Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bedak juga banyak terdapat pada bingkisan yang dikirimkan untuk ibu yang baru melahirkan. Sehingga banyak ibu yang menaburkannya pada tubuh bayi, mulai dari wajah, badan, hingga pantat si kecil.
Meski demikian, banyak ahli yang tidak merekomendasikan penggunaan bedak untuk bayi lho, Moms. Parents melansir, kulit bayi masih sangat sensitif, sehingga jika kandungan bedak tidak cocok untuk kulitnya justru bisa menimbulkan masalah baru. Selain itu, penggunaan bedak tabur di wajah bisa mengganggu pernapasan bayi jika terhirup dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi kesehatan paru-parunya.
“Orang tua yang kerap memberikan bedak tabur pada bayi, terutama di sekitar wajah, maka bayi berisiko menghirup partikel halus dari bedak ke paru-paru. Itu benar-benar bisa berbahaya bagi anak,” kata Joel Kahan, MD, Direktur Pediatri di Rumah Sakit Syosset di New York.
ADVERTISEMENT
Direktur pediatri di Rumah Sakit Syosset di New York, Joel Kahan mengatakan, bayi dan anak-anak sebaiknya tak terpapar bedak. Ia menyebut, bedak bisa mempengaruhi kesehatan paru-paru si kecil.
Joel menjelaskan, sebetulnya kekhawatiran terkait bedak ini bukanlah hal baru. Pada tahun 1981, American Academy of Pediatrics (AAP) merilis laporan tentang potensi bahaya bedak. Laporan itu menyebut insiden ini "sangat diremehkan" dan mengaitkannya dengan angka kematian 20% dalam 25 kasus yang terjadi tahun itu.
Dalam edisi ke-4 Pediatric Environmental Health, yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics Council on Environmental Health pada Desember 2018, AAP juga menegaskan bahwa orang tua harus menghindari bedak talk di kamar bayi untuk mencegah talc pneumoconiosis atau kondisi paru-paru yang disebabkan oleh menghirup partikel.
"Ini dapat terjadi akibat menghirup bubuk curah secara tidak sengaja jika kalengnya terbalik ke wajah bayi," kata Joel mengutip laporan AAP.
ADVERTISEMENT
"Talc pneumoconiosis telah dikaitkan dengan beberapa kematian bayi, " imbuhnya.
Ditambah lagi, pada 2020, perusahaan yang memproduksi perlengkapan bayi, Johnson and Johnson, terbukti membuat produk dengan kandungan yang bisa memicu sel kanker. Kini perusahaan itu pun sudah tak lagi membuat dan mengedarkan produk bedak bayi, namun diganti dengan produk yang berbahan dasar jagung.
Di sisi lain, dokter anak mendorong orang tua untuk mempertimbangkan alternatif selain bedak bayi, seperti lotion atau krim berbahan dasar minyak. Moms, apabila ragu, hal terbaik yang harus dilakukan untuk menghindari ruam popok atau iritasi kulit lainnya adalah dengan sering mengganti popok bayi.
Sementara berdasarkan laporan Baby Center, memberi bayi bedak bukanlah ide yang baik. Apalagi bedak bisa mengandung bahan yang dapat membuat kulit bayi iritasi. Apabila Anda hendak mengeringkan kulit si kecil, sebaiknya menggunakan handuk lembut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bisa mengganti bedak dengan krim lotion tanpa pewangi atau baby oil untuk menjaga kulit bayi Anda tetap lembut. Bedak juga disebut berbahaya. Sebab partikel bedak yang lembut bisa terhirup dan menyumbat kantung udara halus si kecil.