Anak Balita Suka Mengambil Barang Orang Lain, Apakah Bisa Disebut Kleptomania?

25 Agustus 2021 11:57 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anak balita biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh sebab itu, kebanyakan anak memiliki ketertarikan lebih terhadap berbagai hal di sekitarnya, tak terkecuali mainan atau benda milik orang lain.
ADVERTISEMENT
Karena belum mengerti tentang keharusan meminta izin atau bertanya lebih dulu, beberapa balita mungkin akan langsung mengambil benda yang menarik perhatiannya. Lantas, apakah kebiasaan mengambil barang orang lain ini bisa disebut dengan kleptomania?

Penjelasan Seputar Kleptomania

Dilansir Healthline, menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, kleptomania disebut kegagalan berulang untuk menahan keinginan mencuri karena dorongan psikologis. Dalam kebanyakan kasus, seseorang justru mencuri barang-barang yang tidak mereka butuhkan. Barang yang dicuri sering kali bernilai kecil atau tidak berharga, dan mereka sering kali dapat dengan mudah membeli barang itu.
Seseorang dengan kleptomania merasakan dorongan kuat untuk mencuri, dengan kecemasan, ketegangan, dan gairah yang mengarah pada pencurian dan perasaan senang dan lega selama proses tersebut berlangsung. Banyak dari mereka juga merasa bersalah atau menyesal setelah tindakan mencuri selesai, tetapi kemudian tidak mampu menahan keinginan itu lagi.
ADVERTISEMENT

Kleptomania pada Anak Bisa Terjadi Sejak Usia 5 Tahun

Ilustrasi anak balita mengambil barang. Foto: Shutter Stock
Mengutip laman Psychologenie, gangguan kleptomania dapat terjadi pada anak sejak usia lima tahun. Anak-anak di usia ini dianggap sudah mengerti tentang nilai buruk dari mencuri atau mengambil barang orang lain tanpa izin. Ya, di usia itu, seharusnya orang tua sudah mengajarkan tentang etika saat akan meminjam atau mengambil benda yang bukan miliknya.
Kleptomania pada anak biasanya berakar pada rasa rendah diri. Sering kali, beberapa anak merasa kekurangan atau merasa perlu untuk memamerkan apa yang bukan miliknya. Dalam kedua kasus tersebut, si kecil bisa jadi akan mencuri. Misalnya, ketika anak tidak mampu membeli barang tertentu, mencuri menjadi satu-satunya sumber untuk memperolehnya.
Namun, jika anak mencuri sekali, bukan berarti anak tersebut seorang kleptomania atau penjahat ya, Moms. Sebagai bagian dari proses perkembangannya, si kecil mungkin akan bereksperimen dengan batasannya sendiri. Sebab, setelah orang tua memberikan pendidikan dan pemahaman yang diperlukan kepada anaknya mengenai konsekuensi mencuri, keinginan untuk mencurinya akan menghilang. Apabila tindakan mencuri berlanjut untuk jangka waktu yang lebih lama, maka kondisinya perlu ditangani secara medis.
ADVERTISEMENT

Balita yang Mengambil Barang Orang Lain Tidak Disebut Kleptomania

Ilustrasi anak balita mengambil mainan temannya. Foto: Shutter Stock
Sementara, menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), merupakan hal yang wajar apabila anak di bawah usia lima tahun mengambil barang milik orang lain, karena mereka menyukainya. Kondisi ini tidak boleh dianggap sebagai pencurian atau gangguan kleptomania sampai usia mereka cukup untuk memahami konsep dari pencurian itu sendiri.
Sebagian besar anak balita yang mengambil barang milik orang lain hanya karena mengaguminya, bukan berniat untuk benar-benar mencurinya. Setelah menggunakan atau memainkannya, biasanya mereka akan mengembalikan atau langsung meninggalkannya begitu saja.
Meski begitu, orang tua perlu untuk khawatir apabila ini akan menjadi kebiasaan yang menetap pada si kecil. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk memberi pemahaman pada anak sejak dini, tentang pentingnya meminta izin sebelum meminjam barang milik orang lain.
ADVERTISEMENT
Penulis: Hutri Dirga Harmonis