news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Anak Kecanduan Main Gadget? Waspadai Sindrom Carpal Tunnel, Moms

20 Mei 2021 11:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak bermain gagdet Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak bermain gagdet Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat ini, gadget atau smartphone bukan hanya menjadi kebutuhan orang dewasa saja, melainkan juga pada anak. Tak hanya untuk mendapatkan hiburan seperti permainan, gadget juga digunakan untuk belajar secara daring di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, meski begitu, pastikan Anda tetap membatasi waktu anak untuk bermain gadget. Jangan sampai si kecil jadi kecanduan, sebab hal itu berbahaya bagi kesehatan dan proses tumbuh kembangnya. Salah satu hal yang perlu Anda waspadai adalah sindrom carpal tunnel. Apa maksudnya?

Mengenal Sindrom Carpel Tunnel pada Anak

Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke di Amerika, sindrom carpal tunnel adalah kondisi jalur tulang dan ligamen yang sempit dan keras yang ditemukan di pangkal tangan. Kondisi ini memungkinkan pembengkokan jari, serta yang disebut saraf median, yang membentang dari lengan bawah ke telapak tangan dan memberikan rasa pegal hingga nyeri pada tangan.
Dilansir Kids Health, kebanyakan orang yang terkena sindrom carpal tunnel memang adalah mereka yang berusia di atas 30 tahun. Sindrom ini juga lebih banyak menyerang wanita daripada pria. Ini dipandang sebagai kondisi yang berkaitan dengan pekerjaan dan sering disebabkan oleh gerakan pergelangan tangan dan tangan yang berulang seperti penggunaan perangkat elektronik, misalnya komputer dan smartphone.
Anak main gadget. Foto: Shutterstock
Meski begitu, menurut Pediatric Neurology, kondisi ini juga berisiko menyerang anak-anak. Setidaknya terdapat 13 pasien anak berusia 2-17 tahun pernah didiagnosis menderita sindrom ini setelah melakukan aktivitas dengan perangkat elektronik dalam waktu yang lama. Sebanyak 11 anak mengalami keluhan utama berupa melemahnya genggaman tangan dan mati rasa. Sementara anak lainnya mengaku mengalami nyeri parah pada seluruh tulang tangannya.
ADVERTISEMENT
Profesor sekaligus ahli bedah ortopedi di University Medical Center Amerika, Paul M. Lamberti, MD dan Terry R. Light, MD, melakukan penelitian terhadap 64 anak dengan sindrom carpal tunnel dan menemukan presentasi klinis yang serupa seperti yang terlihat pada orang dewasa dengan penyakit yang sama. Kebanyakan dari mereka mengalami cedera pada saraf mediannya yang disebabkan karena aktivitas gerakan tangan yang sering, trauma, hingga kecelakaan.
Hal ini juga senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Peter White, seorang profesor di Departemen Teknologi Kesehatan dan Informatika, Universitas Politeknik Hong Kong, yang menemukan adanya hubungan antara penggunaan smartphone yang terlalu lama dengan kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami nyeri pada pergelangan tangan yang disebabkan oleh sindrom carpal tunnel seperti dikutip dari WebMD.
ADVERTISEMENT

Penyebab Sindrom Carpal Tunnel

Ilustrasi anak bermain gadget. Foto: Melly Meiliani/kumparan
White mengatakan, penyebab umum sindrom ini adalah kondisi yang membutuhkan gerakan tangan yang berulang dalam waktu yang lama, misalnya saat mengetik atau bermain game. Akibatnya, pergelangan tangan sering terasa sakit, mati rasa, jari kesemutan dan kekuatan cengkeraman pun melemah. Semakin banyak waktu yang dihabiskan menggunakan smartphone, maka semakin kuat dan tahan lama nyeri pergelangan tangan yang akan dirasakan.
Sebab, saat seseorang menggunakan jarinya berulang kali untuk meng-klik, menggesek, mengetuk, dan menekan, hal itu akan menyebabkan pembesaran dan pendataran saraf median, bersamaan dengan pembengkakan ligamen kunci. Untuk meminimalkan risiko, White menyarankan untuk meminimalisir gerakan berulang jari dan berikan waktu istirahat saat menggunakan smartphone.
Menurut White, sindrom ini dapat berkembang secara bertahap setelah tekanan berulang ke titik di mana saraf median masuk ke tangan dan bertemu dengan pergelangan tangan. Sehingga diperlukan kehati-hatian saat menggunakan smartphone untuk meminimalkan kemungkinan mengembangkan sindrom ini, terutama pada anak-anak yang kecanduan bermain gadget.
ADVERTISEMENT
Penulis: Hutri Dirga Harmonis
****
Saksikan video menarik di bawah ini: