Anak Jadi Korban Bullying, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

21 Maret 2022 12:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak jadi korban bullying. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak jadi korban bullying. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perundungan atau bullying merupakan tindakan yang sangat tidak diinginkan oleh orang tua, baik saat anak menjadi korban maupun pelaku. Nyatanya, kasus bullying masih kerap dilaporkan terjadi di sekolah hingga lingkungan rumahnya. Jika bullying terjadi pada anak Anda, maka sebagai orang tua Anda perlu melakukan sesuatu untuk menghentikannya.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, orang tua memiliki peran penting untuk membantu anak yang menjadi korban penindasan, baik yang dilakukan secara fisik, verbal, maupun psikologis. Penting untuk ditegaskan kepada anak tindakan tersebut jangan dibiarkan dan harus dilawan. Jika tidak dilawan, dikhawatirkan akan berdampak serius pada psikologis si kecil.
Namun, tidak semua anak secara gamblang akan bercerita bahwa dirinya mengalami perundungan atau penindasan. Banyak juga anak yang menutup-nutupi karena diancam oleh pelaku. Anda bisa memperhatikan apakah ada perubahan sikap pada anak, seperti tampak lebih murung atau lebih marah, cemas, tidak bisa makan dan tidur nyenyak, banyak terdiam, hingga cenderung menghindar saat bertemu. Lantas jika melihat tanda-tanda tersebut pada anak, apa yang bisa orang tua lakukan?
ADVERTISEMENT

Yang Perlu Dilakukan Orang Tua Saat Tahu Anak Jadi Korban Bullying

Ilustrasi anak jadi korban bully. Foto: Shutterstock
1. Dengarkan Anak dan Beri Kenyamanan
Suatu saat, anak memberitahu Anda bahwa dia telah diintimidasi atau dicemooh oleh teman-temannya. Saat anak bicara, dengarkan dengan sungguh-sungguh dan jangan langsung emosi.
"Seringkali orang tua akan marah atau frustrasi, tetapi anak-anak tidak membutuhkan Anda untuk bereaksi berlebihan. Mereka membutuhkan Anda untuk mendengarkan, meyakinkan, dan mendukung mereka. Mereka perlu melihat Anda sebagai orang yang netral dan kuat, serta mampu membantu mereka dalam situasi apa pun," kata spesialis pendidikan sosial-emosional, Lauren Hyman Kaplan, dikutip dari Parents.
Setelah anak selesai bicara, tariklah napas dalam-dalam dan peluklah dia. Berikan kenyamanan agar anak tidak perlu merasa takut. Apabila ia menangis, biarkan dia menangis sampai merasa tenang.
ADVERTISEMENT
2. Beri Pujian karena Berani Bicara
Terkadang anak menyalahkan diri sendiri sehingga menganggap dirinya pantas ditindas. Padahal kenyataannya, dia tidak bersalah namun tak bisa membela diri.
Moms, anak membutuhkan keberanian untuk bicara dirinya telah dibully. Apalagi, tak sedikit pelaku penindasan yang mengancam akan memberikan intimidasi lebih buruk apabila anak mengadu kepada orang tua.
Yang bisa Anda lakukan adalah memujinya. Tegaskan bahwa memberitahu orang tua atas tindakan bullying yang salah sudah benar. Beri dukungan juga kepada si kecil dan katakan dia tidak sendirian. Jelaskan pelaku yang menindas adalah pihak yang salah, dan yakinkan anak untuk mencari solusinya bersama-sama.
Ilustrasi anak jadi korban bully. Foto: Shutterstock
3. Ajarkan Anak Berani Bertindak
Anak-anak perlu diberi pemahaman bahwa pelaku bullying kerap merasa 'berkuasa' dan bisa mengendalikan orang lain untuk mendapatkan keinginannya. Untuk itu, Anda bisa mengajarkan anak untuk bertindak tegas, jauhi dan abaikan si penindas.
ADVERTISEMENT
Latih cara untuk mengabaikan ucapan-ucapan buruk. Ya Moms, menurut Kids Healts, mengabaikan penindas bisa menunjukkan anak sudah tidak peduli lagi. Yang mungkin bisa membuat penindas akan bosan mencoba untuk mengganggu Anda.
4. Minta Anak Pilih Teman
Anak mungkin perlu waktu untuk menenangkan diri. Ia juga terkadang butuh teman sebayanya untuk bisa bercerita terkait perilaku buruk yang dialaminya. Dorong anak untuk bermain dengan teman-temannya yang dapat memberikan pengaruh positif dan bisa diandalkan.
Pastikan anak memiliki teman agar tidak sendirian saat bertemu penindas. Anak bisa diajarkan untuk melakukan hal yang sama pada teman tersebut.
5. Beritahu Pihak Sekolah dan Orang Tua Pelaku
Survei menunjukkan sebagian besar anak mengalami perilaku bullying saat di sekolah. Apabila anak menjadi korban penindasan, segera beritahu pihak sekolah entah itu kepala sekolah, wali kelas, atau guru BK untuk segera menindaklanjutinya.
ADVERTISEMENT
Nantinya, orang tua dan pihak sekolah bisa mencarikan solusi bersama agar perilaku buruk itu tidak terjadi lagi. Apabila Anda merasa ingin berbicara dengan orang tua pelaku, mintalah pihak sekolah untuk dapat menengahinya.
Orang tua merasakan situasi sulit saat mengetahui anak menjadi korban bullying. Tapi jangan menyerah, Moms, karena anak merasakan yang lebih sulit lagi. Tetap jadi penyemangat si kecil, bukalah mata dan telinga kapan pun saat anak membutuhkan.