Anak Arie Kriting Ingin Jadi Aktor, Benarkah Minat Bakat Bisa Menurun dari Ayah?

4 Agustus 2024 16:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu rumah tangga dan anak perempuan bernyanyi. Foto: PR Image Factory/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ibu rumah tangga dan anak perempuan bernyanyi. Foto: PR Image Factory/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Putra pasangan selebriti Indah Permatasari dan Arie Kriting, Naka, mengungkap ketertarikannya dengan dunia akting. Hal ini pun membuat Arie senang, karena menurut sang anak, ia ingin menjadi seorang aktor.
ADVERTISEMENT
Momen Naka mengungkap minatnya menjadi aktor ini terekam dalam salah satu unggahan di media sosial. Mendengar jawaban itu, Arie kemudian meminta Naka yang masih berusia 1 tahun 10 bulan itu untuk berakting.
Naka pun langsung menunjukkan berbagai macam ekspresi, dari marah, takut, tertawa, kaget, sampai sedih.

Apa Benar Minat Bakat Anak Menurun dari Orang Tua?

Moms, sebelumnya orang tua harus paham dulu bedanya minat dan bakat anak. Psikolog Anak dan Keluarga Ruang Mekar Azlia, Dhisty Azlia Firnady mengungkapkan, bakat adalah kemampuan yang dapat diwariskan dari orang tua ke anak, serta dipelajari dari lingkungan. Sedangkan minat umumnya banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
‘’(Minat) misalnya mencontoh orang tua, terinspirasi dari pekerjaan orang tua,’’ kata Dhisty kepada kumparanMOM, Selasa (30/7).
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana caranya mengetahui minat dan bakat anak?
Ilustrasi anak bermain alat musik. Foto: MIA Studio/Shutterstock
1. Jangan Batasi Eksplorasi Anak
Di usia kurang dari 14 tahun, anak harus terpapar dengan berbagai stimulasi. Anda dapat mengenalkan berbagai aktivitas untuk mengetahui minat bakatnya. Jadi, sebaiknya jangan membatasi eksplorasi anak hanya pada satu area minat.
2. Beri Dukungan
Orang tua sebaiknya memberi dukungan dan motivasi, baik melalui kata-kata maupun aksi pada hal-hal positif yang disukai anak.
Ilustrasi anak balita menari atau berjoget. Foto: Shutter Stock
3. Fasilitasi Kemampuannya
Selain itu, orang tua juga perlu memfasilitasi anak dan mengasah kemampuannya. Misalnya, ikut sertakan ke ekstrakulikuler, les, coaching atau lomba.
‘’Kemudian beri umpan balik positif atas proses belajar dan performa anak,’’ tutur Dhisty.
4. Ajak Anak Diskusi
Nah Moms, yang tak kalah penting, pastikan mengajak anak mengamati dan diskusi tentang pekerjaan yang dilakukan orang tua.
ADVERTISEMENT