Anak Lagi Emosi atau Marah? Coba Ajak Latihan Pernapasan, Moms!

22 Februari 2025 15:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak marah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak marah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Latihan pernapasan merupakan salah satu cara untuk mengendalikan emosi atau kemarahan yang sedang dirasakan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Menerapkan teknik pernapasan juga bisa membantu si kecil mengomunikasikan perasaan mereka dengan lebih jelas, setelah ia berhasil mengeluarkan emosi maupun stresnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Better Help, penelitian menunjukkan latihan pernapasan bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik. Bila diajarkan sejak dini, maka bukan tidak mungkin ia akan meraih keberhasilan dalam jangka panjang, lho!
Beberapa manfaat lain melatih teknik pernapasan pada anak, yaitu:
1. Mengelola Kemarahan
Anak-anak dapat belajar mengatur emosi mereka sebelum meningkat, sehingga bisa memasuki kondisi tenang dengan lebih cepat.
2. Manajemen Stres
Belajar mengelola stres merupakan keterampilan yang berharga bagi anak-anak. Seperti orang dewasa, anak dan remaja pun bisa menghadapi situasi yang sama. Dan latihan pernapasan dalam memberi anak-anak rasa kendali saat mereka merasa kewalahan.
3. Meredakan Kecemasan
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan pernapasan dapat membantu mereka menghadapi gejala kecemasan. Saat anak merasakan cemas, ajarkan untuk fokus pada napas dalam sehingga menurunkan detak jantung mereka, meredakan ketegangan dada, dan memiliki efek menenangkan. Begitu juga, cara ini membantu si kecil menghadapi serangan panik saat berada di depan umum.
Ilustrasi anak menangis. Foto: MIA Studio/Shutterstock
4. Peningkatan Kualitas Tidur
ADVERTISEMENT
Dengan bernapas yang rileks, Anda pun sebagai orang dewasa akan menyadari bisa membuat tubuh lebih tenang. Dan efek positifya adalah membuat tidur Anda maupun anak lebih sehat dan nyenyak. Jadi, sebelum tidur, ajaklah anak untuk melakukan latihan pernapasan sebagai bentuk meditasi, yang membantu mereka lebih tenang. Cara ini pun bisa dilakukan pada anak-anak yang memiliki kecenderungan hiperaktif atau sering mengalami insomnia.
5. Kesehatan Fisik Lebih Baik
Bernapas juga sangat mendukung kesehatan fisik, dengan meningkatkan tekanan darah maupun kekuatan otot pernapasan. Selain itu, latihan pernapasan dalam dapat meningkatkan aliran oksigen dala tubuh dan otak, mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, dan meningkatkan rasa perhatian pada anak-anak.
Nah Moms, ada banyak sekali latihan pernapasan untuk anak-anak. Salah satunya adalah finger breathing. Menurut positive discipline parent & classroom educator, Damar Wijayanti, finger breathing merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk meredakan kecemasan, stres, emosi negatif, maupun amarah dalam diri anak.
ADVERTISEMENT
Cara melakukan finger breathing adalah dengan meregangkan jemari di salah satu tangan, sehingga ada jarak di antaranya. Kemudian, gerakkan telunjuk jari di tangan satunya dengan menyusuri ibu jari. Tarik napas ketika telunjuk bergerak naik, dan buanglah napas ketika telunjuk bergerak turun. Simpel bukan, Moms?

Anak Tidak Mau Diajak 'Bernapas', Bagaimana Menghadapinya?

Lantas, bagaimana caranya kalau anak lagi emosi dan tidak bisa diajak bernapas? Ternyata, diri kita sebagai orang tua yang harus tenang dan mengendalikan emosi dulu, Moms.
"Orang tua PR-nya menjadi pendamping yang tenang dulu, karena ketika anak emosi kelelahan ada bagian otak tertentu yang tidak bisa bekerja," ujar Damar dalam webinar yang digelar Green Montesorri School, Jumat (21/2).
Ilustrasi ibu memeluk anak. Foto: Shutterstock
Kemudian, Damar memberikan tips bagi orang tua untuk membantu anak yang sedang emosi:
ADVERTISEMENT
1. Kelola Emosi
Mendampingi anak ketika melalui situasi sulit tidaklah mudah. Sehingga, bernapas untuk Anda sendiri dulu, dan ingatkan diri sendiri bahwa bisa mengatasi masalah ini.
2. Beri Ruang
Berikan ruang kepada anak untuk meluapkan emosi dan amarahnya, tetapi pastikan lingkungan di sekitar kondusif dan menenangkan bagi si kecil.
3. Dekati Anak Perlahan
Setelah anak terlihat mulai tenang, dekati anak dengan jarak atau ruang yang nyaman juga baginya. Dekati anak perlahan, namun jika ia terlihat keberatan maka pastikan Anda tetap berada di sekitarnya.
4. Contohkan Deep Breathing
Saat berbagi ruang dengan anak, tunjukkan bagaimana caranya bernapas dalam-dalam. Lakukan cara tersebut, meski tidak perlu banyak kata-kata yang perlu diucapkan.
Bila anak sudah lebih besar dan bisa berkomunikasi lebih banyak dengan Anda, maka cobalah untuk memvalidasi perasaannya. Mintalah anak untuk menceritakan apa yang terjadi atau dirasakan. Meskipun beberapa alasan anak tidak Anda setujui, tetapi tahan diri terlebih dahulu agar memberi anak ruang mengelola emosinya.
ADVERTISEMENT
"Saat anak mengalami emosi yang intens dan kuat, mungkin anak akan mengatakan hal-hal yang kurang menyenangkan. Tahan keinginan untuk meralat atau pun menjadi tersinggung dengan perkataan anak," tutur Damar.
Setelah anak sudah mulai tenang, Anda pun bisa memberi dukungan baginya dan beri tahu bahwa akan selalu berada di dekatnya. Kemudian, Anda bisa mengajak si kecil berdiskusi untuk menghasilkan solusi, bila memang ada hal yang perlu diselesaikan. Atau bisa juga alihkan anak ke aktivitas lain yang bisa menenangkannya, Moms.