Alasan Orang Tua Tidak Perlu Langsung Panik saat Anak Demam

4 Desember 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara kumparanHangout “Perawatan Anak Saat Demam, Kapan Harus Panik?”, Sabtu (16/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Acara kumparanHangout “Perawatan Anak Saat Demam, Kapan Harus Panik?”, Sabtu (16/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Melihat anak demam mungkin bisa membuat orang tua sedih dan panik. Ya Moms, dokter anak asal Amerika Serikat, dr. Michael Crocetti, pernah melakukan studi terkait ketakutan orang tua saat anak demam. Dalam penelitian mengenai Fobia Demam yang melibatkan 340 responden itu, 21 persen di antaranya menganggap demam bisa menyebabkan kerusakan otak.
Dari situ, dr. Crocetti menyimpulkan, fobia demam (fever phobia) menjadi fenomena yang kerap terjadi di kalangan orang tua. Padahal, penelitian lain mengenai Demam Pada Anak menunjukan bahwa demam merupakan respons alami tubuh dalam memerangi zat patogen yang masuk, seperti bakteri atau virus.
Tak hanya di Amerika Serikat, Moms. Ternyata fobia demam ini juga terjadi di Indonesia, lho! Hal tersebut disampaikan oleh Praktisi Kesehatan, Margareta Komalasari, saat menjadi pembicara di kumparanHangout “Perawatan Anak Saat Demam, Kapan Harus Panik?”, Sabtu (16/11).
Acara kumparanHangout “Perawatan Anak Saat Demam, Kapan Harus Panik?”, Sabtu (16/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Saya sering banget ketemu pasien yang bawa anaknya pas demam baru 1 hari. Apalagi kalau orang tua punya fobia demam, pasti langsung ‘aduh gimana nih, dok?’ terus jadi panik sendiri,” ucap Margareta.
Memang, anak yang tiba-tiba demam sering membuat kita cemas. Belum lagi mitos-mitos yang berkembang di masyarakat semakin menambah kekhawatiran orang tua ya, Moms?
“Biasanya tuh yang fobia demam itu orang tua yang khawatir kalau anak kejang. Jadi kalau anak demam selalu asumsinya kejang, padahal belum tentu. Biasanya kejang itu salah satu faktor-nya adalah genetik, jadi gak semua anak kejang,” jelas Margareta.
Selain kejang, lanjut Margareta, mitos lainnya yaitu anak tidak boleh mandi karena khawatir demamnya semakin tinggi. Padahal, Anda tetap bisa memandikan anak dengan air hangat agar kesehatan kulit si kecil tetap terjaga, Moms.

Tips Melakukan Perawatan di Rumah saat Anak Demam

Nah Moms, jangan biarkan fobia demam menyerang Anda ya! Sebab, bila dibiarkan, hal ini dapat membuat Anda overdiagnosis dan overtreatment pada si kecil, Moms.
Alih-alih panik, Anda bisa melakukan langkah-langkah perawatan di rumah saat anak demam. Pertama, ukur suhu tubuh anak menggunakan termometer.
“Jadi (sebelum ke dokter), ukur dulu pakai termometer. Misal, kalau diukurnya di membran timpani (gendang telinga) atau ketiak lalu suhunya sudah di atas 37,5 derajat celcius, itu berarti anak sudah demam,” jelas Margareta.
Acara kumparanHangout “Perawatan Anak Saat Demam, Kapan Harus Panik?”, Sabtu (16/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Setelah itu, Anda dapat memberikan anak kompres air hangat selama 10-15 menit di area lipatan tubuh, seperti ketiak dan paha. Anda juga bisa memberikan kompres di dahi.
“Ingat ya Moms, air hangat. Bukan pakai air dingin atau alkohol, itu jangan ya. Karena itu (kompres pakai alkohol) bisa bikin anak keracunan,” lanjut Margareta.
Selain kompres, lanjut Margareta, orang tua juga bisa memakaikan pakaian tipis ke anak, memberikan minum yang cukup, dan memastikan anak beristirahat dengan baik. Ingat Moms, selama anak masih bisa bermain dan mau makan, Anda tidak perlu terburu-buru membawanya ke dokter.
"Nah, untuk pemberian obat demam, yang harus diperhatikan adalah pemberian dosis yang tepat. Paling ideal itu memakai dosis berat badan, jadi beda berat badan, beda pula dosis yang diberikan. Cara hitungnya, 10-15 mg dikali dengan berat badan anak. Misal, anak beratnya 15 kg, maka dosis yang diberikan adalah 15x10 mg = 150 mg maksimal per-pemberian dengan maksimal pemberian 4 kali dalam 24 jam," jelas Margareta.
Acara kumparanHangout “Perawatan Anak Saat Demam, Kapan Harus Panik?”, Sabtu (16/11). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam acara yang sama, Product Manager PT Taisho Pharmaceutical Indonesia, Friska Argiany Putri, menjelaskan juga mengenai pertolongan pertama apabila si kecil demam dan mengenai keamanan dan efikasi penggunaan parasetamol, seperti dapat diminum kapan saja karena parasetamol tidak memiliki efek samping ke saluran pencernaan.
Nah Moms, apabila terlihat tanda-tanda lain seperti frekuensi buang air kecil yang sedikit, anak terlihat pucat, lemas, dan tidak bertenaga, serta –bila pada bayi– ubun-ubunnya menonjol, jangan ragu untuk segera ke rumah sakit.
“Selama tidak ada tanda-tanda tersebut, jangan panik terlebih dahulu. Anda bisa melakukan perawatan di rumah,” pungkas Margareta.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio