Alasan Kenapa Bayi Suka Kagetan

15 Maret 2020 10:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi suka kagetan- PTR Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi suka kagetan- PTR Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di balik wajahnya yang menggemaskan, ada lagi yang membuat Anda mungkin jadi suka gemas sendiri. Yaitu ketika si kecil sedikit-sedikit suka kagetan.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, hal ini tergolong wajar. Kepada kumparanMOM, dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A menjelaskan, bayi suka kaget menunjukkan bahwa ia dalam keadaan normal, sebab menggambarkan refleks moro yang umum dimiliki bayi. Hal ini pun akan berlangsung sampai si kecil berusia tiga hingga empat bulan, kemudian berhenti dengan sendirinya.
"Pada bayi terdapat refleks primitif yang disebut dengan refleks moro. Ketika bayi terkejut misalnya karena suara yang berisik atau gerakan yang terjadi secara tiba-tiba, bayi akan mengeluarkan refleks ini. Bayi akan melakukan gerakan dengan memanjangkan lengan dan menekuk kakinya," ujar dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A saat dihubungi kumparanMOM, Februari 2020 lalu.
Ilustrasi bayi kaget. Foto: Shutter Stock
Idealnya, dokter pun akan melakukan tes refleks moro pada bayi yang baru lahir, guna mengetahui kalau ia dalam kondisi baik, Moms. Tapi adakah hal-hal yang bisa dilakukan agar si kecil tak sering kaget?
ADVERTISEMENT
"Jaga suasana tenang dan nggak banyak stimulasi saat bayi tidur. But again, sebenarnya nggak perlu dicegah, kan refleks normal," ujar dokter yang praktik di RS Grha Kedoya.
Namun, orang tua juga perlu waspada bila si kecil mengalami kaget yang berlebihan. Pasalnya, dikhawatirkan bayi Anda mengalami kejang, Moms. Perbedaan antara keduanya pun bisa dilihat dari respons bayi.
Ilustrasi perkembangan bayi.Foto: Shutter Stock
Pada refleks moro, bayi akan tetap sadar ketika adanya rangsang kejut seperti gerakan tiba-tiba atau suara yang keras. Sedangkan, bayi yang mengalami kejang kerap tidak menyahut saat dipanggil, lalu sering tertidur setelah mengalami kejang.
"Untuk memastikan bahwa bayi kejang atau tidak bisa dilakukan pemeriksaan EEG (rekam aktivitas elektrik otak), tapi tentunya dengan berkonsultasi dulu dengan dokter anak," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bila Anda mengalami kekhawatiran mengenai kondisi si kecil, segera periksakan ke dokter. Dokter akan memeriksa dan menentukan apakah refleks moro yang dilakukan bayi termasuk normal atau tidak. Jika dirasa ada masalah, pemeriksaan lebih lanjut mungkin akan dilakukan guna mengecek kondisi otot dan saraf pada tubuh bayi.