Anak Jadi Korban Prank Seperti Artis Cilik Malaysia, Orang Tua Harus Bagaimana?

24 Maret 2023 14:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak Jadi Korban Prank Seperti Artis Cilik Malaysia, Orang Tua Harus Bagaimana?. Foto: instagram/@puterirafasya1
zoom-in-whitePerbesar
Anak Jadi Korban Prank Seperti Artis Cilik Malaysia, Orang Tua Harus Bagaimana?. Foto: instagram/@puterirafasya1
ADVERTISEMENT
Seorang aktris cilik Malaysia, Puteri Rafasya, mengalami cedera fatal usai di-prank oleh temannya. Puteri terjatuh saat hendak duduk karena kursi yang akan ia duduki ditarik oleh temannya saat di lokasi syuting.
ADVERTISEMENT
Puteri terjengkang dan jatuh di kaki logam tripod. Akibatnya ia mengalami patah tulang pinggul. Insiden prank berakibat fatal itu terjadi pada 22 Februari 2023.
Perempuan berambut panjang itu sempat mengalami mati rasa pada tubuh bagian bawah diduga karena sarafnya terganggu. Bahkan ia tak bisa berjalan.
Dikutip dari Channel News Asia, Ibu Puteri, Fatin Aliza Salmi, pertama kali mengunggah tentang insiden itu ke media sosial pada 26 Februari. Dalam unggahan awal, Fatin menceritakan kondisi Puteri yang terluka di pinggul dan pinggang. Selain tak bisa jalan, Puteri harus memakai popok saat ingin buang air besar dan kecil.
Fatin mengunggah cerita itu setelah merasa tak ada yang bertanggung jawab terhadap kondisi anaknya usai insiden tersebut terjadi. Apalagi insiden itu membuat Puteri terpaksa duduk di kursi roda karena tak bisa berjalan bahkan duduk.
ADVERTISEMENT
Pada 10 Maret, Fatin mengunggah momen saat Puteri dilarikan ke Rumah Sakit Kuala Lumpur karena mengalami inkontinensia. Dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Tunku Azizah untuk dirawat lebih lanjut. Puteri dirawat di rumah sakit selama delapan hari dan dipulangkan pada 17 Maret. Dia sekarang bisa berjalan perlahan dengan bantuan tongkat dan berhenti memakai popok.
Mengutip Singapore Sports Clinic, jatuh dalam posisi duduk bisa menyebabkan cedera pada tulang ekor yang serius. Sebab terdapat saraf dan otot yang melekat pada tulang ekor, seperti saraf yang mengelilingi seluruh tulang belakang, otot dasar panggul, area usus, serta paha dan kaki bagian atas.
Sejumlah bahaya yang bisa timbul akibat cedera tulang ekor, seperti kepala terasa sangat sakit saat posisi duduk maupun setelahnya, terasa sakit saat berpindah dari duduk ke berdiri, seluruh tubuh terutama panggul dan pinggang terasa nyeri, tulang ekor sakit dan tak mereda dalam waktu lama, hingga masalah pencernaan kronis, terutama sembelit.
Puteri Rafasya berlatih berjalan. Foto: instagram/@puterirafasya1
Bagaimana Berikan Dukungan pada Anak yang Jadi Korban Prank?
ADVERTISEMENT
Moms, berkaca dari kasus Puteri, sang ibu, Fatin, begitu terpukul karena merasa tak ada yang bertanggung jawab atas insiden yang dialami anaknya. Padahal dampak akibat prank yang terjadi di lokasi syuting cukup fatal karena membuat Puteri harus berjalan dengan tongkat. Selain itu kondisi psikologis Putri juga mungkin terganggu.
Nah menurut psikolog anak dan remaja Agstried Elisabeth, penting bagi orang terdekat untuk membantu pemulihan psikologis anak yang menjadi korban prank. Apalagi saat ini kondisi fisik Putri juga belum pulih total. Apa saja yang perlu dilakukan?
1. Mencari dukungan dan bantuan
Penting untuk mencari dukungan bantuan dari keluarga, dokter, maupun konselor profesional, untuk mengatasi trauma yang terjadi, baik trauma fisik maupun psikis.
ADVERTISEMENT
2. Prioritaskan pemulihan dan kesehatan korban
Bagaimanapun pemulihan kesehatan fisik lebih penting. Terlebih jika yang dialami adalah cedera tulang ekor seperti Putri, karena bisa berdampak pada masalah kesehatan lain. "Pastikan fokus terhadap kondisi fisik anak, mengoptimalkan pemulihan, dan rehab medisnya," kata Agstried kepada kumparanMOM.
Jika memang kondisi lumpuhnya permanen, pastikan bahwa keluarga korban dan tempat tinggalnya dapat mengakomodir kondisi barunya, ya.
3. Pemulihan Fisik dan Psikis Butuh Proses
Moms, penting untuk menyadari bahwa pemulihan baik fisik maupun psikis butuh proses, dan terkadang prosesnya tidak sebentar dan tidak mudah. Memiliki ekspektasi yang sehat tentang proses pemulihan (baik korban maupun keluarga) akan membantu mengurangi rasa frustrasi.
Jadi, para orang tua, perlu ingatkan si kecil untuk tidak bercanda berlebihan bahkan sampai melakukan prank tarik kursi, sebab bisa berakibat fatal.
ADVERTISEMENT