Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Anak Jadi Korban Kekerasan Orang Tua, Bagaimana Dampak Psikologisnya?
22 Desember 2022 13:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kasus penganiayaan anak yang dilakukan oleh ayah kandungnya berinisial RIS akhir-akhir ini ramai diperbincangkan. Penganiayaan tersebut pertama kali diketahui lewat sebuah video yang disebarkan oleh akun Instagram ibu korban.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, terlihat pria itu memaki-maki anaknya yang berinisial K. RIS yang emosi kemudian langsung memukul kepala anak laki-lakinya itu beberapa kali, bahkan ditendang.
Kasus tersebut kini sudah ditangani oleh pihak kepolisian. Sang ibu yang juga mantan istri dari RIS bersama anaknya sudah dijadwalkan untuk diperiksa oleh polisi.
Namun tidak sampai situ, Moms. Meski sudah lapor polisi, kita juga perlu memahami bahwa dampak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada anak bisa menimbulkan trauma.
Dampak Psikologis pada Anak yang Jadi Korban Kekerasan Orang Tua
Selain sakit secara fisik, anak yang mengalami kekerasan --apalagi dari orang tua sendiri-- akan merasa sedih dan kecewa. Menurut Psikolog Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psikolog, anak korban KDRT bisa kehilangan kepercayaan terhadap orang tua yang seharusnya melindungi dan menyayanginya.
ADVERTISEMENT
"Kehilangan kepercayaan ini mengarah ke hilangnya respek anak terhadap orang tua. Anak merasa tersakiti tidak hanya secara fisik, tapi juga psikis. Tentu saja karena orang tua sebagai orang dewasa terdekat justru malah menyakitinya," ungkap Vera kepada kumparanMOM.
Vera menyoroti kondisi anak pasca-mendapat kekerasan. Karena si kecil nantinya bisa memahami bahwa kekerasan ternyata bisa jadi cara untuk mengekspresikan emosi dan menyelesaikan masalah. Padahal, cara itu salah, Moms.
Apalagi dalam video tersebut, aksi penganiayaan anak K juga disaksikan oleh saudara lainnya. Dikhawatirkan, anak-anak lainnya yang melihat kejadian itu secara langsung juga akan ketakutan. Bahkan, bisa mengalami trauma yang sama.
Pemulihan Bagi Anak Korban Kekerasan
Nah Moms, memulihkan kondisi anak yang menjadi korban kekerasan tidak semudah membalik telapak tangan. Vera menjelaskan, perlu ada pendampingan secara berkelanjutan pada anak.
ADVERTISEMENT
"Perlu pendampingan kontinu seiring dengan pertambahan usia anak, karena suatu peristiwa dapat dipahami secara berbeda mengikuti perkembangan kognitif dan emosi anak," tutur wanita yang praktik di Lembaga Psikolog Terapan Universitas Indonesia itu.
Selain itu, orang tua --yang bukan pelaku kekerasan-- juga bisa mengembalikan rutinitas anak. Cara ini dinilai bisa membantu pemulihan anak agar tidak mengalami trauma berkepanjangan.
"Orang tua yang melakukan kekerasan juga perlu minta maaf pada anak untuk membantu pemulihan anak," pungkasnya.