Alasan Kenapa Bayi dan Balita Suka Menggigit, Mencubit, hingga Menjambak Rambut

28 Desember 2023 11:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Mencubit. Foto: Andrew Lam/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Mencubit. Foto: Andrew Lam/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, apakah bayi atau balita Anda sudah pada tahap suka menggigit, mencubit, dan menjambak rambut? Jika ya, mungkin Anda jadi bertanya-tanya apakah hal itu normal atau tidak.
ADVERTISEMENT
Mengutip Raising Children, pada dasarnya bayi memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya untuk dieksplorasi dan dipelajari melalui rasa dan sentuhan. Pada usia 6-12 bulan, menggigit, mencubit, dan menjambak rambut juga membantu bayi mengetahui sebab dan akibat. Jadi, perilaku tersebut normal ya, Moms!
Perilaku tersebut merupakan cara bayi mengenal dunia mereka. Misalnya, bayi menggigit Anda dan kemudian memperhatikan apa yang akan Anda lakukan.
Jika Anda tertawa atau menjadikannya sebagai permainan, mereka mungkin akan mencobanya lagi untuk melihat apakah mereka mendapat reaksi yang sama. Jika Anda marah, si kecil mungkin akan terpesona dengan reaksi Anda – yang mungkin juga membuat mereka ingin mencobanya lagi!
Bayi juga menggigit saat sedang tumbuh gigi karena gusinya terasa sakit. Selain itu, bayi mungkin menggigit, mencubit, atau menjambak rambut karena merasa senang, marah, kesal, atau terluka. Terkadang mereka berperilaku seperti ini karena mereka tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaan tersebut. Atau mereka mungkin melakukannya sebagai cara untuk mendapatkan perhatian Anda, Moms.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk balita, mungkin mereka menggigit, mencubit, atau menjambak rambut karena pernah melihat anak lain melakukannya, atau anak lain pernah melakukannya pada mereka. Balita mungkin juga melakukannya saat bertengkar dengan anak lain.
Bayi juga mungkin mencubit, menggigit, atau menjambak rambut jika mereka:
Wajar jika Anda merasa kesal jika anak Anda menyakiti Anda atau orang lain dengan cara menggigit, mencubit, atau menjambak rambut. Namun jika Anda bereaksi dengan tenang dan konstruktif sekarang, ini adalah langkah pertama untuk mendorong perilaku positif di masa depan.

Cara Atasi Kebiasaan Bayi Menggigit, Mencubit, dan Menjambak

Ilustrasi Anak Suka Menjambak Rambut Foto: Thinkstock
Yang terbaik adalah memberikan respons verbal yang jelas kepada bayi Anda ketika mereka menggigit, mencubit, atau menarik rambut. Misalnya, Anda bisa berkata 'tidak'.
ADVERTISEMENT
Langkah selanjutnya adalah melepaskan tangan (atau mulut) anak dan membalikkannya atau meletakkannya. Saat Anda melakukan ini, Anda mengalihkan perhatian dari perilaku tersebut. Jika bayi Anda memukul, menggigit, atau menjambak rambut Anda lagi, tanggapi dengan cara yang sama.
Jika bayi Anda sedang tumbuh gigi, berikan ia sesuatu yang lain untuk digigit, seperti teether. Jika bayi Anda lapar, tawarkan makanannya. Hal ini mungkin dapat mengubah perilakunya.
Bayi akan mengulangi perilaku yang mendapat banyak perhatian. Jadi, segera setelah anak Anda menunjukkan perilaku positif – misalnya berpelukan atau menyentuh dengan lembut – berikan banyak perhatian dan pujian.
Sementara itu bagi balita, respons verbal yang jelas terhadap menggigit, mencubit, dan menjambak rambut adalah hal yang penting. Ada baiknya juga untuk memberi tahu balita bagaimana perasaan Anda. Misalnya, Anda bisa berkata, 'Tidak. Tidak menggigit. Menggigit itu menyakiti Ibu'.
ADVERTISEMENT
Langkah selanjutnya bergantung pada alasan perilaku anak. Ketika memahami alasannya, Anda dapat merespons dengan cara yang membantu anak Anda mempelajari cara berperilaku yang lebih tepat.
Jika anak menggigit, mencubit, dan menjambak rambut karena merasa frustrasi atau marah dan kesulitan mengungkapkannya, cobalah untuk tetap tenang. Respons Anda akan mengajari anak tentang cara menghadapi emosi yang kuat secara positif.
Anda juga dapat membantu anak mempelajari kata-kata untuk mengungkapkan perasaan. Misalnya, Anda bisa katakan, 'Sepertinya kamu sedang marah'.
Jika perilakunya adalah untuk mendapatkan perhatian, mengalihkan perhatian Anda dari anak Anda akan mengirimkan pesan yang sangat kuat kepada mereka tentang perasaan Anda. Misalnya, Anda bisa berpaling atau menjauh dari anak.
ADVERTISEMENT
Jika balita Anda menggigit untuk mendapatkan rangsangan atau karena lapar, Anda dapat menawarkan makanan renyah seperti kerupuk atau stik sayur, botol minuman dengan sedotan, atau teether.
Jika anak Anda terus menggigit, mencubit, atau menjambak rambut, cobalah untuk konsisten dalam meresponsnya. Ini akan membantu anak Anda belajar tentang perilaku yang pantas.
Sementara untuk anak balita, jika ia menggigit atau menyakiti anak lain, tetaplah tenang dan segera minta maaf kepada anak tersebut dan orang tuanya. Anda juga dapat mengomentari perasaan anak yang lain – misalnya, 'Kiano menangis karena sakit dicubit'. Jika Anda menunjukkan kepedulian dan kepedulian terhadap anak lain, hal itu dapat membantu anak Anda belajar tentang empati.
Selanjutnya, jauhkan anak Anda dari situasi tersebut dan bantu balita Anda untuk tenang jika mereka membutuhkan Anda.
ADVERTISEMENT
Bergantung pada seberapa kesalnya anak yang lain, pesan singkat kepada orang tua untuk meminta maaf mungkin juga bisa membantu.
Balita yang lebih tua: berbicara tentang menggigit, mencubit, atau mencabut rambut
Membicarakan tentang menggigit, mencubit, dan menjambak rambut dengan balita yang lebih besar akan membantu jika Anda berdua dalam keadaan tenang. Kuncinya adalah menggunakan bahasa yang dapat dimengerti anak Anda.
Ada baiknya untuk memulai dengan membicarakan apa yang terjadi sebelum anak Anda menyakiti anak lainnya. Ini memberi Anda kesempatan untuk melihat situasi dari sudut pandang anak Anda dan mendengar perasaannya. Misalnya, apakah ada pertengkaran atau anak Anda kesal karena sesuatu? Langkah selanjutnya adalah membicarakan cara merespons yang lebih baik, seperti meminta bantuan orang dewasa atau menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, anak-anak dapat merasa kesal atau takut jika mereka telah menyakiti seseorang, sehingga berbicara dapat membantu mereka mengatasi perasaan tersebut. Anda dapat mendorong anak Anda untuk meminta maaf ketika mereka bertemu dengan anak lain berikutnya.
Setelah itu, bantulah anak untuk melanjutkan aktivitasnya yang lain. Bermain pasir atau air, meniup gelembung, meremas adonan mainan, atau menggambar dengan tenang dapat membantu anak Anda rileks dan merasa tenang kembali.