Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Anak di Malaysia Meninggal Usai Tersedak Permen Jelly Bola Mata
26 Februari 2025 13:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Channel News Asia melansir, siswa kelas 4 SD itu dilaporkan membeli permen tersebut di luar sekolahnya sebelum mengikuti kelas agama.
Kondisi kesehatan Fahmi terus memburuk hingga mengalami kritis. Ia pun meninggal di rumah sakit pada Kamis (20/2) malam.
Minta E-commerce Hentikan Penjualan Permen Jelly Bola Mata
Imbas dari kasus ini, Kementerian Kesehatan Malaysia meminta berbagai platform e-commerce untuk menyetop penjualan dan iklan yang mempromosikan permen jelly bola mata tersebut.
"Kami juga menginstruksikan petugas kesehatan di seluruh negeri untuk melakukan penegakan hukum di tempat-tempat penjualan dan menyita sisa produk yang dijual," ujar Menteri Kesehatan Dzulkefly Ahmad.
Pihaknya langsung melarang peredaran permen jelly berbentuk bola mata karena melanggar Food Act 1983 dan Food Regulation 1985. Sebab, produknya disebut tidak menyertakan peringatan bahaya tersedak.
ADVERTISEMENT
"Hukum Malaysia mengamanatkan bahwa gula-gula jeli dengan diameter 45 mm atau kurang harus mencantumkan peringatan bahaya tersedak, terutama bagi anak-anak di bawah usia tiga tahun," bunyi pernyataan Kemenkes Malaysia.
Kantor berita Bernama melaporkan, penyelidikan awal menunjukkan bahwa Fahmi telah membeli permen dari salah satu kios di dekat sekolahnya, yang kemudian berujung penyitaan oleh Departemen Kesehatan Penang. Orang tua pun diimbau agar lebih waspada dalam memantau pilihan jajanan anak-anaknya, terutama yang berisiko tersedak.
Dokter Ingatkan Bahaya Permen Jelly pada Anak
Nah Moms, permen jelly atau gummy dikenal memiliki tekstur lembut, lengket, dan agak kenyal, sehingga disukai anak. Tapi nyatanya di balik permen tersebut, ada bahaya yang dapat mengintai.
"Permen kenyal, seperti permen karet, dapat menimbulkan bahaya tersedak terutama bagi anak kecil. Oleh karena itu, orang tua dan pengasuh diimbau untuk memantau makanan yang diberikan kepada anak-anak mereka, memastikan makanan tersebut aman dan layak dikonsumsi," kata Presiden Ikatan Dokter Anak Malaysia, Mohamad Ikram Ilias.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dokter anak dan neonatologis, Dr. Masri Muhamed, menjelaskan bahwa saluran napas anak lebih rentan terhadap penyumbatan, bahkan sepotong kecil permen jelly dapat sepenuhnya menghalangi aliran udara dan menyebabkan tersedak. Umumnya, anak yang tersedak mungkin akan terlihat wajah pucat atau membiru, kesulitan berbicara, menangis atau batuk, hingga tampak panik dan lemas.
"Selain itu, karena anak-anak sering kali aktif, sambil makan, berbicara, tertawa, atau berlari, sambil memasukkan permen ke dalam mulut. Hal itu dapat menyebabkan aspirasi saat permen tersebut secara tidak sengaja masuk ke tenggorokan, dan bukan ke kerongkongan," ucap Dr. Masri, seperti dikutip dari The Sun.
Jika terjadi makanan tersangkut di saluran udara dan tidak segera mendapat penanganan, maka bisa menyebabkan penyumbatan saluran napas yang parah atau pneumonia aspirasi (infeksi paru-paru yang disebabkan oleh partikel makanan yang terhirup).
ADVERTISEMENT
Selain itu, permen jelly yang kenyal mudah menempel di tenggorokan, karena teksturnya yang lembut dan lengket. Sehingga, lebih sulit dikeluarkan dibandingkan permen bertekstur keras, yang terkadang dapat dikeluarkan melalui batuk.
Dr. Masri pun mengingatkan bahwa penyumbatan saluran napas yang menyeluruh dapat menghalangi oksigen mencapai paru-paru dan otak. Sehingga, dapat menyebabkan kerusakan otak dalam waktu empat menit saja, bila tidak segera ditangani. Dalam jangka waktu yang lama, kekurangan oksigen pun dapat mengakibatkan serangan jantung, yang semakin mengurangi peluang seseorang untuk bertahan hidup.
"Bahkan, jika anak berhasil diresusitasi, komplikasi seperti pneumonia aspirasi, cedera saluran napas, atau kerusakan neurologis jangka panjang, dapat terjadi," tutur Dr. Masri.
"Itulah sebabnya tindakan sesegera mungkin sangat penting. Melakukan manuver Heimlich (teknik pertolongan pertama dalam keadaan darurat tersedak) atau dalam kasus parah, resusitasi jantung paru, dapat menyelamatkan nyawa anak. Orang tua maupun pengasuh harus mengetahui pertolongan pertama dasar dalam keadaan darurat," tutup dia.
ADVERTISEMENT