Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anak Beranjak Remaja, Bagaimana Caranya agar Orang Tua Tetap Bisa Dekat?
2 Desember 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ketika anak mulai beranjak remaja , ia mungkin akan lebih senang berkumpul bersama teman-temannya dibanding bersama orang tua . Ya Moms, anak usia 9 – 12 tahun yang disebut praremaja seakan memiliki ‘dunia’-nya sendiri. Mereka umumnya membutuhkan lebih banyak kebebasan untuk lebih mandiri dan menyesuaikan diri dengan luar.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bukan berarti Anda jadi tak bisa dekat lagi dengan anak, Moms. Mengutip Verywell Family, menjaga hubungan dengan anak usia praremaja memiliki beberapa manfaat untuk si kecil. Seperti menjaga kesehatan mentalnya, membantu anak mengatasi masalah dan mengambil keputusan, meningkatkan kesuksesan akademik, meningkatkan harga diri, dan menjauhkan anak dari perundungan.
Lantas, bagaimana caranya agar orang tua bisa tetap dekat dengan anak usia praremaja? Simak penjelasan berikut ini, Moms.
Cara agar Orang Tua Tetap Dekat dengan Anak Usia Praremaja
1. Jadwalkan Waktu Kumpul Keluarga Rutin
Di tengah kesibukan anak di sekolah atau waktu bermain bersama temannya, Anda mungkin perlu membuat jadwal kumpul keluarga rutin, Moms. Dengan membuat pertemuan rutin, si kecil akan meluangkan waktunya khusus untuk jadwal tersebut.
ADVERTISEMENT
Buatlah aktivitas yang menyenangkan sesuai dengan usia anak, seperti bermain game, hunting foto di tempat yang Instagramable, atau mencoba gym bersama.
2. Luangkan Waktu untuk Mendengarkan
Anak usia praremaja umumnya lebih senang didengarkan dibanding dinasihati. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak praremaja memiliki keinginan untuk membuat keputusan sendiri dibanding mengikuti keputusan orang lain.
Jadi, setiap anak curhat, itu tandanya ia ingin mencurahkan beban perasaan dan pikirannya. Cukup dengarkan dan beri tanggapan secukupnya. Sisanya, biarkan anak belajar sendiri untuk mencari keputusan.
3. Diskusikan Hal yang Lebih Sulit
Orang tua biasanya hanya mengajak anak tentang sekolah atau pertemanannya. Nah, jika si kecil sudah memasuki usia praremaja, tak ada salahnya untuk diskusi tentang topik yang lebih berat, Moms.
ADVERTISEMENT
Misalnya, tentang keinginan melanjutkan sekolah ke mana atau tentang hubungan romantis jika anak mulai menyukai lawan jenis. Diskusi semacam itu tak hanya mendekatkan Anda dan anak, tetapi juga meningkatkan daya berpikir kritis si kecil.
4. Ajak Teman-temannya Berkumpul di Rumah
Daripada membiarkan anak bermain di luar terus-menurus, Anda mungkin bisa mengajak teman-temannya untuk berkumpul di rumah. Siapkan camilan atau permainan yang bisa dilakukan bersama.
Jika mereka punya hobi yang sama, tak ada salahnya jika Anda juga terlibat, Moms. Misalnya saja bermain futsal bersama atau membantu proyek kesenian dari sekolah. Meski begitu, tetap batasi diri supaya tidak mengganggu kenyamanan mereka ya, Moms.
5. Tetap Tenang, tapi Juga Tegas
Salah satu perilaku yang mungkin khas pada diri anak usia praremaja adalah kerap membantah atau mengabaikan kata orang tua. Ya Moms, mereka mungkin sudah merasa punya kemampuan untuk menentukan pilihan sendiri. Padahal, sebenarnya mereka masih perlu untuk dibimbing.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tetap tenang dalam menghadapi perubahan sikapnya, tapi juga tegas jika anak mulai melakukan hal yang negatif.