Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Alasan Jadi Kurang Nyaman Berhubungan Seks setelah Pakai KB IUD
30 Oktober 2023 20:19 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Metode kontrasepsi IUD (intrauterine device) atau yang populer disebut sebagai KB spiral banyak dipilih perempuan karena efektif dan dapat digunakan dalam jangka panjang. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), efektivitas KB spiral dalam mencegah kehamilan bahkan mencapai 99,4 persen.
ADVERTISEMENT
Penggunaan IUD juga cocok bagi wanita yang kesulitan minum pil KB secara rutin. Ya Moms, minum pil KB harus dilakukan setiap hari dan pada jam yang sama. Sedangkan jika memakai IUD, Anda hanya perlu menggantinya setelah 3, 5 atau 10 tahun.
Namun di balik kelebihannya itu, ternyata ada beberapa keluhan terkait penggunaan IUD. Salah satunya adalah terkait penetrasi seksual.
Ya Moms, ebagian suami mengeluh merasa tak nyaman saat berhubungan seks dengan pasangan yang memakai IUD. Kira-kira, kenapa, ya?
Kata Dokter soal Penyebab Jadi Tidak Nyaman Berhubungan Seks saat Pakai IUD
Sebelum menjawabnya, kita harus paham dulu bagaimana IUD bekerja. Memilih IUD artinya dokter akan memasang plastik berbentuk T dengan lilitan kawat tembaga ke dalam rahim Anda. Alat itu mencegah kehamilan dengan mengubah cara sperma bergerak sehingga tak mampu meraih sel telur.
ADVERTISEMENT
Meski memasukkan benda asing ke dalam rahim Anda, IUD sangat aman hampir untuk semua wanita. Namun menggunakan alat kontrasepsi ini memang butuh adaptasi, baik oleh tubuh Anda maupun suami.
IUD memang bisa membuat sebagian suami merasa tak nyaman saat berhubungan seks. Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Tirsa Verani SpOG, hal itu disebabkan oleh benang IUD yang terlalu panjang.
“Ada beberapa suami yang memang merasa begitu. Penyebabnya karena ada benang dari IUD yang disisakan keluar. Ada yang bilang suaminya enggak nyaman karena merasa seperti ada yang nusuk-nusuk tapi kan itu bisa diakali,” jelas dr. Tirsa.
dr. Tirsa menyarankan agar pasangan tidak tergesa-gesa menilai kurang cocok dengan IUD hanya karena hal itu. Sebab, benang IUD bisa disesuaikan agar pengguna dan pasangannya merasa nyaman saat berhubungan seksual.
ADVERTISEMENT
“Misalnya dengan benangnya kita lipat ke dalam atau benangnya dipendekin. Jadi bisa diatur. Jangan hanya karena masalah itu lalu enggak mau pake KB,” tambah dr Tirsa.
Keluhan seperti itu sebaiknya disampaikan ke dokter yang membantu memasang IUD dalam sesi kontrol rutin.
Selain berkaitan dengan hubungan seksual, sebagian wanita pengguna juga mengeluh menstruasinya keluar lebih banyak atau berlangsung lebih lama dibandingkan sebelumnya. Hal ini merupakan efek samping normal dari pemasangan IUD dan umumnya hanya terjadi pada 3 bulan pertama setelah pemasangan.
“Kita kan memasukkan benda asing ke dalam rahim, sehingga rahim kita butuh adaptasi. Kadang bikin mens keluar lebih banyak atau di antara masa haid muncul spotting (bercak darah). Tapi efek ini hanya terjadi sekitar 3 bulan awal. Jika mens lebih “banjir” dalam jangka waktu lama sampai merasa lemas, pusing, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Mungkin perlu obat tambahan atau enggak cocok dengan KB tersebut,” tambah dr. Tirsa.
ADVERTISEMENT