Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Aktivitas Sehari-hari Bisa Jadi Jurus Bela Diri untuk Cegah Pelecehan
29 Januari 2018 10:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Banyaknya pelecehan seksual yang menyasar wanita dan anak-anak yang terjadi belakangan ini, membuat tak sedikit ibu geram. Terlebih lagi, kasus ini terjadi seolah tanpa mengenal tempat, baik di tempat yang ramai maupun sepi, di tempat umum maupun lingkungan rumah atau kantor kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Bila mungkin, rasanya ingin dalam sekejap meminjam kekuatan super Wonder Woman, agar Anda bisa melindungi diri sendiri dan anak-anak.
Tapi, si cantik Wonder Woman sekalipun tidak tiba-tiba saja bisa secanggih itu, Moms. Ia rajin berlatih bela diri. Maka dari itu mempelajari bela diri bisa jadi salah satu solusi yang Anda coba untuk bisa memprediksi, mencegah dan melindungi diri dari pelecehan dan atau kejahatan.
Khusus Anda yang ingin mulai mulai mencari khursus bela diri, ada yang menarik dari Komunitas Bela Diri khusus perempuan, WSDK (Women Self Defense Kopo-ryu), Bandung. Tidak seperti bela diri lainnya, WSDK menggunakan istilah dan jurus-jurus bela diri yang dikembangkan dari kegiatan-kegiatan yang akrab dengan wanita.
Di antaranya yaitu bercermin, menyapu, 'bermain' telepon genggam, menggaruk, jalan kaki, buka pintu, memeras baju, dan mencubit. Iya, Anda tidak salah baca! WSDK mengembangkan teknik bela diri yang diadaptasi dari Jujitsu dan aktivitas perempuan sehari-hari.
Eitss, jangan anggap remeh dulu. Jurus-jurus yang diajarkan ini ampuh melumpuhkan penjahat atau pelaku pelecehan. Jurus bercermin misalnya, sebenarnya merupakan teknik elbow atau gerakan sikutan yang umum dikenal dalam bela diri. Seperti apa misalnya? Tangan diposisikan seperti sedang bercermin, yakni membentuk siku dan telapak tangan terbuka lebar menghadap wajah sebelum melakukan gerakan sikutan untuk melumpuhkan lawan. Seperti salah satu kalimat yang kerap mereka ucapkan: Lembut, bukan berarti lemah! Wow! Keren, ya.
ADVERTISEMENT
"WSDK dirancang khusus untuk perempuan. Penamaan teknik yang akrab buat wanita tentu agar mudah diingat dan dipelajari," kata Nurlinawati, Instruktur WSDK Surabaya saat ditempui kumparanMom (kumparan.com). Setelah Bandung, pada Oktober 2017 lalu, WSDK memang sudah resmi hadir juga di Surabaya tepatnya di Jalan Ngagel Jaya Indah Kompleks Ruko A90 (sebelah Gedung Dharma Wanita).
Nurlina, salah satu pendiri WSDK Surabaya mengungkapkan, komunitas WSDK sengaja melebarkan sayapnya hingga ke Surabaya dan kota lainnya, akibat tingginya angka kasus pelecehan dan kejahatan terhadap perempuan dan anak yang meningkat, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Tahun 2017 lalu, WSDK juga resmi membuka dojo, atau sebutan untuk tempat berlatih bela diri di Medan dan Jakarta.
ADVERTISEMENT
Demi kenyamanan bersama, WSDK hanya menerima anggota perempuan. Tak heran sih, karena basic gerakannya memang dikhususkan untuk perempuan tanpa batasan usia. Namun saat ini, para anggota yang bergabung rata-rata berusia 10 hingga 50 tahun. Ya, jadi Anda dapat mengajak gadis kecil Anda juga.
Selain belajar teknik bela diri, anggota komunitas WSDK juga sering saling curhat secara bebas, terutama soal pengalaman pahit ketika berhadapan dengan pelaku kejahatan atau pelecehan seksual. Termasuk, kekerasan rumah tangga.
Pemandangan tiba-tiba seorang anggota menitikkan air mata saat memperagakan gerakan jurus, kerap dijumpai. "Ini karena saat latihan ada yang sering teringat masa lalunya mengalami kekerasan," ujar Nurlina.
Anda tertarik untuk bergabung? Kunjungi saja laman WSDK untuk memperoleh lebih banyak informasi.
ADVERTISEMENT
Atau Anda punya komunitas dengan kegiatan khusus untuk anak, ibu atau perempuan? Yuk, ceritakan di kolom komentar atau melalui email ke [email protected]