Ajarkan Anak Kemampuan Problem Solving untuk Bekalnya Kelak, Caranya?

8 Mei 2020 8:09 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi kakak dan adik. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kakak dan adik. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bukan hanya orang dewasa, tapi anak-anak rupanya juga dapat memiliki masalah, Moms. Apakah Anda pernah mendapati anak tengah berebut mainan dengan sang adik? Atau ia kesulitan mengerjakan soal matematika? Hal-hal yang kerap kita anggap sepele tersebut, rupanya sudah tergolong sebagai masalah, Moms.
ADVERTISEMENT
Memang, tak dapat dipungkiri jika masalah dan kehidupan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga sudah menjadi hal yang wajib bagi setiap manusia, untuk bisa dan terbiasa menyelesaikan permasalahan (problem solving) mereka setiap harinya.
Ilustrasi anak bermain. Foto: Shutter Stock
Ahmad Syahid Zakaria, Founder Kalananti, yakni sebuah sarana belajar, bermain, dan berkarya untuk anak-anak usia 1-12 tahun, mengatakan bahwa menyelesaikan masalah menjadi sangat penting untuk dibiasakan khususnya oleh anak-anak. Karena kebiasaan yang dilatih sejak dini ini, nantinya akan menentukan apakah seorang anak akan terbiasa untuk menyelesaikan permasalahan mereka atau tidak di kemudian hari.
"Pastinya sudah menjadi harapan setiap orang tua, agar anak-anak mereka memiliki keterampilan menyelesaikan masalah yang baik sebagai bekal mereka di masa depan, untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks," ujarnya dalam Kulwap bertema 'Simple Activities to Teach Your Kids Problem Solving' bersama Kalananti yang dihelat belum lama ini.
Ilustrasi orang tua bermain bersama anak. Foto: Shutter Stock
Ada kalanya setiap masalah memang tak dapat diselesaikan oleh seorang anak dengan sendirinya. Maka dari itu, peran orang tua sangat penting untuk membantu si kecil dalam menyelesaikan masalahnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, yang perlu diingat adalah hal ini akan menjadi salah jika Anda selalu membantu sang anak menyelesaikan permasalahan mereka sepenuhnya, Moms. Sebabnya, terkadang masalah juga harus bisa diselesaikan anak secara mandiri, tapi ada juga kondisi yang harus diselesaikan bersama orang tua. Ketika ia tengah mencoba menyelesaikan permasalahannya sendiri, pada saat itu juga kreativitas, pemikiran analitis dan kritis, inisiatif, serta kecakapan komunikasinya tengah dilatih.
"Tugas orang tua pada fase ini bukanlah sebagai penyelesai segala permasalahan anak, melainkan sebagai seorang pendidik agar anak mereka bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini dilakukan agar anak menjadi individu yang mandiri dan percaya diri," pungkasnya.
Lantas, mengapa orang tua harus mengajarkan problem solving atau menyelesaikan masalah?
Puzzle Foto: Dok. Blibli.com
Ahmad Syahid kembali menuturkan bahwa problem solving merupakan sebuah keterampilan yang tak dapat langsung didapatkan ketika anak sudah dewasa. Meski keterampilan ini masih bisa berkembang saat dewasa, tapi bagaimanapun juga harus bisa dilatih sejak dini.
ADVERTISEMENT
"Usia preschool adalah masa terbaik bagi seorang anak untuk mulai belajar menyelesaikan masalah. Tentunya dengan cara yang menyenangkan," ujar Ahmad Syahid.
"Main puzzle, merakit mainan, dan membuat prakarya seni atau crafting menjadi beberapa kegiatan yang dapat Anda latih kepada anak" tutupnya.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran coronavirus. Yuk, bantu donasi sekarang!