Anak Kena Cacar Monyet, Apa yang Perlu Dilakukan?

Sebagai orang tua, kita perlu menjaga kesehatan anak agar terhindar dari berbagai penyakit. Terlebih, dalam beberapa waktu terakhir ini ada penyakit baru yang muncul dan menyebar dengan cepat, mulai dari hepatitis akut hingga cacar monyet .
Ya Moms, Pada 23 Juli lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan internasional. Hal itu disebabkan oleh menyebarnya penyakit cacar monyet di beberapa negara di Benua Amerika dan Benua Eropa.
Bahkan, WHO melaporkan, data dari negara-negara yang terkena dampak cacar monyet menunjukkan bahwa anak-anak biasanya lebih rentan dibanding remaja dan orang dewasa.
Lantas, jika anak kena cacar monyet, apa yang perlu dilakukan orang tua?
Apa yang Perlu Dilakukan Jika Anak Kena Cacar Monyet?

Mengutip laman WHO, salah satu gejala cacar monyet adalah muncul ruam gatal di kulit yang berkembang menjadi bintik-bintik keputihan. Pada anak-anak, ruam gatal seperti itu merupakan hal umum yang bisa terjadi, salah satunya saat anak mengalami cacar air.
Namun, bintik-bintik cacar monyet dan cacar air memiliki perbedaan dari segi warna yang penyebarannya di tubuh. Bintik-bintik cacar monyet berwarna keputihan dan cenderung menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Sementara itu, bintik-bintik pada cacar air berwarna merah muda atau kemerahan dan hanya menyebar pada bagian tubuh tertentu. Oleh karena itu, jika muncul ruam gatal di kulit anak, segera bawa si kecil ke dokter untuk memastikan gejala dari penyakit apa.
Jika ruam gatal dan bintik-bintik tersebut merupakan gejala cacar monyet, dokter umumnya akan menyarankan anak untuk melakukan isolasi di rumah sakit. Pasalnya, pasien anak-anak perlu mendapatkan pantauan secara ketat sampai mereka pulih. Menurut WHO, pasien cacar monyet perlu melakukan isolasi setidaknya 2 – 3 minggu, tergantung pada gejala atau keparahan yang dialami.
Namun, jika dokter mengizinkan anak untuk isolasi mandiri di rumah, berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua dalam merawat anak.
- Menyediakan apa yang dibutuhkan anak dengan sebisa mungkin tidak melakukan kontak fisik
- Mengisolasi anak di kamarnya atau ruangan tersendiri, serta menggunakan kamar mandi yang berbeda.
- Pastikan kamar atau ruangan isolasi tersebut memiliki ventilasi atau jendela yang dapat dibuka
- Ajari anak untuk menutup bintik-bintiknya dengan jaket atau baju lengan panjang jika Anda akan masuk ke kamarnya untuk memberikan sesuatu.
- Tidak berbagi atau menggunakan barang yang sama dengan anggota keluarga lain di rumah.
- Memakai masker saat akan masuk kamar anak.
- Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer setelah merawat anak.
- Jika akan mencuci baju atau seprai anak, pastikan Anda memasukkannya ke kantong terpisah dan cuci dengan air panas untuk membunuh virus.
- Disinfeksi barang-barang yang baru dipakai anak.
- Jaga jarak minimal 1 meter dari anak.