Anak Bilang Benci Orang Tua, Harus Bagaimana?

14 Juli 2020 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak mengatakan benci pada orang tua.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak mengatakan benci pada orang tua. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Anak Anda marah dan secara spontan mengatakan 'aku benci ibu'. Sebagai orang tua, Anda mungkin kaget, atau bahkan sedih mendengar hal itu. Kata-kata tersebut mungkin membuat perasaan Anda kecewa, sedih, dan bertanya-tanya: Kenapa anak bisa mengucapkan hal semacam itu?
ADVERTISEMENT
Moms, tahan dulu amarah Anda dan jangan langsung membentaknya. Sebab, hal tersebut sebenarnya wajar terjadi seiring bertambahnya usia anak. Itu karena, si kecil sudah mulai memiliki pendapatnya sendiri, Moms. Misalnya saja, menolak melakukan pekerjaan rumah atau menolak mendengarkan Anda.
Dilansir Young Parents, menurut dr. Foo Koong Hean, Senior Psikologi dari James Cook University, Singapura, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat anak bilang benci orang tua.
Anak marah dan bilang benci orang tua. Foto: Shutterstock

1. Tidak Bertindak Berlebihan pada Anak

Hal paling pertama yang tidak boleh Anda lakukan adalah bereaksi berlebihan, Moms. Apalagi sampai berkata kasar. Sebab, banyak anak-anak--terutama yang sedang dalam masa pertumbuhan atau anak balita, masih belajar mengenali emosi dirinya sendiri. Jadi hindari menggunakan kata-kata kasar.
ADVERTISEMENT
"Jika anak itu menggunakan kata kasar, katakan padanya dengan tenang bahwa Anda tidak akan menggunakan kata itu jika dia tahu apa artinya. Luangkan waktu untuk menjelaskannya dan, setelah itu, tanyakan apakah dia masih akan menggunakan kata itu sekarang karena dia mengerti artinya," kata Alfred.

2. Beri Anak Waktu

Anak-anak juga butuh waktu untuk tenang ketika ia merasa marah, sedih, dan kesal, Moms. Sama halnya seperti orang dewasa, anak juga perlu waktu untuk menenangkan diri dan mengembalikan pikiran jernihnya, apalagi jika Anda berdua sama-sama keras.
"Memberi anak waktu dan ruang untuk mencerna informasi dan emosi akan meredakan amarahnya. Katakan padanya Anda akan berbicara nanti setelah ia tenang," ujarnya.
ilustrasi anak diberi waktu untuk tenang. Foto: Shutterstock

3. Berkompromi

dr. Foo menyarankan agar orang tua rajin mengajak anak berdiskusi yang melibatkan logika dan alasan atas sesuatu hal. Jika ingin membuat sebuah aturan di rumah, tak ada salahnya juga untuk melibatkan anak. Sehingga, ia tahu, bahwa aturan tersebut dibuat untuk kepentingan bersama. Rutinlah berkumpul bersama keluarga di rumah, agar si kecil merasa disayangi dan diperhatikan.
ADVERTISEMENT
"Anda mungkin mengatakan 'tidak boleh main gadget pada jam 7 malam', tetapi program favoritnya ada di jam itu dan berakhir 30 menit setelahnya. Jadi cobalah dengarkan apa yang ingin dia katakan dan berikan ruang untuk bernegosiasi," kata dr. Foo.

4. Introspeksi Diri

Cobalah introspeksi diri bersama pasangan Anda, apakah selama ini Anda berdua kerap bertengkar di depan anak sambil mengucapkan kata-kata kasar. Sebab, mungkin saja si kecil meniru perilaku Anda ketika marah, Moms.
"Kata-kata ini (kasar) mungkin tidak mengejutkan diucapkan jika hubungan Anda dengan anak tidak baik. Namun cobalah untuk melihat kembali perkataan 'aku benci ibu'. Bisa saja kata-kata tersebut memiliki makna ia membutuhkan Anda tapi Anda tidak ada di dekatnya, tapi tiba-tiba datang untuk mengatur si kecil," kata Alfred.
Ilustrasi marah pada anak Foto: Shutter Stock
Intinya berusahalah untuk memiliki hubungan yang dekat dan penuh cinta dengan anak, Moms. Jika si kecil merasa dicintai, sebagian besar masalah perilakunya akan mudah diselesaikan.
ADVERTISEMENT