Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Anak dengan Autisme: Pengertian dan Ciri-cirinya
18 April 2018 12:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
“Don’t underestimate persons with autism, try to understand” --Joell
Stigma pemicu keributan, pembuat onar hingga dijadikan candaan yang berbau diskriminasi masih saja ada yang menimpa penyandang autistik. Termasuk, anak-anak.
ADVERTISEMENT
Mirisnya, hal itu terjadi bukan saja datang dari teman sebaya anak, namun juga orang-orang dewasa di sekitarnya. Ya, kurangnya pemahaman tentang autisme bisa jadi masalah vital yang mengakibatkan hal itu bisa terjadi.
“Bagaimanapun, mereka memiliki emosi dan perasaan. Hanya saja, mereka tidak mampu mengungkapkan sebagaimana individu umumnya,” tutur Chrisdina, Head of London School Center of Autism Awareness (LSCAA) ketika ditemui kumparanMOM (kumparan.com ) di Jakarta Pusat, Minggu (15/4).
Lalu, apa itu autisme?
Newsletter ‘Autism & Friends’ yang diterbitkan LSCAA menyebut, autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang sangat kompleks, umumnya mulai terlihat pada anak di bawah umur 3 tahun.
Gangguan perkembangan meliputi kemampuan berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan berperilaku.
Berikut ini gangguan-gangguan perkembangan anak dengan autisme:
ADVERTISEMENT
Gangguan Komunikasi/Bicara
-keterlambatan/ tidak terjadinya perkembangan bahasa wicara
-penggunaan bahasa yang berulang-ulang dan tidak bermakna
-tidak memiliki kemampuan untuk bermain peran
-berbicara kaku seperti robot
-tidak ada kemampuan spontanitas.
Gangguan Interaksi Sosial
-kesulitan dalam membentuk pertemanan
-sulit memiliki spontanitas kegembiraan, minat atau prestasi terhadap orang lain
-memiliki gangguan hubungan sosial emosional timbal balik
-mengalami gangguan ekpresi wajah, postur tubuh, dan tatap mata ketika berinteraksi.
Gangguan Perilaku
-memiliki rutinitas atau ritual yang tidak fungsional secara kaku
-biasanya berpola perilaku seperti mengepakkan tangan, menggeleng-gelengkan kepala, memainkan jari-jari secara berulang
-bisa terpaku pada benda tertentu hingga sulit teralihkan
-memiliki sensitifitas tinggi terhadap suara/bunyi, cahaya, hingga benda tertentu.
Jika Anda menemui tanda-tanda di atas pada diri si kecil, segera bawa ke dokter spesialis anak agar ia mendapat penanganan yang tepat. Penanganan berupa terapi bisa menekan autisme sehingga tidak semakin berat.
ADVERTISEMENT
Dan jika Anda menjumpai anak-anak lain dengan autistik itu, tanamkanlah pada seluruh anggota keluarga Anda untuk tidak mengucilkan, melainkan memahami mereka sebagaimana tertulis 'every children is special'.