Alasan Bayi Baru Lahir Sering BAB

14 November 2020 9:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi BAB bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BAB bayi baru lahir. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hal perlu Anda tahu seputar bayi baru lahir, apalagi jika ini adalah kali pertama Anda punya anak. Salah satu yang mungkin jadi pertanyaan adalah seputar BAB bayi.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, tinja merupakan buangan sisa makanan yang tidak dicerna dan diserap oleh tubuh. Pada bayi, kondisi tinja yang dikeluarkan dapat menggambarkan kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui kondisi seputar BAB bayi agar bisa melakukan pencegahan dini terhadap suatu penyakit.
Nah, bagaimana jika bayi baru lahir sering BAB? Apakah itu tanda si kecil diare atau tanda bahaya lainnya?

Penyebab Bayi Baru Lahir Sering BAB

Ilustrasi Krim Popok Bayi. Foto: Shutter Stock
Menurut Dokter Spesialis Anak serta anggota IDAI, Prof. DR.Dr Agus Firmansyah, Sp.A(K), normal tidaknya BAB bayi sangat bergantung pada usianya. Bayi baru lahir hingga berusia dua bulan dan minum ASI, biasanya BAB lebih sering, bahkan bisa sampai 10 kali dalam sehari. Jadi, jangan heran bila Anda akan sering mengganti popok bayi.
ADVERTISEMENT
Hal itu terjadi akibat refleks gastrokolika yang masih kuat pada bayi. Refleks tersebut terjadi ketika lambung diisi, maka usus besar akan terangsang sehingga menimbulkan sensasi ingin buang air besar.
Jangan cemas juga bila tinja bayi berwujud cair, berbusa, hingga berbau asam. Kondisi tersebut terjadi karena usus bayi belum berfungsi sempurna, sehingga gula susu (laktosa) pun tidak dicerna bayi dengan sempurna.
Gas berbuih yang timbul pada tinja bayi terbentuk karena proses BAB bayi mirip dengan proses fermentasi tape ketan. Laktosa yang tidak sempurna dicerna usus halus kemudian masuk ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri.
Sementara bau asam yang timbul pada tinja bayi terjadi karena asam-asam organik yang terbentuk akibat fermentasi tersebut. Jadi, jangan khawatir, Moms, asal bayi Anda menunjukkan kenaikan berat badan normal dan tampak sehat, BAB yang cair, berbusa hingga asam itu normal, kok.
ADVERTISEMENT

Usia Dua Bulan Bayi Tidak Akan Serinng BAB

Ilustrasi mengganti popok bayi saat BAB. Foto: Thinkstick
Menginjak usia dua bulan, frekuensi BAB bayi menjadi berkurang. Hal tersebut normal terjadi karena pada usia itu saluran cerna bayi sedang berkembang.
Refleks gastrokolika mulai kendur, enzim laktase untuk mencerna laktosa sudah mencukupi, dan fermentasi laktosa berkurang sehingga tinja bayi sudah lebih kental dan frekuensi BAB-nya berkuran.
Meski begitu, koordinasi otot-otot masih belum sempurna di sekitar anus. Sehingga, tekstur tinjanya masih lembek.