Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Anak dan Remaja Kini Gampang Bosan, Kebanyakan Screen Time?
15 Februari 2025 12:58 WIB
ยท
waktu baca 4 menit![Ilustrasi anak bosan. Foto: MIA Studio/Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hqyhc7z85fnf6s2spy5eg2wp.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Parents melansir, dalam suatu survei OnePoll berkolaborasi dengan Elmer yang melibatkan 2.000 orang tua yang memiliki anak-anak berusia 3-12 tahun, para peserta melaporkan dibutuhkan waktu 33 menit bagi anak-anak untuk merasa bosan ketika melakukan suatu aktivitas.
Begitu juga dengan remaja, karena ternyata analisis YahooLife terhadap survei tahunan Monitoring the Future yang dilakukan University of Michigan pada siswa kelas 8, 10, dan 12 menunjukkan peningkatan kebosanan. Khususnya selama periode pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19, dan meningkat lagi pada tahun 2023.
Salah satu penyebab meningkatnya kebosanan pada anak-anak, menurut ahli, adalah penggunaan waktu layar (screen time).
"Kita hidup di era teknologi. Jadi, meskipun kita tergoda dengan anggapan 'Anak-anak tidak bermain seperti orang tuanya dulu', sebenarnya tidak sesederhana itu. Anak-anak tidak bermain seperti dulu karena anak zaman sekarang tidak hidup di dunia yang sama seperti generasi sebelumnya," ujar pekerja sosial berlisensi di Waypoint Wellness Center di Maryland, AS, Jillian Amodio, LMSW.
ADVERTISEMENT
Durasi Rentang Perhatian pada Anak
Survei Elmer menemukan 81 persen dari 2.000 orang tua melaporkan anak-anak berusia 3-12 tahun selalu berusaha mencari sesuatu untuk dilakukan ketika pulang dari sekolah atau tempat penitipan anak. Namun, rentang usia ini sangat luas, sehingga yang perlu diperhatikan adalah rentang perhatian yang normal pada anak. Rentang perhatian adalah durasi anak bisa merasa tertarik dan fokus pada satu aktivitas, sebelum beralih ke aktivitas lainnya.
"Rentang perhatian, minimal dua kali usia mereka dalam hitungan menit, tiga kali usia maksimal mereka," ucap psikolog anak di UTHealth Houston, Leslie Taylor, PhD.
Berikut adalah rentang perhatian anak-anak yang normal:
ADVERTISEMENT
"[Survei] menunjukkan apa yang dianggap kebosanan sering kali merupakan cerminan alami dari rentang perhatian yang sesuai dengan usia," ucap psikiater anak, remaja, dan dewasa di Mindpath Health, Zishan Khan, MD.
Maka dari itu, Khan menyarankan agar orang tua lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anaknya.
"Meskipun dapat dipahami kesibukan orang tua, khususnya, ketergantungan pada layar dapat menciptakan siklus di mana anak0anak menjadi terbiasa pada rangsangan yang konstan, yang berpotensi mengurangi kemampuan mereka untuk terlibat dalam permainan imajinatif yang diarahkan diri sendiri," jelas Khan.
"Ketergantungan ini secara tidak sengaja dapat menyebabkan rentang perhatian yang lebih pendek dan meningkatnya rasa bosan saat tidak terlibat dengan layar," imbuh dia.
Bagaimana Membantu Anak dan Remaja Mengatasi Rasa Bosannya?
1. Dorong Berbagai Aktivitas
ADVERTISEMENT
Dr. Khan menyarankan Anda untuk mengajak si kecil melakukan permainan sensorik, seni dan kerajinan, hingga aktivitas lain yang mengeksplor kreativitasnya. Aktivitas ini dapat menarik lebih banyak rentang perhatian anak ketimbang aktivitas pasif seperti screen time.
2. Terapkan Rutinitas
Cobalah untuk menetapkan waktu khusus untuk aktivitas-aktivitas y ang dibuat rutin, seperti membaca buku, bermain di luar rumah, hingga permainan imajinatif. Jadwal yang konsisten akan membantu anak mengetahui apa yang ia harus lakukan dan mengurangi kegelisahan.
3. Dorong Anak Bermain Secara Mandiri
Orang tua mungkin tidak bisa mendampingi anak bermain sepanjang waktu, dan itu tidak apa-apa. Sebab, menurut Dr. Khan, membiarkan anak bermain secara mandiri pun akan mendorong mereka mengembangkan imajinasi dan mengasah kemampuan memecahkan masalah. Maka dari itu, ciptakan lingkungan yang aman untuk si kecil bermain.
Bagaimana dengan kebosanan anak-anak remaja? Tentunya, caranya berbeda dengan anak-anak kecil, Moms. Para ahli menganggap screen time menjadi salah satu, tetapi bukan satu-satunya faktor.
ADVERTISEMENT
Dr. Khan menilai kehadiran dunia digital yang konstan telah menyebabkan stimulasi berlebihan, membuat kegiatan offline tampak kurang menarik, yang pada akhirnya berkontribusi pada perasaan bosan anak-anak remaja. Namun, yang penting dicatat juga adalah remaja saat ini lebih sedikit memiliki kebebasan untuk menjelajahi lingkungan mereka secara mandiri.
Maka dari itu, cobalah lakukan beberapa hal ini untuk mengurangi kebosanan pada anak remaja:
1. Identifikasi dan Validasi
Merupakan hal wajar ketika remaja senang mencari pengalaman baru. Makanya, penting bagi orang tua untuk dapat memvalidasi pengalaman kebosanan remaja pada rutinitasnya yang itu-itu saja, kemudian arahkan mereka kepada aktivitas yang lebih menantang dan bermakna.
2. Batasi Screen Time
Bukan tidak boleh sama sekali, tetapi ingatkan untuk tetap memiliki waktu bersama orang tua dan keluarganya.
ADVERTISEMENT
3. Berikan Kebebasan dan Kemandirian
Dan terakhir, anak remaja senang bila mereka diberi kepercayaan dan kebebasan untuk memilih apa yang ingin dilakukan.
Dr. Khan mengingatkan kebosanan tidak sepenuhnya buruk, dan bahkan bisa menjadi momen untuk refleksi diri dan membantu pemecahan masalah. Tetapi, kebosanan kronis tanpa jalan keluar dapat menyebabkan perilaku negatif atau memicu masalah kesehatan mental. Jadi, coba ajak diskusi anak-anak tentang apa yang bisa Anda sebagai orang tua bisa lakukan, dan cari jalan keluarnya bersama-sama.