Alami Komplikasi Langka, Bayi Lahir dengan Dua Mulut

11 November 2020 11:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mulut bayi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mulut bayi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seorang bayi perempuan lahir mulut kedua menonjol dari sisi wajahnya. Mulut kedua bayi baru lahir ini memiliki bibir, gigi dan lidah yang bergerak selaras dengan lidah pada mulut pertama.
ADVERTISEMENT
Tidak diketahui kapan dan di mana tepatnya sang bayi lahir. Nama bayi maupun orang tuanya pun dirahasiakan.
Namun kasus yang disebut "duplikasi kraniofasial" ini dijelaskan rinci oleh tim dari Medical University of South Carolina, AS, dalam laporan yang diterbitkan Jurmal BMJ, secara online pada 19 Mei 2020.
Bagaimana kondisi ini dapat terjadi?

Kondisi Bayi Terdeteksi pada Trimester Ketiga

Ilustrasi pemeriksaan USG ibu hamil untuk mengetahui kondisi bayi. Foto: Kwangmoozaa/Shutter Stock
Mengutip CTV News, awalnya dokter pertama kali melihat massa yang tidak biasa di sisi kanan wajah bayi selama USG pada trimester ketiga kehamilan ibu. Tetapi dokter tidak yakin apa sebenarnya massa yang dilihatnya itu.
Baru setelah sang bayi dilahirkan, dokter menyadari bahwa massa jaringan 1-2 sentimeter di sisi dagu bayi adalah "mulut duplikat yang belum sempurna" yang berada tepat di bawah sudut mulutnya.
ADVERTISEMENT
Namun setelah diperiksa di dalam mulut kedua tersebut terdapat jaringan yang disebut saluran sinus, namun hanya sedalam 13 milimeter dan tidak terhubung ke rongga mulut bayi, atau saluran udara. Sementara mulut pertamanya normal, seperti seharusnya.

Mulut Kedua Bayi Juga Memiliki Gigilustr

Ilustrasi mulut bayi Foto: Shutterstock
Sementarar CT scan tengkorak bayi pada usia dua minggu menunjukkan struktur tulang untuk mulut tambahan. Bukan cuma itu, CT scan juga menunjukkan adanya gigi ekstra di dalam jaringan lunak dari massa tersebut.
Mulut kedua bahkan memiliki lidahnya sendiri, yang seakan-akan bergerak sejajar dengan lidah bayi yang sebenarnya.
"Lidah kecil tampak menonjol dari pembukaan saluran sinus dan tercatat bergerak dalam sinkronisasi dengan lidah mulut saat bayi menyusu," kata jurnal tersebut.
ADVERTISEMENT
Kadang-kadang, mulut kedua bayi akan mengeluarkan cairan bening yang menyerupai air liur.
Karena memiliki banyak karakteristik mulut, tetapi tanpa koneksi ke seluruh sistem pernapasan, mulut kedua bayi ini tidak dapat berfungsi seperti yang dapat dilakukan oleh mulut utama; tidak bernapas, minum, makan atau berbicara.

Merupakan Kasus Komplikasi Langka

Ilustrasi mulut bayi Foto: Shutterstock
Laporan tersebut juga menjelaskan, duplikasi fitur atau struktur wajah, seperti hidung, mulut atau telinga, merupakah hal yang sangat jarang terjadi bahkan langka. Sejak tahun 1900, tercatat hanya ada sekitar 35 kasus duplikasi wajah sebagian atau seluruhnya.
Meskipun beberapa telah melibatkan struktur di otak, yang paling ringan adalah duplikasi kelenjar pituitari, duplikasi parsial paling sering melibatkan bagian atas dan bawah rahang atau mulut. rongga itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Laporan itu menulis, fenomena spesifik ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1948, ketika seorang bayi berusia dua hari ditemukan memiliki “duplikasi mulut dan lidah” yang sangat mirip dengan kasus di tahun 2020 ini.
Apa penyebab duplikasi kraniofasial? Mengutip Fox News, menurut laporan itu ada banyak hal yang bisa jadi penyebabnya. Namun seringkali komplikasi ini merupakan bagian dari sindrom lain.
Lantas bagaimana kondisi sang bayi saat ini?

Kondisi Sang Bayi dengan Dua Mulut

Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
Pada usia dua minggu, bayi dengan dua mulut itu sehat, menyusu dengan baik, dan bertambah berat tanpa masalah. Ya Moms, memiliki mulut tambahan sepertinya tidak mengganggu kesehariannya.
Pada usia enam bulan, bayi tersebut dilaporkan menjalani operasi untuk mengoreksi mulut kedua. Dokter mengangkat tulang dan jaringan yang membentuk mulut tambahan, dan menutup lubang di jaringan lunak dengan mentransfer melalui jaringan yang berdekatan. Dokter juga mencabut giginya, dan membuat kontur rahang bawah kembali ke ukuran normal.
ADVERTISEMENT
Sebulan setelah operasi, sang bayi dilaporkan masih mengalami sedikit pembengkakan di sisi kanan wajah tempat mulut keduanya dulu berada. Pada tindak lanjut enam bulan setelah operasi, sayatan bekas operasi dilaporkan sudah sembuh dan bayi bisa menyusu tanpa kesulitan, tetapi dokter mencatat bahwa dia kesulitan menggerakkan bibir bawahnya.
Di mana pun sang bayi kini berada, kita doakan semoga ia baik-baik saja dan terus tumbuh sehat ya, Moms!