Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seiring bertambahnya usia kehamilan , sebagian besar ibu hamil mengeluhkan masalah susah tidur. Ya, biasanya kondisi ini dialami oleh mereka yang usia kehamilannya sudah memasuki trimester ketiga. Hal ini dapat terjadi karena berbagai posisi tidur yang mereka terapkan --entah itu tidur dengan posisi miring kiri atau kanan, posisi setengah duduk, atau bahkan telentang, tetap saja membuat dirinya merasa kurang nyaman.
ADVERTISEMENT
Namun, bicara soal tidur telentang, sepertinya ini menjadi salah satu posisi tidur yang perlu Anda hindari selama kehamilan, utamanya di tiga bulan terakhir jelang melahirkan. Kenapa?
Sleep Advisor melansir, tidur telentang di trimester ketiga kehamilan dapat menghambat aliran darah ke plasenta janin. Hal ini karena darah yang bersirkulasi antara jantung dan tubuh bagian bawah memberikan nutrisi penting untuk ibu maupun bayi di dalam kandungan. Dengan tidur dengan posisi telentang, rahim akan memberikan tekanan pada vena yang membawa nutrisi penting tersebut.
Lebih lanjut, berikut beberapa risiko bila ibu hamil tidur telentang di trimester ketiga kehamilan. Yuk, disimak!
Risiko Bila Ibu Hamil Tidur Telentang di Trimester Ketiga
1. Masalah Pernapasan
Tidur dengan posisi telentang di trimester ketiga kehamilan, bisa mengembangkan risiko sleep apnea, yaitu gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali saat sedang tidur. Biasanya, sleep apnea ditandai dengan mendengkur saat tidur dan tetap merasa mengantuk setelah tidur lama.
ADVERTISEMENT
Bila tidak diobati, sleep apnea bisa menyebabkan kualitas tidur yang lebih rendah dan memengaruhi pasokan oksigen tubuh. Bahkan, mengutip Sleep Foundation, kondisi ini juga bisa menyebabkan masalah pernapasan yang serius bila tak ditangani segera.
2. Tekanan Darah Rendah
Karena rahim terus tumbuh seiring bertambahnya usia kehamilan, tidur dengan posisi telentang dapat memotong aliran darah dan mengakibatkan tekanan darah rendah. Meski tekanan darah rendah selama kehamilan biasanya tidak menimbulkan masalah serius, tapi tekanan darah yang sangat rendah bisa berbahaya bagi ibu dan bayi di dalam kandungan.
Healthline melansir, tekanan darah rendah bisa menyebabkan ibu hamil jatuh, pingsan, bahkan syok. Tekanan darah rendah selama kehamilan juga bisa berdampak pada bayi, seperti bayi lahir mati (stillbirth) atau bayi lahir dengan berat rendah.
ADVERTISEMENT
3. Sirkulasi Berkurang
Vena membutuhkan banyak oksigen untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Dengan membesarnya perut ibu hamil, hal ini dapat membatasi sirkulasi yang dibutuhkan. Nah, sirkulasi yang terbatas dapat menyebabkan masalah lain, seperti pusing, kelelahan, hingga edema. Bahkan, penurunan sirkulasi pada kehamilan bisa sebabkan hipertensi, preeklamsia, dan pembekuan darah.
Lantas, posisi tidur seperti apa yang direkomendasikan untuk ibu hamil?
Posisi Tidur yang Aman selama Kehamilan
American Pregnancy Association (APA) menyatakan, tidur dengan posisi miring ke kiri adalah posisi terbaik dan paling nyaman untuk ibu hamil. Dengan posisi itu, tubuh Anda dan janin akan lebih sedikit menerima tekanan bila dibandingkan posisi tidur yang lain.
Tidur miring ke kiri akan meningkatkan aliran darah dan nutrisi ke plasenta dan janin. Hal itu membuat janin tetap mendapatkan zat-zat gizi dan oksigen melalui plasenta dengan lancar.
ADVERTISEMENT
Posisi tidur menyamping ke kiri juga bisa membuat ginjal ibu hamil akan bekerja lebih efisien, dengan menghilangkan cairan dari dalam tubuh. Dengan posisi ini, cairan yang menumpuk di kaki dan tangan, yang membuat kaki membengkak akan berkurang.