Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Alasan Emosional Ini Bikin Anda Lebih Sering Stres saat Kumpul Keluarga
17 Desember 2024 14:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut seorang profesor sosiologi dari University of Texas, Austin, Amerika Serikat, Debra Umberson, PhD, sakit saat liburan tidak hanya sekadar faktor kesehatan. Tetapi juga ada andil dampak emosional, yang kemudian merembet menjadi penyakit fisik dan mental.
"Anda berusaha untuk membuat orang lain merasa dicintai dengan memberi hadiah atau menyiapkan makanan. Tetapi, semua hal ini membutuhkan banyak energi emosional dan kerja emosional yang bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik Anda," ungkap Umberson, dikutip dari WebMD.
Ya Moms, tidak jarang ditemui orang-orang yang justru kurang nyaman atau merasa terbebani saat harus kumpul keluarga besar. Misalnya, diharuskan untuk membawa buah tangan atau oleh-oleh, sejumlah uang, ataupun permintaan-permintaan lain yang sebenarnya tidak mampu untuk dipenuhi oleh keluarga kecil Anda.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang kemudian dijadikan beban pikiran dan menyebabkan stres. Perlu diketahui, stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan dapat menjadi ancaman kesehatan bila tidak dikendalikan dengan baik. Apalagi, jika Anda memiliki ketegangan pribadi dengan anggota keluarga yang lain, maka stres dapat berubah menjadi rasa sakit emosional.
"Ada banyak hal tentang hubungan sosial yang bermanfaat bagi kesehatan Anda, dan beberapa di antaranya terjalin dalam hubungan baik maupun tidak. Semakin baik hubungan tersebut, maka semakin banyak manfaat yang Anda dapatkan. Tetapi, sekadar terhubung pada dasarnya begitu penting bagi kesehatan dan kesejahteraan Anda," tutur Umberson.
Umberson menjelaskan, memiliki hubungan sosial dapat membantu mengurangi risiko tekanan darah tinggi, penyakit menular, dan depresi. Sebaliknya, jika Anda mengisolasi diri dari keluarga maka lebih rentan terkena penyakit jantung, gagal jantung, stroke, diabetes, dan demensia.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang perlu dilakukan untuk meminimalisir stres saat harus berkumpul dengan keluarga di musim liburan kali ini?
Umberson mencontohkan ketika Anda berada di tengah kumpul keluarga, namun merasakan situasi atau perbincangan yang tidak mengenakkan. Maka, Anda boleh saja untuk keluar sejenak dari rumah untuk menyegarkan tubuh, atau bilang ingin beristirahat karena sedang tidak enak badan. Cara ini dapat menghindarkan Anda dari kebiasaan buruk, misalnya makan atau minum terlalu banyak akibat rasa cemas yang dialami.
Atau ketika Anda memiliki hubungan yang sulit dengan keluarga, itu dapat mengaktifkan respons stres di dalam tubuh dan dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh. Sehingga, Anda bisa bisa mencoba untuk membatasi interaksi dengan orang-orang yang selama ini dianggap memicu stres pada diri Anda. Lalu, jangan lupa untuk rutin berolahraga dan tidur untuk melawan pemicu stres tersebut.
ADVERTISEMENT
Manfaat Berkumpul Bersama Keluarga di Momen Liburan
Mungkin tidak mudah bagi sebagian orang untuk mengajak keluarga kecil mereka bertemu dengan keluarga besarnya di momen liburan panjang kali ini. Tetapi, Anda juga perlu tahu berkumpul bersama keluarga memiliki beragam manfaat, seperti:
1. Kesehatan
Penelitian menunjukkan bahwa kontrol sosial terhadap perilaku kesehatan akan membuat Anda jauh lebih sehat. Contohnya, ketika orang yang kita cintai mengingatkan kita untuk menerapkan kebiasaan yang lebih sehat.
2. Tidur Lebih Nyenyak
Dalam sebuah penelitian oleh Sleep Health, orang-orang yang memiliki hubungan kuat dengan keluarganya akan kemungkinan 26 persen lebih kecil mengalami masalah tidur, dibandingkan mereka yang kurang dekat atau memiliki masalah. Salah satu teori mengungkap keterhubungan dan rasa saling memiliki bisa mencegah stres.
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan Kebahagiaan
Penelitian di Brasil menyatakan orang-orang yang sering menghadiri acara kumpul keluarga akan merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupan mereka. Salah satu alasannya adalah keluarga dianggap dapat memberikan dukungan emosional, psikologis, sosial, dan bahkan finansial.