Anak Dipaksa Belajar Sejak Kecil, Ini Dampak Buruk yang Terjadi Saat Dewasa

29 November 2023 12:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak Dipaksa Belajar Sejak Kecil, Ini Dampak Buruk yang Terjadi Saat Dewasa. Foto: Kdonmuang/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak Dipaksa Belajar Sejak Kecil, Ini Dampak Buruk yang Terjadi Saat Dewasa. Foto: Kdonmuang/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, seorang pria di China bernama Zhang Xinyang menjadi perbincangan lantaran hidup bergantung pada orang tuanya, meski ia adalah pemegang gelar PhD yang didapat saat usianya 16 tahun. Xinyang sebenarnya dikenal dengan julukan 'anak ajaib'. Bagaimana tidak, ia berhasil masuk universitas pada usia 10 tahun. Kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di usia 13 tahun.
ADVERTISEMENT
Pada 2011 saat usianya memasuki 16 tahun, dia mengambil jurusan Matematika Terapan di Beihang University, untuk meraih gelar PhD. Ia menyelesaikan gelar doktoralnya pada 2019, lalu melanjutkan bekerja sebagai pengajar. Dua tahun kemudian, ia mengundurkan diri.
Xinyang kini hanya menjadi pekerja lepas dan tidak melakukan apa pun. Ia juga mengaku masih bergantung secara finansial kepada orang tuanya.
Di usianya yang kini sudah 28 tahun, Xinyang menyebut dirinya kecewa pada orang tuanya, karena ia selalu dituntut untuk menjadi anak cerdas. Namun, ia tidak dibiarkan untuk tumbuh selayaknya anak-anak lain seusianya, Moms.
"Mereka [orang tua] berutang padaku," ucap Xinyang dikutip dari South China Morning Post.

Penjelasan Ahli soal Dampak Dipaksa Belajar Sejak Kecil pada Anak

Ilustrasi anak belajar dengan orang tua. Foto: Art_Photo/Shutterstock
Nah Moms, beberapa kasus anak jenius ternyata tidak mampu mempertahankan karier atau kejeniusannya saat mereka dewasa. Sebagian dari anak-anak jenius itu rupanya didorong oleh orang tuanya dengan keras agar bisa menjadi anak cerdas.
ADVERTISEMENT
Menurut Psikolog Klinis Anak Rumah Dandelion, Kanti S. Pernama M.Psi, Psikolog, orang tua sebenarnya perlu memahami bahwa usia anak-anak itu adalah waktu mereka bermain dan bereksplorasi. Apalagi, usia tersebut umumnya anak-anak sedang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
"Mereka tertarik untuk mengeksplor lingkungan, mencoba hal baru, dan mudah menyerap informasi dan keterampilan baru," kata Kanti kepada kumparanMOM.
Namun, Kanti menjelaskan, sudah banyak penelitian yang membahas dampak belajar yang dipaksakan sejak usia kanak-kanak. Bahkan, dampaknya bisa berlangsung hingga usia dewasa, dan tidak memungkiri dapat memengaruhi karier anak itu ke depannya.
"Banyak penelitian yang menemukan bahwa ketika yang memiliki pengalaman negatif terhadap proses belajar, anak cenderung akan hilang ketertarikannya untuk mencari informasi atau pengetahuan baru sepanjang perkembangannya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Mereka cenderung tidak memberikan effort lebih dalam pekerjaan, tidak terbiasa berpikir kritis, atau memiliki sikap kerja yang kurang baik. Sehingga, dapat memengaruhi kesuksesan mereka dalam karier," imbuh Kanti.

Lantas, Bagaimana Caranya Membantu Anak Agar Suka belajar Tanpa Merasa Terpaksa?

Terkadang, anak pintar pun tidak selalu harus dipaksa belajar. Akan tetapi, orang tua perlu memahami formula yang tepat untuk menumbuhkan rasa suka belajar.
Kanti memberikan lima tips agar si kecil jadi suka belajar tanpa merasa terpaksa:
Ilustrasi anak belajar baca, tulis, dan berhitung (Calistung). Foto: Odua Images/Shutterstock
1. Temukan Ketertarikan dan Minat Anak
Menurut Kanti, sejak usia dini anak bisa diajarkan atau dipaparkan pada berbagai pengalaman maupun topik beragam.
"Ketika anak mulai menunjukkan ketertarikan pada satu hal, kita bisa menumbuhkan ketertarikan dia untuk belajar membaca, misalnya, dengan mencari buku dengan topik tersebut," jelas Kanti.
ADVERTISEMENT
2. Perbanyak Belajar Langsung
Selain itu, ia menegaskan perlu juga memperbanyak hands on experience pada proses belajar anak. Misalnya, menggunakan alat peraga, melibatkan gerak, atau pengalaman langsung, Moms!
"Misalnya, seperti pergi ke kebun binatang ketika anak sedang mempelajari hewan di sekolah," ucap dia.
3. Belajar Sesuai Usia Anak
Penting sekali untuk menyesuaikan proses belajar dengan tahapan usia anak. Sebab, menurut Kanti, kemampuan anak itu tidak bisa disamaratakan karena perbedaan usia.
"Anak usia dini akan dapat lebih mudah menyerap informasi melalui lagu, permainan, atau aktivitas kreatif dibandingkan kita menggunakan worksheet," ungkapnya.
4. Orang Tua Jadi Contoh
Peran ayah dan ibu sangat penting dalam tahap belajar anak. Salah satunya, jadikan diri Anda role model mereka dan tunjukkan bahwa belajar itu menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Perlihatkan pada anak bahwa kita juga memiliki kesenangan terhadap belajar. Seperti berdiskusi tentang hal baru apa nih yang kita ketahui atau baru kita baca dari sebuah buku," kata Kanti.
5. Hargai Usaha Anak
Dan tips paling penting menurut Kanti adalah buatlah ekspektasi yang sesuai dengan kemampuan dan tahapan usia anak. Contohnya, beri dukungan ketika anak mengalami kegagalan dan bantu si kecil agar bangkit lagi menghadapi tantangan selanjutnya.
"Bantu anak untuk melihat kembali usaha serta keberhasilan apa yang sudah dia raih. Dan bantu anak untuk mempersiapkan kembali dirinya agar mau mencoba lagi," tutup dia.