Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, bisa itu diri Anda sendiri, suami, maupun anak, maka praktik cepat-cepat memberi obat antibiotik yang dianggap sebagai 'obat dewa' buat segala jenis penyakit, masih ditemui.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, memang tak jarang bisa buat sembuh, tapi mungkin juga yang terjadi sakitnya tidak hilang-hilang. Kenapa bisa begitu, ya?
Sakit yang diderita bisa mereda, itu karena adanya infeksi bakteri, Moms. Demikian menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam laman Instagramnya. Hanya saja, untuk mengetahui penyakit tersebut adalah infeksi bakteri atau bukan, maka harus diperiksa lebih dulu oleh dokter.
Dengan begitu, Kemenkes juga mengimbau, agar setiap keluarga tidak menyimpan antibiotik sebagai persediaan di rumah.
Padahal penyakit yang bisa terjadi, baik itu pada anak maupun orang dewasa tak melulu karena infeksi bakteri, tapi juga bisa disebabkan oleh virus. Penanganan penyakit yang karena virus, obatnya bukanlah antibiotik.
Selain resistensi terhadap antibiotik, Health Line mencatat ada beberapa dampak, jika pemakaian antibiotik dilakukan secara berlebihan. Di antaranya meningkatkan kasus diare fatal pada anak-anak, dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam perut, hingga meningkatnya kasus gonore (kencing nanah).
Penggunaan antibiotik juga ada aturannya. Salah satunya konsumsi antibiotik harus sampai habis, saat dokter telah meresepkannya. Bila pasien tidak menuruti, maka sebetulnya kuman masih bisa bermutasi hingga menjadi resisten. Alhasil, penyakit yang dirasa sudah mau sembuh, justru bisa semakin parah.
ADVERTISEMENT
Yuk Moms, lindungi anggota keluarga kita dengan tidak konsumsi antibiotik secara sembarangan dan berlebihan.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini