.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis