Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Adanya gadget memang bisa mempermudah hidup, termasuk dalam hal mengurus anak . Benarkah? Meski begitu Anda tetap perlu bijak dalam menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui, Moms, interaksi antara orang tua dan anak, sangat mempengaruhi tumbuh kembang si kecil. Sayangnya hadirnya gadget membuat interaksi langsung jadi berkurang. Itu karena orang tua lebih fokus dengan gadgetnya ketimbang bermain dengan anak.
Akibatnya, perkembangan anak yang orang tuanya terlalu fokus dengan gadget cenderung tak sebaik dibanding perkembangan anak dengan orang tua yang selalu meluangkan waktunya untuk si kecil.
Mengutip dari Todays Parent, seorang psikolog anak dan ahli terapi bermain di Edmonton, Kanada, Jeanne Williams menjelaskan, saat lahir otak bayi memiliki 100 miliar neuron yang sebagian besar belum terhubung.
Neuron ini mulai terhubung ketika anak berinteraksi dengan orang tua mereka. Misalnya ketika orang tua menstimulasinya untuk tersenyum, bayi akan merespons tersenyum. Kemudian ketika bayi menangis, orang tua akan merespons dengan pelukan. Jadi timbal balik ini sangat penting dalam mendukung keterampilan bahasa dan komunikasi anak kelak.
ADVERTISEMENT
Kelak ketika anak tumbuh semakin besar, interaksi tersebut membantunya belajar mengenai kontrol emosi seperti kemarahan dan kebahagiaan. Jadi semakin orang tua responsif, semakin banyak hal yang didapatkan oleh anak. Beda halnya jika orang tua terlalu mudah terdistraksi dengan gadget ketika sedang mengasuh si kecil.
Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Boston, AS mengamati bahwa ketika orang tua mudah terdistraksi oleh gadgetnya saat makan malam, mereka memiliki 20 persen lebih sedikit percakapan dengan anak dan 39 persen lebih sedikit terjadi interaksi non-verbal.
Selain itu, peneliti dari University of Cambridge, AS juga menemukan bila ibu dan bayinya saling bertatapan, pola gelombang otak mereka terhubung. Jadi hanya lewat tatapan yang dilakukan oleh ibu, bayi bisa lebih banyak berinteraksi. Beda halnya dengan ibu yang terlalu fokus terhadap gadgetnya, ia mungkin akan melewatkan peluang anaknya dalam memulai memproses emosi lewat percakapan.
"Seringkali, efek menatap layar gadget dapat menghilangkan peluang dan ruang anak-anak perlu mengatakan apa yang ada di pikiran mereka. Ketika seorang anak tertekan dan Anda mengabaikan mereka, ia pun akan kesulitan mengatur emosinya. Sebab jalur saraf yang mengajari mereka cara menenangkan diri, tidak terbangun," ujar Williams.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Tracy Dennis-Tiwary, profesor psikologi di Hunter College dan Graduate Center of City University of New York, AS, mengatakan anak-anak yang orang tuanya sering menggunakan gadget, cenderung lebih sulit membangun hubungan kedekatan dengan orang tua mereka, serta lebih sedikit menunjukkan kebahagiaan dan keingintahuan.
Jadi Williams menyarankan, agar orang tua membatasi penggunaan gadget mereka. Misalnya tidak menggunakan smartphone ketika anak pulang sekolah.
"Cobalah untuk memiliki waktu berkualitas sehingga Anda 100 persen fokus pada anak. Itu mungkin berarti melakukan permainan kejar-kejaran dengan anak selama 20 menit atau berenang bersama anak. Apapun itu, berkomitmenlah untuk melakukannya tanpa ada gangguan (gadget)," ujarnya.
Live Update