Anak Enggak Suka Makan Ikan, Kira-kira Kenapa Ya? Ini Penjelasan dari Ahli Gizi

20 Oktober 2023 11:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak makan ikan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan ikan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ikan menjadi salah satu sumber makanan yang kaya akan protein berkualitas tinggi dan rendah lemak. Ikan sangat baik dikonsumsi oleh semua umur dan tentunya menyehatkan bagi tubuh, termasuk mendukung tumbuh kembang anak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ikan dikenal juga sebagai sumber protein yang direkomendasikan para ahli, selain daging, ayam, maupun protein nabati seperti tahu dan tempe. Setiap jenis ikan juga mengandung nutrisi yang berbeda-beda. Tinggal menyesuaikan selera maupun kesukaan keluarga bila ingin memakan ikan.
Tetapi, beberapa anak bisa jadi tidak suka mengonsumsi ikan. Padahal, Anda mungkin sudah mencoba untuk mengolahnya dengan berbagai cara. Kenapa ya hal ini bisa terjadi?
Menurut Guru Besar Ilmu Gizi IPB & Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, ini bisa saja terjadi karena si kecil tidak terbiasa diperkenalkan ikan sejak dini. Misalnya, saat awal MPASI tidak diberikan makanan dengan ikan sebagai lauknya.
Padahal, cita rasa makanan apa pun sudah mulai bisa dirasakan anak, bahkan sejak ia masih di dalam kandungan lho, Moms!
Ilustrasi bayi makan ikan tuna. Foto: Love_Sequence/Shutterstock
"Kebiasaan itu bisa dibangun sejak kehamilan. Karena ada sistem saraf janin, yang pada usia kehamilan 2-3 bulan itu janin lewat plasenta sudah mulai merekam. Jadi, ibu-ibu perlu memikirkan lagi, apabila saat hamil enggak suka makan ikan, maka anak juga kemungkinan akan mengikuti ibunya," jelas Prof Hardin dalam konferensi pers Peluncuran Serial Edukasi #KeluargaGemarIkanBersamaABC di RPTRA Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (19/10).
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, bila anak tidak suka makan ikan, ibu perlu introspeksi lagi makanan-makanan yang dikonsumsi saat hamil. Sehingga, bila berencana untuk hamil dan punya anak lagi, Anda bisa mulai makan makanan bergizi, yang tidak hanya baik untuk kehamilan tetapi juga membantu menciptakan cita rasa sedini mungkin.
Lebih lanjut, menumbuhkan cita rasa pada anak juga sudah bisa terjadi saat proses menyusui. Ya Moms, saat bayi lahir dan Anda menyusui si kecil, nutrisi dari makanan yang dikonsumsi ibu akan mengalir pada bayi lewat ASI.
"Ibu ketika menyusui akan membantu membentuk cita rasa, DNA dari ikan ada yang masuk ke dalam air susu ibu. Jadi, ibu yang biasa makan ikan, maka anak akan merespons cita rasanya karena dia sudah pernah makan, nih," tuturnya.
ADVERTISEMENT

Gerakan Gemar Makan Ikan, Bantu Tingkatkan Konsumsi Ikan Sejak Dini

Konferensi pers peluncuran #KeluargaGemarIkanBersamaABC di RPTRA Lenteng Agung. Foto: Nabila Fatiara/kumparan
Untuk mengembangkan kegemaran makan ikan sejak dini, PT Heinz ABC Indonesia (ABC) meluncurkan rangkaian kegiatan edukasi publik bertemakan
#KeluargaGemarIkanbersamaABC. Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama dari ibu-ibu, tentang pentingnya budaya gemar makan ikan.
Dalam kesempatan ini, ABC juga ingin mengenalkan lebih dalam tentang ikan sarden, baik secara nutrisi, gizi, dan olahannya sebagai alternatif sumber protein hewani untuk keluarga. Salah satu olahannya yaitu dalam bentuk produk kalengan.
Namun sayangnya, produk olahan ikan sarden berbentuk kalengan masih menuai persepsi kurang baik. Misalnya, dianggap kurang sehat dan mengandung banyak pengawet. Lantas, bagaimana ABC menanggapinya?
"Kami merasa produk kalengan atau ikan olahan masih ada persepsi negatif. Ada pengawet, pewarna, pemanis, artificial agar bertahan lama. Padahal selama proses pengalengan semua dibuat divakum, jadi bakteri tidak ada. Semua sudah ada pengawet alami. Jadi enggak ada pengawet di dalamnya. Sehingga sarden sebagai alternatif makan ikan yang juga sangat baik nutrisinya," jelas Marketing Manager Easy Meals Kraft Heinz Indonesia & Papua New Guinea, Diana Riaya Kusumaningrum.
ADVERTISEMENT
Mengonsumsi ikan sarden juga sebetulnya bisa membantu mencegah stunting pada anak-anak. Selain harganya yang cukup terjangkau dibandingkan protein hewani lain, nutrisi yang terkandung di dalamnya juga tidak kalah bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.
Temuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap mengapa ikan cenderung masih kurang populer. Salah satunya karena pengolahannya yang cenderung lebih ribet. Padahal, Direktur Pemasaran, Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Erwin Driyana, menjelaskan, saat ini sudah banyak pihak yang melakukan inovasi agar ikan lebih mudah ditemui dan dikonsumsi.
"Sekarang yang berkembang itu bagaimana tren inovasi terus bermunculan. Makan ikan ready to eat. Bahkan saat pandemi, semua produk perikanan atau apa pun yang kalengan itu awet disimpan dalam waktu lama, ramai dijual," ucap Erwin.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah Anda jadi lebih tertarik untuk makan ikan bersama keluarga?